Pernikahan yang di awali dengan perjodohan memang tidak banyak yang endingnya bahagia. Hal ini yang di alami oleh Nur Azizah, bahkan di usia nya yang baru menginjak usia ke 25 tahun dia harus menjadi seorang single parent alias janda.
"Maaf Zah.." ucap Raka Abdillah yang tak lain adalah suami dari Azizah.
"Kenapa kamu tega sekali melakukan ini pada ku Mas.."
Bagaimana kehidupan Azizah setelah di ceraikan oleh suami nya, dan fakta apa saja yang Azizah ketahui tentang suami nya selama ini? Ikuti terus karya terbaru author ya Readers...jangan lupa dukungannya selalu 🥰☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ny.Irawana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10 Murahan teriak Murahan
Mata Rania langsung melirik tajam ke arah Raka ketika laki - laki itu sedikit membentaknya tadi. "Kamu membentakku mas, demi wanita itu!" ucap Rania dengan mata yang berkaca-kaca. Entah itu di buat - buat atau asli tidak ada yang tahu.
Raka memejamkan mata nya, tadi dia memang kelepasan sampai membentak Rania. Karena Raka merasa jika apa yang Rania katakan pada Azizah keterlaluan.
"Maaf sayang....mas tadi kelepasan. Mas hanya tidak mau kamu menjadi wanita yang kasar saja pada orang lain. Hanya itu maksud mas."
"Beneran itu alasan nya? Bukan karna mas belain wanita itu?"
Raka mengangguk sambil tersenyum manis, tak lupa tangan kanan nya mengusap lembut kepala sang istri.
Azizah melengos begitu saja melihat adegan mesra pasangan yang tidak punya perasaan itu. Kepala nya yang sejak tadi sudah berdenyut nyeri, ini tambah nyeri lagi setelah berhadapan dengan mantan suami nya. Jujur saat ini dia sangat muak dengan kedua nya.
Damar yang mengerti dengan kondisi itu, langsung mengajak Azizah pergi dari tempat itu. "Ayo mba kita pulang sekarang, karena Mba Zizah perlu istirahat supaya cepat pulih."
Tanpa harus di beritahu Damar sudah mengerti jika laki - laki yang berada di depan nya itu pasti mantan suami Azizah dan istri baru nya. Perihal ada masalah apa antara ke tiga nya, Damar memilih untuk tidak ikut campur sekarang ini. Cukup tahu saja jika ketiga nya jelas dalam hubungan yang tidak baik - baik saja. Walaupun dalam hati nya dia ingin tahu permasalahan kenapa laki - laki itu sampai menceraikan Azizah.
"Ayo kita pulang ..." Azizah langsung bangkit dan berjalan meninggalkan pasutri tidak tahu malu itu. Di ikuti Damar di belakang nya dengan menenteng kantong plastik warna putih berlogo rumah sakit itu.
Tapi baru saja beberapa langkah wanita itu meninggalkan tempat di mana dia bertemu dengan Raka, terdengar suara yang mengharuskan dia untuk menghentikan langkahnya.
"Hai.. kamu, aku ingetin ya tolong di pikir - pikir lagi jika ingin mendekati wanita itu. Dari pada kamu menyesal nanti nya," lagi - lagi Rania mengucapkan hal yang tidak - tidak namun kali ini bukan tertuju pada Azizah melainkan pada Damar.
Damar yang ikut menghentikan langkahnya kemudian menengok ke arah Rania," mba nya ngomong ke saya?" ucap laki - laki tampan itu sambil mengarahkan jari nya ke wajah nya sendiri.
"Iya kamu, emang siapa lagi laki - laki yang sedang bersama wanita itu selain kamu!"
"Oh...kirain mba nya ngomong sama kuyang tadi. Lagian apa urusan nya situ ya nyuruh - nyuruh saya untuk dekat atau tidak nya pada orang lain, terserah saya dong mau deket ma mba Zizah atau orang lain. Emang situ emak saya? punya mulut itu jangan lemes mba, supaya mba nya bisa di hargai ma orang juga. Dan satu lagi, kayak nya mas nya harus lebih ekstra lagi deh mendidik Istri nya ini supaya bisa menjadi istri yang Sholeha bertutur kata yang lembut, pantas saja mba Zizah minta cerai ma mas nya, wong mas nya modelan suami kayak gini PLIN PLAN !"
