Pertanyaan “Kapan nikah?” pasti sering muncul ketika bertemu dengan keluarga besar atau teman lama, salah satunya pada momen kumpul keluarga atau reuni sekolah.
Pertanyaan ini sering menjadi m0mok bagi sebagian orang terutama kaum hawa. Dapat memicu munculnya rasa cemas dan stres dalam lingkungan sosial atau pergaulan. Tak terkecuali bagi seorang wanita berusia tiga puluh tahun bernama Yumna Salsabila.
Terlebih ibunya menuntut Yumna untuk segera menikah. Dikarenakan Salwa, adik Yumna, juga berencana menikah dengan kekasihnya.
Hidup Yumna mendadak jungkir balik saat kedatangan mantan playboy kelas kakap bukan kelas bulu, bernama Alden Pratama Bentley. Lelaki blasteran yang satu ini telah jatuh hati pada Yumna sejak pertama kali mereka berjumpa. Sementara Yumna belum bisa dengan cepat naik pelaminan bersama Alden karena ada bias di masa lalu yang ia pendam.
Bagaimana jungkir balik cinta Yumna ? Simak kisah mereka💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Kado Ulang Tahun (Spesial)
Hari ini tepat setahun Yumna dan Alden dalam kondisi status yang masih bertunangan. Saat ini keduanya berada di Jogjakarta untuk merayakan ulang tahun Yumna yang ke-31 tahun.
Alden telah menyiapkan makan malam romantis untuk Yumna. Keduanya memutuskan melakukan privat dinner di dalam kamar hotel berbintang yang sekaligus menjadi tempat tinggal Alden selama di Jogjakarta.
"Happy Birthday, Yank. Semoga Ayank makin sayang sama aku, makin sukses dan makin berisi. Hehe..."
"Apaan sih! Abis romantis, mendadak ku_mat," ledek Yumna seraya terkekeh sendiri.
"Aku lebih suka calon istriku berisi daripada kurus kering kayak orang kurang gizi mirip triplek. Kalau berisi kan enak pas dipegang-pegang. Jadi terasa kenyal-kenyal empuk seperti jelly. Haha..." ujar Alden seraya tertawa terbahak-bahak.
"Terserah kamu. Kalau didebat nanti malah enggak kelar-kelar," ucap Yumna.
"Ayo potong kuenya terus suapin aku," pinta Alden dengan nada manja.
"Iya," jawab Yumna.
Akhirnya setelah make a wish dan acara tiup lilin, sampailah kue ulang tahun tersebut dipotong oleh Yumna. Di mana potongan tersebut diberikan untuk Alden.
"Makasih sudah sabar dan bertahan sejauh ini denganku. Makasih juga atas acara malam ini yang sangat romantis. Ini pertama kalinya ulang tahunku dirayakan seperti ini. Pasti uangmu banyak keluar demi acara ulang tahunku di sini," ucap Yumna seraya menyerahkan potongan kue ulang tahunnya pada Alden.
Hap...
Satu suapan kue ulang tahun diberikan oleh Yumna pada Alden. Lelaki itu sungguh bahagia sekali malam ini.
"Kan acara ulang tahun bukan setiap hari, Yank. Sesekali perlu kasih reward pada diri sendiri maupun pasangan. Enggak apa-apa kan,"
"Iya, tapi jangan keseringan. Jangan lupa uangnya ditabung buat masa depan kita nanti,"
"Tabungan itu sudah pasti. Ayank tenang saja, tabungan masa depan untukmu dan calon anak-anak kita nanti sudah aman terkendali."
Lalu Alden menyerahkan sebuah kado berupa kalung emas bertuliskan inisial huruf mereka berdua yakni A dan Y. Artinya Alden dan Yumna. Alden pun memasangkan kado tersebut ke leher Yumna.
"Beautiful," puji Alden.
"Cantikan mana, aku sama mantan-mantanmu dulu?" tanya Yumna secara tiba-tiba.
"So pasti kamu lah, Yank. Kan yang serius dan cinta cuma sama kamu. Yang lain cuma numpang masuk doang," jawab Alden ceplas-ceplos.
"Dasar playboy tukang col0kan!" geram Yumna.
Alden pun tertawa renyah melihat Yumna yang begitu gemas dengannya.
"C0lok sana-c0lok sini. Awas kalau nanti kita sudah menikah, terus kamu sampai selingkuh di belakangku. Tak be_jek-be_jek baz0okamu sampai penyet kayak tempe penyet!" ancam Yumna.
"Yang namanya selingkuh selalu di belakang, Neng. Bukannya di depan. Memangnya mau pendaftaran, pakai di depan segala. Kalah dong sama motor Yamehe yang slogannya selalu terdepan," cibir Alden. "Satu saja belum dicicipin, apalagi selingkuh. Enggak lah, Yank. Kata orang-orang, satu istri di rumah saja enggak habis-habis rasa manisnya di atas ranjang. Enggak mungkin aku selingkuh. Lebih baik kek3epin istri sendiri di rumah sampai lemes-lemes nikmat daripada istri tetangga. Jangan ya dek ya," sambungnya.
