Aurora Steffani Leandra, gadis polos berusia 18 tahun yang dalam sekejap nasibnya berubah.
Setelah kedua orang tuanya meninggal, tiba-tiba Aurora dikejutkan dengan sebuah kenyataan bahwa dirinya harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Siapakah pria yang akan menikah dengan Aurora?.
Dan kenapa Aurora harus menikah dengan pria tersebut?.
Jangan lupa ikuti terus kelanjutan ceritanya ya🤗🤗🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Aurora sudah bangun. Sejak kepergian kedua orang tuanya, Aurora membiasakan diri untuk bangun pagi.
Aurora juga sudah memakai seragam sekolahnya. Karena hari ini dirinya sudah mulai masuk sekolah lagi.
Sekarang dirinya sudah harus belajar mandiri, dia sudah tidak bisa bergantung pada orang tuanya lagi. Apalagi sekarang dirinya bekerja bekerja pada seseorang dan tinggal di tempat yang baru.
Jadi dia harus mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru.
"Apa yang harus aku lakukan ya, apa aku harus menyiapkan keperluan tuan Edgar. Tapi masa pagi-pagi begini aku harus masuk ke kamar tuan Edgar".
"Bagaimana kalau dia belum bangun, terus malah terganggu dengan kedatanganku ke kamarnya".
"Tapi kan sesuai perjanjian kemarin, aku harus mengurus tuan Edgar kan" gumam Aurora.
Setelah berfikir, akhirnya Aurora memutuskan untuk menuju kamar Edgar. Untuk melihat apakah sang tuan sudah bangun atau belum.
Dengan perlahan, akhirnya Aurora sampai didepan kamar Edgar. Saat akan membuka pintu, ternyata kamar tersebut masih terkunci.
"Loh dikunci, terus gimana aku bisa masuk ke kamarnya. Apa aku minta kunci pada bi Sumi aja ya".
"Tapi sekarang pasti bi Sumi sedang sibuk, aku takut mengganggu waktunya" gumam Aurora.
Saat sedang bingung dengan apa yang harus dia lakukan, tiba-tiba Nisa yang sedang bersih-bersih melihat Aurora yang sedang berjalan mondar mandir didepan kamar tuan Edgar.
"Loh Aurora, kenapa kamu ada disini?" tanya Nisa.
"Ehh Nisa, ini aku mau masuk kedalam kamar tuan Edgar. Tapi pintunya dikunci, terus aku gak punya kuncinya. Mau meminta pada bi Sumi aku takut" ucap Aurora.
"Kamu mau apa masuk ke dalam kamar tuan Edgar, kalau dia memarahimu bagaimana" ucap Nisa.
"Tapi bagaimana lagi Nis, ini sudah tugasku" ucap Aurora.
"Maksudnya?" tanya Nisa.
"Iya, kemarin tuan Edgar bilang kalau tugasku disini untuk mengurus semua kebutuhannya. Jadi setiap pagi sebelum berangkat ke sekolah aku harus menyiapkan semua pakaian dan mengurus sarapannya".
"Tapi sekarang lihatlah, bagaimana aku bisa melakukan semua itu jika pintunya masih terkunci seperti ini" ucap Aurora.
"Astaga, jadi kamu seperti asisten pribadinya. Ya ampun, ini pertama kalinya tuan Edgar mau memperkejakan seorang wanita disisinya".
"Soalnya biasanya dia sangat anti dengan perempuan. Sejak dulu, orang-orang yang berada di sekitarnya harus laki-laki".
"Di mansion ini saja ada maid perempuan, tapi itupun sedikit dan sudah berumur" ucap Nisa.
"Benarkah?".
"Pantas saja sejak kemarin aku jarang melihat maid wanita, jadi ini alasannya" ucap Aurora.
"Oh iya, aku lupa bilang pintu kamar tuan Edgar menggunakan pin atau sidik jari untuk membukanya".
"Jadi hanya tuan Edgar dan tuan Max lah yang bisa masuk kedalam kamar ini. Karena hanya mereka berdua yang tahu pin nya" ucap Nisa.
"Wahh canggih ya, aku hanya tahu pintu bisa di buka dengan kunci saja. Ternyata ada pintu seperti itu juga ya" ucap Aurora.
"Iya, di mansion ini semua barang-barangnya sangat modern. Karena itu juga saat aku bekerja harus sangat hati-hati".
"Jangan sampai memecahkan atau merusak barang disini. Karena itu sangat mahal" ucap Nisa.
