NovelToon NovelToon
CINTA DI LUAR NASKAH

CINTA DI LUAR NASKAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Enemy to Lovers / Slice of Life / Kekasih misterius
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Agura Senja

Alexa Beverly sangat terkenal dengan julukan Aktris Figuran. Dia memerankan karakter tambahan hampir di setiap serial televisi, bahkan sudah tidak terhitung berapa kali Alexa hanya muncul di layar sebagai orang yang ditanyai arah jalan.

Peran figurannya membawa wanita itu bertemu aktor papan atas, Raymond Devano yang baru saja meraih gelar sebagai Pria Terseksi di Dunia menurut sebuah majalah terkenal. Alexa tidak menyukai aktor tampan yang terkenal dengan sikap ramah dan baik hati itu dengan alasan Raymond merebut gelar milik idolanya.

Sayangnya, Alexa tidak sengaja mengetahui rahasia paling gelap seorang pewaris perusahaan raksasa Apistle Group yang bersembunyi dibalik nama Raymond Devano sambil mengenakan topeng dan sayap malaikat. Lebih gilanya lagi, pemuda dengan tatapan kejam dan dingin itu mengklaim bahwa Alexa adalah miliknya.

Bagaimana Alexa bisa lepas dari kungkungan iblis berkedok malaikat yang terobsesi padanya?


Gambar cover : made by AI (Bing)
Desain : Canva Pro

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agura Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hingga Badai Mereda

Pantai yang dikunjungi Alena dan Alexa masih terlihat tenang seperti biasa. Itu adalah tempat yang indah, belum banyak orang yang berkunjung sehingga suasananya cocok untuk dijadikan tempat menenangkan pikiran.

Alexa memarkirkan mobilnya tidak jauh dari bibir pantai. Kedua wanita bersurai panjang itu duduk di atas kap mobil dan menikmati angin yang berhembus.

"Menurutmu berapa lama media akan melupakan skandal hubunganmu dan Raymond?" Alena iseng bertanya, kedua lututnya ditekuk hingga wanita itu bisa meletakkan dagunya di sana.

Alexa menarik napas panjang, "Mungkin satu atau dua bulan," ucapnya sembari memejamkan mata, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

"Selama waktu itu apa yang akan kau lakukan? Aku sudah membatalkan seluruh jadwalmu hingga tiga bulan ke depan." Alena memberi informasi yang belum sempat ia sampaikan.

"Aku harus menyelesaikan desain untuk cover MagZine, juga membantu Mama mempersiapkan Magnofy's Fashion of The Year. Sepertinya skandal ini membuatku mau tidak mau menjadi anak baik."

Alena terkekeh pelan mendengar kalimat wanita di sampingnya. "Aku akan menyemangatimu," ucapnya sembari tertawa. "Jadi, sudah memutuskan tanggal perilisan MagZine?"

Alexa membuka kedua matanya, menatap hamparan biru di hadapannya dengan perasaan jauh lebih lebih tenang dari pagi tadi. "Aku dan Mama belum sempat membicarakannya, tapi jelas majalahnya harus terbit sebelum Magnofy's Fashion of The Year agar bisa turut dibagikan ke orang-orang yang hadir."

"Beberapa bulan ke depan kau akan sangat sibuk berarti. Yah ... hitung-hitung hiatus sementara dari layar kaca selama menyiapkan kebun berlian."

Pilihan kalimat Alena membuat Alexa mengerutkan kening, menoleh pada wanita yang entah sejak kapan menggenggam kedua tangan di depan dada sambil memejamkan mata. "Semoga kebun berlian Alexa bisa dipanen tepat waktu," ucapnya.

Alexa mengerutkan kening. "Kenapa kebun berlian?"

Alena mengendikkan bahu. "MagZine dan acara tahunan Magnofy itu kan pasti akan menghasilkan banyak uang, jadi aku menyebutnya kebun berlian. Sebenarnya aku ingin menyebutnya lautan berlian, tapi kau tidak bisa berenang, aku tidak bisa membayangkan kau tenggelam bersama berlian yang perlahan menghilang ke dalam air."