"Bagus deh kalau gitu. Oh ya, di hari ulang tahunku kali ini, ada sesuatu buatmu." Yumna pun mendadak tersenyum.
"Wow, aku dapat kado juga. Asyiiikkkk..." ucap Alden seraya tertawa bahagia.
Yumna pun membuka tas miliknya dan mengeluarkan sebuah kotak persegi panjang ukuran sedang pada Alden.
"Apa ini, Yank?"
"B0m," jawab Yumna asal ceplos seraya tertawa kecil.
"Masa b0m? Suka ngadi-ngadi deh, Ayank. Nanti aku cium loh," canda Alden.
"Buka saja," pinta Yumna.
"Kok aku jadi takut ya, Yank."
"Cepetan buka, sebelum kadaluwarsa!" ancam Yumna dengan gemas pada Alden.
Akhirnya perlahan tapi pasti, Alden membuka kado dari Yumna tersebut.
Deg...
Alden pun mendadak terdiam dan terpaku melihat isi kadonya. Tak berselang lama, senyuman lebar seketika terpancar jelas di raut wajah Alden saat dirinya usai mengeluarkan kado tersebut dari kotaknya dan membacanya dengan seksama.
"Apa bener ini, Yank?"
"Iya, bener."
"Aku enggak mimpi kan?" Alden masih tak percaya.
"Enggak,"
"Cium dong buat buktikan kalau aku enggak mimpi," pinta Alden mulai aneh-aneh alias ngelunjak.
"Auch..." Alden tiba-tiba justru menjerit akibat cubitan panas dari Yumna yang mendadak singgah di tangannya.
"Nah, bukan mimpi kan. Sudah percaya?"
"Tega kamu, Yank. Minta cium eh malah dicubit," ujar Alden setengah merajuk.
"Masih mending aku cubit daripada aku lempar dirimu dari balkon kamar ini. Jatuh jadi remp3yek dan tinggal nama doang. Mau?"
"Ogah. Aku masih pengin k3kepin Ayank pas malam pertama nanti setelah kita menikah. Rasanya pasti nano-nano," jawab Alden.
"Nah itu sudah aku kabulkan permulaannya,"
"Jadi beneran ini, kita fix nikah dua bulan lagi?"
"Iya, aku sudah b0oking waktu untuk bertemu dengan pihak W O. Kita bisa diskusikan konsep acara pernikahan kita, biaya dan sebagainya dengan mereka."
"Aku ikut kamu saja, Yank. Terserah kamu. Soal dana pernikahan, nanti aku transfer ke kamu. Jadi urusan sama W O, cukup kamu saja. Kalau sudah fitting baju dan sisanya, baru aku temenin."
"Kok gitu? Takutnya nanti konsepku atau warna baju dan tema yang aku pilih, enggak sesuai seleramu."
"Aku pasti suka kok. Apapun pilihan Ayank, aku pasti suka dan terima. Aku enggak mau terlalu ikut campur urusan seperti itu dengan pihak wanita. Yang aku tahu di luar sana, dominan pernikahan bisa batal hanya gara-gara calon pengantin bertengkar karena perbedaan konsep pernikahan, selera warna baju pengantin, venue acara dan sebagainya terkait prin*tilan-prin*tilan itu. Dan aku enggak mau hal itu terjadi pada kita,"
"Yakin?"
"Sangat yakin. Yang penting bisa nikah sama kamu, aku sudah bahagia kok. Sisanya serahkan pada Tuhan," jawab Alden.
Ya, Yumna menyerahkan sebuah kado pada Alden yakni undangan pernikahan. Dimana dalam undangan tersebut tertera nama lengkap Alden dan Yumna sebagai calon pengantin.
Bulan dan tahun pernikahan juga tertera jelas yakni sekitar dua bulan lagi. Hanya tanggal pernikahan serta venue acara berlangsung yang masih dikosongi karena belum mereka tentukan atau diskusikan.
"Asyik..." Alden mendadak berdiri dan berteriak bahagia. "Akhirnya aku kawin sama Yumna!"
"Bukan kawin tapi nikah," ucap Yumna yang berusaha meralat perkataan Alden barusan.
Yumna pun tersenyum lucu melihat tingkah Alden yang kini tengah berdiri dan jing*krak-jing*krak mirip orang menang undian.
"Horeee..."
Alden pun tiba-tiba mengangkat tubuh Yumna yang tengah duduk. Lalu ia gendong ala bridal style sambil berputar-putar. Seketika tanpa sengaja kaki Alden terantuk bagian tepi ranjang lalu hilang keseimbangan.
BUGH...
Alhasil tubuh keduanya terjatuh dan tak sengaja dalam posisi saling menindih di atas ranjang. Yumna berada di bawah tubuh Alden.
Deg...
Bersambung...
🍁🍁🍁