Menjadi bahan taruhan untuk dijadikan mainan oleh pria terpopuler di kampusnya membuat Naina terperangkap dalam cinta palsu yang ditawarkan oleh Daniel.
Rasa cinta yang semakin berkembang di hatinya setiap harinya membuat Naina semakin terbuai akan perhatian dan kasih sayang yang pria itu berikan hingga Naina dengan suka rela memberikan kehormatannya pada pria itu.
Nasib buruk pun datang kepada Naina setelah ia mengetahui niat buruk pria itu menjadikannya kekasihnya hanya untuk barang taruhan semata. Karena setelah itu Naina pun dinyatakan hamil. Dan untuk menutupi aib anaknya, orang tua Naina pun beralih untuk megalihkan fakta jika anak Naina adalah anak mereka dan adik dari Naina.
Ikuti cerita lengkapnya di sini, yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku hamil?!
Untuk membuktikan ketakutan yang ada di dalam pemikirannya hingga membuatnya tidak bisa memejamkan mata semalaman, hari ini Naina pun berangkat menuju salah satu rumah sakit yang berada tidak terlalu jauh dari rumahnya.
"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" Tanya seorang dokter wanita yang terlihat masih muda dengan senyuman semerbak di wajah cantiknya.
Naina menggigit bibir bawahnya. Lidahnya terasa kelu saat ingin mengungkapkan maksud dan tujuannya. Cukup lama Naina terdiam menatap sendu pada Dokter muda di depannya. Seperti mengetahui isi pemikiran wanita muda di depannya saat ini, Dokter muda itu pun meminta Naina untuk berbaring di atas brankar.
"Do-dokter..." Ucap Naina terbata saat sudah berbaring di atas brankar.
Dokter muda itu tersenyum. "Tidak apa-apa. Kita periksa saja, yaa." Ucapnya menenangkan.
Naina menghembuskan nafas pelan di udara kemudian mengangguk. Salah satu perawat pun meminta izin pada Naina untuk menyingkap dress yang di kenakannya ke atas. Perut yang terlihat tidak terlalu buncit itu pun telihat. Dokter muda itu nampak terdiam beberapa saat, saat sudah bisa menebak apa yang terjadi.
Perawat pun mulai mengoleskan jel di atas perut Naina, dokter pun mulai menempelkan transduser di atas perut Naina dan memutarnya di atas permukaan kulit Naina.
"Ba-bagaimana, Dokter?" Tanya Naina begitu takut.
"Lihatlah, dia sungguh lucu..." Ucap Dokter wanita itu menatap pada layar monitor yang menampilkan gambar janin Naina yang sudah berbentuk bayi sempurna.
Naina mengarahkan pandangan pada layar monitor. "Ba-bayi?" Ucapnya begitu terkejut.
Dokter muda itu mengangguk. "Usianya sudah memasuki lima bulan." Balasnya terus tersenyum.
"A-apa?!" Naina semakin tergagap. "Bagaimana bisa?" Lanjutnya lagi.
"Jangan bilang jika anda tidak mengetahui jika anda sedang mengandung sebelumnya?" Tanya Dokter yang ikut terkejut.
Dengan lemah Naina mengangguk. Membuat dokter muda itu menghela nafas panjang. "Lihatlah dia sangat mirip seperti anda. Bayi anda berjenis kelamin perempuan." Ucap Dokter mengalihkan pembicaraan mereka. Dokter muda itu pun menunjuk pada hidung dan bibir bayi itu yang memang begitu mirip dengan bentuk wajah Naina.
Kesedihan di wajah Naina mulai menyurut saat melihat penampakan bayinya di layar monitor. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, perawat pun mulai membantu Naina untuk turun dari atas brankar.
"Jadi anda benar-benar tidak mengetahui jika anda sedang hamil?" Tanya Dokter itu lagi mengulang pertanyaannya.
Naina mengangguk. Kesepuluh jarinya nampak bertaut memikirkan cara untuk menyampaikan kabar ini kepada ibu dan ayahnya.
"Apa anda tahu siapa ayah dari bayi anda?"
Naina kembali mengangguk. Wajahnya terlihat sangat menyedihkan.
Dokter muda itu menarik napas perlahan. "Bagaimana anda tidak mengetahui jika saat ini anda tengah hamil? Bahkan usia kandungan anda sudah memasuki lima bulan?" Cecar Dokter itu. Untung saja keadaan janin Naina dalam keadaan baik-baik saja walau ibu dari anak itu tidak mengetahui kehamilannya. "Apa anda sebelumnya tidak merasa aneh dengan anda tidak datang bulan selama lima bulan belakangan ini?" Lanjutnya lagi.
"Dua bulan yang lalu saya sempat mengeluarkan flek. Saya pikir itu adalah tanda saya sedang datang bulan. Dan saya baru mengalami telat datang bulan satu bulan terakhir ini." Terang Naina dengan kepala tertunduk.
"Bagaimana dengan perut anda? Apa anda juga tidak mencurigai bentuknya yang berubah?"
"Saya pikir perut saya membesar karena saya terlalu banyak memakan makanan berlemak beberapa bulan terakhir." Terang Naina lagi dengan polosnya
Dokter muda itu menggeleng sesaat melihat wanita polos dan lugu di depannya. "Anda harus memberitahukan kabar kehamilan anda pada ayah dari bayi anda, Nona." Saran Dokter muda itu lagi saat melihat wanita di depannya begitu kacau.
"Tidak perlu. Karena ayah dari bayi saya sudah pergi meninggalkan kami." Ungkapnya begitu sesak.
***
Untuk mendukung karya author yang baru. Mohon berikan dukungan dengan cara...
Like
Komen
Votenya
Agar author semakin semangat melanjutkan ceritanya. Terimakasih😊😊