Alexa hanya bisa terkekeh mendengar kata-kata aneh yang biasa Alena lontarkan saat kepalanya sedang bermasalah.

"Syukurlah kita ke sini, suasananya cerah dan isi kepalamu bisa segera dibersihkan dari polusi." Alexa tersenyum menatap laut dan langit yang tampak menakjubkan.

Alena mengangguk setuju. Kepalanya juga terasa sedikit lebih ringan sejak melihat ombak yang saling berkejaran.

"Kita juga bisa melatih jantung agar tidak langsung jatuh saat berhadapan dengan Papa, Mama dan Bibi Valisha nanti." Alena yang masih mengingat bagaimana Vincent dan Serra menceramahinya karena gagal menjaga Alexa menghela napas lelah. Hanya dengan membayangkan akan menerima ceramah tambahan membuatnya tidak mau pulang.

Alexa yang mengingat tentang keluarganya juga menghela napas berat. "Mereka akan komplain karena pasti banyak orang yang menelepon dan menanyakan kebenaran dari foto yang kuunggah. Yah ... mau bagaimana lagi saat itu adalah satu-satunya cara memanaskan media agar beralih dari skandalku dan si sok tampan."

Alena mendengkus mendengar bagaimana Alexa masih tidak mau menyebut nama Raymond tanpa alasan formal.

Dua wanita itu menikmati pemandangan biru dari laut dan langit yang terbentang dalam diam, menikmati semilir yang menerbangkan anak rambut mereka, mengabaikan ponsel yang berteriak dari dalam mobil.

Alena dan Alexa memang sengaja meninggalkan ponsel di dalam mobil, tahu bahwa mereka akan diteror, entah oleh keluarga sendiri atau orang-orang dari media.

Kedua wanita itu memutuskan untuk pulang dua jam setelahnya, cukup puas dengan waktu yang mereka miliki untuk menenangkan diri.

Dan tepat seperti dugaan mereka sebelumnya, Alena dan Alexa disambut oleh kerutan kening Vincent begitu memasuki ruang keluarga di kediaman utama.

Melihat bagaimana Serra dan Valisha juga ada di sana, memasang senyum anggun yang terasa menakutkan, membuat dua wanita itu yakin bahwa ceramah yang akan mereka dengar akan lebih panjang dari rel kereta api.

"Kalian datang di saat yang tepat," ucap Serra lembut, memberi isyarat pada dua anak gadisnya yang masih berdiri mematung untuk segera duduk.

Seperti sebuah kebiasaan, Alena dan Alexa langsung duduk di sebuah sofa panjang setelah saling menyikut dan memberi tanda.

"Jadi, ada yang bisa jelaskan kenapa keributan yang terjadi semakin banyak dan melebar ke mana-mana?" Vincent bertanya, menatap datar dua wanitanya yang mengerucutkan bibir.

Vincent tahu sesuatu telah terjadi sehingga Alexa memutuskan untuk mengungkap identitasnya sendiri. Vincent cukup yakin alasannya bukan semata karena komentar negatif yang Alexa terima. Semua orang yang mengenal Alexa sejak lama pasti tahu bahwa wanita itu tidak peduli pada komentar siapa pun terhadap hidupnya.

"Jangan hanya diam dan memasang wajah sok imut begitu!" ujar Valisha dengan kening berkerut. "Kau bilang tidak mau identitasmu sebagai putri dari Waxton Group terungkap ke publik, kan? Tapi, kenapa yang terjadi sekarang malah sebaliknya?"

Alexa menggaruk kepala yang tidak gatal, sedikit meringis saat satu per satu kejadian sejak pagi ini tumpang tindih di kepalanya. Ia jelas bertindak tidak seperti dirinya hari ini. Alexa tidak bisa mengatakan bahwa ia cemburu dan iri pada keluarga yang dicintai Edgar hingga tanpa pikir panjang langsung mengungkap identitasnya ke publik.

