NovelToon NovelToon
Istri Ku Penghianat

Istri Ku Penghianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa / Dendam Kesumat
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwine

**"Siapa sangka perempuan yang begitu anggun, patuh, dan manis di depan Arga, sang suami, ternyata menyimpan sisi gelap yang tak pernah ia duga. Di balik senyumnya yang lembut, istrinya adalah sosok yang liar, licik, dan manipulatif. Arga, yang begitu percaya dan mencintainya, perlahan mulai membuka tabir rahasia sang istri.
Akankah Arga bertahan ketika semua topeng itu jatuh? Ataukah ia akan menghancurkan rumah tangganya sendiri demi mencari kebenaran?"**

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31

"Apakah masalahnya, Alya?" tanya Arga dengan nada datar, mencoba menahan kekesalan yang mulai menguasai dirinya. "Dia anak kecil? Apa maksudmu?" ujarnya pelan, namun ada ketegangan yang begitu jelas terasa dalam suaranya. Arga tak mengerti mengapa Alya begitu berang, terutama soal Kayla yang hanya dia kenal sebentar.

Sementara itu, Kayla hanya bisa diam dan menyaksikan perdebatan yang semakin memanas di depannya. Ia merasa bingung dan semakin tak mengerti siapa sebenarnya perempuan yang berdiri di depan mereka ini. Sepertinya, ada banyak hal yang tidak Arga ceritakan kepadanya tentang masa lalunya.

Alya, yang sudah tidak bisa menahan amarahnya, menatap Kayla dengan pandangan penuh kebencian. "Heh, bocah!" ia berkata sinis. "Kamu pasti mau morotin mantan suami saya, kan? Mana ada anak kecil mau sama pria tua! Aku tahu kamu jual diri ke dia, kan?" Ucapan Alya terdengar penuh amarah, seolah-olah ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa Arga kini ada bersama orang lain.

Kayla merasa sangat tersinggung dan kaget. Ia tidak menyangka akan mendapat serangan seperti itu. Rasa terkejut segera berubah menjadi kemarahan. Kayla menatap Alya dengan tatapan tajam, lalu menoleh sejenak ke Arga, mencoba mencerna kenyataan bahwa ternyata dia adalah seorang duda. Perasaan bingung dan tidak nyaman semakin meliputi dirinya, namun ia mencoba untuk tetap tenang.

Setelah beberapa detik, Kayla menatap Alya dengan tatapan yang penuh keberanian, "Jaga mulutmu, ya, nenek tua!" ujarnya dengan nada tegas. Ucapan Kayla itu langsung membuat Alya tersentak. Tidak pernah ia dibuli seperti itu, dan kini, disebut "nenek tua" oleh seorang gadis muda membuatnya sangat tersinggung.

Alya terdiam sejenak, jelas terlihat bahwa kata-kata Kayla menghujam ke dalam hatinya. Ia merasa malu dan marah, namun memilih untuk menahan emosinya, meski rasa sakit hati mulai menguasai dirinya. Sementara itu, Arga yang masih terjebak di tengah, merasakan ketegangan yang semakin memuncak antara keduanya, dan ia tidak tahu bagaimana harus menghadapinya.

Alya, yang masih dipenuhi dengan amarah, hendak melontarkan kata-kata lebih tajam lagi, namun sebelum ia sempat melanjutkan, Arga sudah lebih dulu memotong dengan suara yang tegas, "Cukup, Alya!" Suaranya penuh kemarahan, mencoba menahan semua perasaan yang sudah lama terpendam. "Kenapa, apa urusanmu dengan kami? Kami bukan siapa-siapa lagi! Bebas terserah saya, saya menyukainya, dan kamu bukan siapa-siapa lagi dalam hidup saya," tambah Arga dengan tegas, seolah menegaskan bahwa tidak ada tempat untuk Alya dalam hidupnya lagi.

Alya terdiam sejenak, perasaan kesakitan merayapi hatinya. Kata-kata Arga menghujam begitu dalam, membuatnya benar-benar merasa terbuang. Wajahnya menunjukkan keputusasaan yang mendalam. Ia berdiri diam, matanya mulai berkaca-kaca. "Kita bisa memulai dari awal, Arga... kita bisa kok. Aku akan berubah," katanya, suaranya lebih pelan dan penuh harapan, mencoba meraih kembali hati Arga yang sudah jauh darinya.

Namun, Arga menatap Alya dengan mata penuh ketegasan. "Tidak," jawabnya dengan sangat tegas. "Aku tidak akan memaafkan seorang pengkhianat. Perselingkuhan tidak bisa dimaafkan," ujarnya, setiap kata-kata itu keluar dengan berat dan penuh penyesalan.

Alya terdiam, tak ada lagi kata yang bisa ia ucapkan. Rasa sakit hati yang begitu mendalam mulai menguasai dirinya. Ia tahu bahwa meskipun ia ingin kembali ke sisi Arga, pengkhianatan masa lalu terlalu besar untuk bisa dimaafkan. Perasaan hancur dan kecewa menyelimuti dirinya, tapi ia tahu Arga sudah tak lagi melihatnya sebagai pasangan, dan semua harapan yang sempat ia gantungkan kini hancur berkeping-keping.

Alya berdiri terdiam, air matanya mulai mengalir deras, menyaksikan bahwa apa yang ia harapkan selama ini telah runtuh begitu saja. Ia menangis di depan Arga, suara tangisnya terdengar lirih, seolah berusaha meredam rasa sakit yang begitu dalam. "Arga... aku minta maaf... aku benar-benar minta maaf," ucapnya, tapi kata-kata itu seakan sia-sia di telinga Arga.