Rania mengepal kan tangan nya, jawaban yang di lontarkan Damar sangat mengesalkan bagiannya. Raka juga tak kalah kesal nya mendengar diri nya yang ikut di katai ma orang lain yang tidak dia kenal. Terlebih orang itu usia nya lebih muda dari nya.
"Dasar murahan...." umpat Rania.
"Murahan ngga usah teriak murahan, di sini siapa yang murahan kamu atau aku? Mana ada wanita baik - baik menyuruh suami nya menikah lagi dengan wanita lain hanya karna takut tidak dapat hak waris."
Awal nya Azizah tidak ingin menanggapi apa yang Rania katakan. Namun wanita tipe seperti Rania ini tidak akan berhenti bicara jika tidak di sumpal dengan ucapan yang pedas juga.
"Kamu ya...."
Belum juga Rania menyelesaikan ucapan nya tapi tangan nya sudah di tarik oleh Raka untuk meninggalkan tempat itu.
"Sudah sayang, ayo kita temui dokter nya."
"Tapi mas, aku belum ngasih pelajaran pada wanita itu, dia sudah keterlaluan mas!"
Raka tidak menghiraukan apa yang istri nya itu ucapkan. Justru dia menarik tangan Rania semakin kuat supaya segera meninggalkan tempat itu. Karena sejak tadi sudah banyak orang yang memperhatikan mereka. Dia tidak ingin jika Rania sampai lepas kontrol nanti dan mempermalukan nya.
Entah semenjak melahirkan kemarin Rania menjadi emosian dan tidak bisa mengontrol perkataan nya. Hal ini lah yang membuat Raka ingin konsultasi dengan dokter.
Azizah sendiri setelah mengatakan hal itu langsung pergi. Yang ada dalam pikiran wanita itu ingin segera sampai di rumah. Pikiran nya tidak tenang karena tadi meninggal kan Rizky bersama Galih. Ya walaupun dia tahu jika Galih adalah orang baik dan dapat di percaya. Namun jelas naluri seorang ibu tidak akan merasa tenang jika meninggal kan anak nya terlalu lama. Apalagi selama ini Rizky tidak pernah jauh dari nya.
Selama dalam perjalanan tidak ada obrolan sama sekali antara Azizah dan Damar semua larut dalam pikirannya masing - masing.
Jujur Azizah iri saat melihat perlakuan Raka pada anak nya bersama Rania, sungguh sangat berbeda jauh dengan Rizky. Dari Rizky lahir sampai anak itu berusia dua tahun belum pernah Raka menggendong nya, setiap kali Azizah menyuruh Raka untuk menggendong Rizky selalu ada saja alasan nya , yang capek lah, yang ini lah yang itulah. Hal itu jelas membuat hati Zizah menjadi sakit.
"Mba Zizah baik - baik saja kan..." akhir nya Damar memulai obrolan mereka.
Azizah hanya mengangguk kan kepala nya," orang tadi mantan suami ku, dan wanita itu istri nya."
"Hu'um aku sudah tahu mba."
"Sudah tahu, maksud nya?"
"Hehehe...maksud ku, dari awal aku melihat mereka berdua sudah paham jika itu adalah mantan suami nya mba dan istri baru nya jelas."
"Bukan istri baru nya mas, justru dia istri lama nya."
"Hah...istri lama nya, terus mba Zizah dulu istri...."
"Istri kedua ..."
"What's...." Damar terkejut dengan apa yang diucapkan Azizah.
"Kalau mba Zizah istri kedua nya bearti mba Zizah yang jadi pe...."
"Pelakor...."
Damar langsung membulat kan mata nya, seketika kedua tangan nya langsung mengepal erat. Laki - laki itu sangatlah sensitif dengan dengan kata itu.
"Entah sebutan itu pantas untuk ku atau tidak aku tidak tahu mas. Yang jelas saat aku tahu kebenarannya ternyata aku adalah orang ketiga di pernikahan suami ku sendiri. Dan lebih parah nya aku yang bergelar istri sah nya."
Damar merasa ada yang aneh dengan ala yang Azizah ucapkan barusan," apa maksud mba Zizah?"