Mengalihkan perhatian media sekaligus mendapat perhatian dari Edgar adalah tujuan utama wanita itu mengunggah foto keluarganya. Tapi, jelas sekali Alexa tidak bisa mengatakan pada keluarganya tentang Edgar.

"Setelah kupikir-pikir, lebih baik mengalihkan perhatian media pada berita yang lebih besar dari sekedar skandal percintaan antara aku dan Tuan Raymond." Alexa menatap satu per satu anggota keluarganya, "Apa aku tidak diizinkan mengaku sebagai putri keluarga ini?" tanyanya cemas.

Helaan napas berat terdengar di seluruh ruangan, tidak hanya berasal dari Vincent, Serra dan Valisha, melainkan para pelayan yang berdiri di sudut ruangan juga ikut menghela napas.

"Tidak ada yang melarangmu untuk mengungkapkan pada dunia tentang keluargamu sendiri," ucap Vincent, keningnya berkerut jengkel saat ponselnya di atas meja berdering.

Alena dan Alexa menaikkan sebelah alis melihat kekesalan di mata Vincent yang terlalu jelas. Sebenarnya siapa yang menelepon sampai Vincent memiliki ekspresi seperti itu?

"Coba kau lihat bagaimana ponselku sibuk sejak tadi, Alexa. Orang-orang terus saja menelepon dan menanyakan kebenaran. Kalau kau ingin mengungkapkan identitas pada dunia, harusnya kita lalukan melalui konferensi pers sehingga aku tidak perlu diteror begini. Bukan hanya aku, tapi Serra dan Valisha juga menerimanya."

Keluhan yang dilontar Vincent membuat Alena dan Alexa tersenyum kikuk.

"Kami juga mendapat banyak telepon dan pesan, kok, Paman! Untuk sekarang abaikan saja semuanya, nanti mereka lelah sendiri." Alexa memberi solusi sembari memasang senyum manis.

"Sampai kapan?" Valisha menghela napas sambil menunjukkan layar ponselnya yang memperlihatkan daftar panggilan tidak terjawab.

"Hingga badai mereda," ucap Alena dan Alexa bersamaan. Dua wanita itu sedikit terkejut saat mengatakan kalimat itu bersamaan sebelum saling tertawa.

Yang tidak diketahui Alena dan Alexa adalah badai tidak akan mereda dalam waktu dekat.

1
Bunda Ayzi
Aku menunggumu🥰
Bunda Ayzi
Karena Raymond ingin menganggap Alexa sbg kekasih
aca
msih teka teki hadeh lama amat Kebongkar
candriani imerelda
menarik
Bunda Ayzi
Seneng bgt kalo baca novel yg ceritanya bagus ditambah bahasa dan tulisannya rapi🥰
Ariyanti
bagus ceritanya semangat y ka..ngg sabar denger penjelasan persi daddy elgar
Agura Senja: Terima kasih sudah mampir ya~ 🫶💓
total 1 replies
Ariyanti
lanjut ya ka
aca
lanjut
Siti Nina
oke
aca
lanjut donk
aca
hadeh np valisa g jujur aja
Siti Nina
Satu kata menarik ceritanya,,,👍
Anawahyu Fajrin
aku tunggu selanjutnya ya,,, up yg banyak ya Thor😍😍
candriani imerelda: ayo semangat thorrr
Agura Senja: Akan up setiap hari ya~~ terima kasih sudah membaca 😍
total 2 replies
Anawahyu Fajrin
Raymond luar biasaaaaa
Anawahyu Fajrin
jangan bilang....
Anawahyu Fajrin
ceritanya bagus banget Thor,,bikin nagih
Agura Senja: Makasih sudah mampir dan kenalan dengan Alexa~ 🫶
total 1 replies
Lestari Andrian
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!