Namun, Arga tetap tegar, tak tergoyahkan oleh tangisannya. Dengan suara yang keras dan penuh ketegasan, ia berkata, "Cukup, Alya. Air matamu tidak akan bisa lagi meluluhkan aku. Urus saja selingkuhanmu itu," ujar Arga, suaranya terasa datar namun penuh dengan keputusan yang tak bisa diubah.

Alya terdiam, hatinya hancur mendengar kata-kata itu. Namun, ia tahu bahwa semua sudah terlambat. Tidak ada lagi tempat untuknya dalam hidup Arga. Tangisan Alya semakin terdengar keras, tapi Arga tidak bergeming.

Kemudian, Arga menggenggam tangan Kayla dengan lembut, seolah memberikan dukungan dan kenyamanan di tengah situasi yang tegang ini. Dengan langkah tegas, mereka berdua berjalan pergi dari sana, meninggalkan Alya yang masih menangis, sendirian dengan perasaan yang hancur dan penuh penyesalan.

Saat mereka berjalan menjauh, Kayla hanya bisa diam, meskipun perasaan cemas dan bingung masih menggelayuti hatinya. Ia menyaksikan Arga, yang walaupun tampak tenang, membawa beban emosional yang begitu berat. Mereka meninggalkan pantai itu dengan perasaan yang campur aduk, sementara Alya tertinggal, terperangkap dalam kenangan dan pengkhianatan yang telah merusak segalanya.

Malam itu, setelah peristiwa yang begitu memanas di pantai, Kayla masuk ke kamar hotelnya dengan langkah berat. Ia menutup pintu dengan pelan, kemudian berjalan menuju jendela dan menatap ke luar, mencoba menenangkan pikirannya. Namun, perasaan bingung dan cemas semakin menghampirinya. Ia meremas rambutnya, benar-benar merasa pusing. "Ternyata dekat dengan pria yang lebih tua itu memang sangat pusing," gumamnya pelan, sambil memejamkan mata, mencoba mengumpulkan semua pikirannya.

Kayla tahu bahwa dia sedang berada dalam situasi yang rumit. Pertama, ada Mentari, bosnya sendiri, yang ternyata menyukai Arga, pria yang kini dekat dengannya. Kedua, ada Alya, mantan istri Arga, yang sepertinya masih mengharapkan Arga kembali. Semua ini membuat Kayla merasa terjebak, seolah-olah dia berada di tengah pertempuran emosional yang tidak dia inginkan.

"Aduh, pusing aku," keluhnya dengan suara lirih. Kayla memegang dahinya, merasa tertekan oleh ketegangan yang terus berkembang di sekitarnya. Perasaan cemburu, bingung, dan bahkan sedikit takut mulai menguasai dirinya. Dia merasa seperti berada di persimpangan jalan, tidak tahu harus memilih arah mana.

Namun, di satu sisi, meskipun kebingungannya, Kayla juga merasa ada sesuatu yang kuat di dalam dirinya, sebuah perasaan yang membuatnya tetap bertahan meskipun semua tantangan itu datang bertubi-tubi. Arga, meskipun memiliki masa lalu yang rumit, tetap membuatnya merasa nyaman dan dihargai. Tetapi, dengan segala komplikasi yang ada, Kayla tahu bahwa perjalanan mereka tidak akan mudah.

Kayla, dengan sifatnya yang ceroboh dan penuh kelucuan, memang sering kali menghadapi hidup dengan cara yang ringan dan tanpa beban. Dia terbiasa menjalani hari-harinya dengan tawa dan spontanitas, namun semuanya mulai terasa berbeda sejak dia bertemu Arga.

Pria dewasa yang memiliki masa lalu rumit, beban emosional, dan hubungan yang masih belum sepenuhnya selesai dengan mantan istrinya, membuat Kayla merasa seperti terjatuh ke dalam dunia yang sangat jauh dari kebiasaannya. Setiap langkah yang diambil Arga, baik itu menyangkut masa lalunya dengan Alya maupun perasaan yang ia coba sembunyikan terhadap Mentari, membawa ketegangan yang seolah tak pernah berakhir.

"Ah, kenapa jadi rumit begini?" Kayla sering mengeluh, sambil menggaruk kepala atau meremas rambutnya yang tak teratur, merasa bingung. Sifat cerobohnya yang biasanya membuatnya tersenyum dan tak terlalu memikirkan masalah kini terasa seperti beban. Dengan Arga, setiap langkah seakan penuh dengan perhitungan dan ketegangan, dan Kayla merasa dirinya tidak siap menghadapi semua itu.

Malam itu, saat dia terbaring di tempat tidur hotel, pikirannya berputar-putar, seolah tak bisa menghindari kenyataan. "Aku cuma pengen hidup santai, kenapa jadi gini?" gumamnya, sambil memikirkan sikap Arga yang tegas namun penuh dengan kerumitan. Dia yang ceria dan spontan, merasa seperti harus belajar menjadi lebih dewasa, lebih serius sesuatu yang sangat bertentangan dengan sifat alaminya.

Dengan semua perasaan yang berkecamuk, Kayla merasakan pusing yang tak hanya berasal dari situasi yang rumit ini, tapi juga dari perbedaan antara dunia yang biasa ia hadapi dengan dunia Arga yang penuh dengan masa lalu dan pertimbangan emosional yang mendalam.

1
Talnis Marsy
/Good/
Irma
semangat Thor semangat
Irma
udah di kasih suami pengertian nggak kasar mapan pula masih saja kau selingkuh manusia sekarang kurang bersyukur banget

semangat Thor
ayusw: terimakasih sudah mampir,terus ikuti ceritanya ya kak like dan komen biar aouthor semangat buat update nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!