"Itu artinya aku juga harus berhati-hati, jangan sampai aku melakukan kesalahan. Bisa-bisa bukannya bekerja untuk membayar hutang yang ada malah menambah hutang karena merusak barang disini" batin Aurora.
"Oh iya, kalau hanya tuan Edgar dan kak Max yang bisa masuk berarti selama ini kamar ini tidak pernah di bersihkan dong" ucap Aurora.
"Kamar ini dibersihkan oleh bi Sumi. Tapi itupun sangat jarang, karena tuan Edgar jarang tidur di mansion ini" ucap Nisa.
Saat Aurora dan Nisa sedang membicarakan tentang Edgar. Tiba-tiba saja dibelakang mereka sudah berdiri Edgar bersama dengan Max.
"Ekhemm.....".
"Sedang apa kalian berdiri didepan kamarku" ucap Edgar.
"Astaga tuan" ucap Nisa yang terkejut melihat keberadaan Edgar dibelakangnya.
"I-ini tuan......".
Nisa langsung merasa sangat gugup sekaligus takut. Dia sampai susah untuk berbicara saking takutnya.
Melihat Nisa yang sangat takut, akhirnya Aurora yang menjawab.
"Aku sedang bertanya pada Nisa bagaimana cara membuka pintu kamar anda tuan".
"Kemarin tuan kan bilang untuk mengurus semua kebutuhan tuan, jadi sekarang aku mau menyiapkan baju, tapi kamar tuan masih dikunci. Karena itu aku masih berdiri disini" ucap Aurora.
Edgar langsung menarik tangan Aurora. Dia ingin mendaftarkan sidik jari Aurora agar dia bisa membuka pintu kamarnya.
Selain itu juga Edgar memberitahukan sandi kamarnya.
Sedangkan Nisa sendiri langsung pergi melanjutkan pekerjaannya setelah Max memerintahkannya.
Setelah masuk ke dalam kamar Edgar, Aurora langsung menyiapkan keperluan Edgar.
Sedangkan Edgar sendiri masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Semuanya udah siap, sekarang aku tinggal menyiapkan sarapan untuk tuan Edgar. Setelah itu baru aku bisa berangkat ke sekolah" gumam Aurora.
Aurora langsung keluar dari kamar Edgar menuju ruang makan. Dia akan melihat apakah makanannya sudah siap atau belum.
"Selamat pagi bi" sapa Aurora.
"Selamat pagi" jawab bi Sumi.
"Oh iya bi, apa makanan untuk sarapan udah siap semua?" tanya Ara.
"Setiap pagi, tuan Edgar tidak pernah sarapan. Dia hanya minum kopi saja" ucap Bi Sumi.
"Kok gitu, kalau hanya minum kopi dia bisa sakit dong" ucap Aurora.
"Tuan sudah terbiasa seperti itu, jadi tidak akan jatuh sakit" ucap Bi Sumi.
"Emm baiklah, aku akan merubah kebiasaan tuan" gumam Aurora.
"Tunggu, kamu mau apa?" tanya Bi Sumi.
"Aku mau menyiapkan sarapan untuk tuan Edgar. Kalau dibiasakan sarapan hanya minum kopi itu tidak akan baik untuk kesehatan tuan".
"Aku akan membuatkan nasi goreng, tunggu sebentar ya" ucap Aurora yang langsung masuk ke dapur.
"Sebaiknya jangan, tuan tidak suka jika ada makanan di meja makan saat sarapan. Dia bisa marah nanti" ucap Bi Sumi yang sudah tahu sifat Edgar.
"Tidak akan, bibi tenang saja. Aku yang akan berbicara pada tuan nanti" ucap Aurora.
"Astaga gadis ini, bagaimana kalau tuan marah" gumam bi Sumi.
Aurora langsung memasak nasi goreng yang biasanya orang tuanya buat. Walaupun rasanya pasti tidak sama, tapi dia akan berusaha membuatnya dengan baik.
Sedangkan Edgar yang sudah selesai membersihkan diri langsung keluar dari kamarnya.
Saat masuk ke ruang khusus pakaian dia melihat ada satu stel pakaian yang sudah disiapkan untuknya.
Langsung saja Edgar memakainya, saat melihat pakaian yang Aurora siapkan Edgar langsung tersenyum.
"Tidak buruk, ternyata dia tahu fashion juga" gumam Edgar.
Selesai memakai pakaian, Edgar sengaja tidak memakai dasinya karena dia ingin Aurora yang memakaikannya.
"Dimana gadis itu" gumam Edgar yang tidak melihat keberadaan Aurora.