Keyra Onellia, seorang putri angkat keluarga Arlott yang kini sudah tak dianggap akibat keluarganya kembali menemukan sang anak kandung. Dari umur 13 tahun, Keyra mulai tersisihkan. Kembalinya Dasya, membuat dirinya tak mendapatkan kasih sayang lagi. Di hancurkan, di kucilkan, di buang dan di rendahkan sudah ia rasakan. Bahkan diakhir hidupnya yang belum mendapatkan kebahagiaan, ia harus dibunuh dengan kejam.
Keyra mengira jika hidupnya telah berakhir. Namun siapa sangka, bukannya ke alam baka, jiwanya malah bertransmigrasi ke tubuh bibinya—adik dari daddy angkatnya.
•••
"Savierra, kau hanya alat yang akan dikorbankan untuk kekasihku. Ku harap kau jaga sikap dan sadar diri akan posisimu!"
Mampukah Savierra yang berjiwa Keyra itu menghadapi tiran kejam, yang sial nya adalah suaminya itu? Takdir benar benar suka bercanda! Apakah Savierra harus mengalami kemarian tragis untuk kedua kalinya? Tidak! Savierra akan berusaha mengubah takdir hid
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetstory_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
—Flashback [Hidup Stevanie]
25 Tahun yang lalu...
Seorang gadis cantik putri tunggal keluarga ternama itu berjalan di sekitar taman kota. Ini adalah kebebasan terakhirnya menjelang hari pernikahannya dengan seorang yang sama sekali tidak di kenalnya.
"Aku tidak tahu.. kapan aku akan sebebas ini lagi.." lirihnya sembari tersenyum menatap langit yang nampak cerah hari itu.
Ia menatap kosong, ke arah rerumputan hijau di bawahnya. "Apakah aku tidak bisa memilih jalur hidupku sendiri? Aku ingin menemukan cinta sejati terlebih dahulu.."
Tiba tiba saja, dering ponsel menyita perhatiannya. Ia segera merogoh ponselnya dan ternyata sang sahabatlah yang menghubungi.
"Iya Cania, KENAPA SUARA MU BEGITU SERAK!?"
"Baiklah, bar Cylampus kan? Aku akan ke sana!"
Gadis itu segera berangkat beranjak dari duduknya. Kebetulan waktu sudah mau beranjak malam. Ia harus mengisi perut terlebih dahulu, baru menemani sang sahabat ke bar.
Stevanie Alastair, gadis yang saat ini berusia 20 tahun. Dia adalah putri tunggal keluarga Alastair yang masuk dalam lingkup keluarga ternama dan terpandang di Australia saat itu. Hidupnya sebagai putri tunggal, tak sepenuhnya indah. Gadis itu sering kali dipaksa menjalankan hal yang bukan sesuai keinginannya.
Ia hanya memiliki sedikit teman. Ayah dan ibunya menyuruh Stevanie untuk memperluas koneksi. Namun sayangnya, Stevanie begitu anti pansos dan tidak mau bermain dengan orang orang yang hanya ingin menjilatnya. Salah satu teman nya adalah Cania yang juga merupakan sahabat dekatnya.
Singkat cerita, Stevanie dan Cania tengah berada di sebuah privat room yang Stevanie sewa hanya untuk dia dan sahabatnya saja.
"Engghh... Aku tidak ingin menikah Stev.. bagaimana ini?" racau Cania yang sudah mabuk.
Stevanie yang melihat itu pun hanya bisa menghela nafas, "Cania.. aku juga tidak ingin menikah dengan pria yang sama sekali tak pernah ku lihat wajahnya," timpal Stevanie. Ia melirik coktail di meja, lalu meneguknya sedikit demi sedikit. "Aku ingin bebas, apakah susah?"
"Orang tua sangat kuno sekali! Sedikit sedikit perjodohan politik! Lihat saja, aku akan kabur nanti," sahut Cania sembari tertawa pelan.
Stevanie mengangguk pelan, ia memijit pelipisnya. Ia ingin sekali sejenak melupakan masalah yang ada. "Ya, itu benar."
Tiba tiba saja, ponsel Stevanie berdering, menampilkan kontak yang bertuliskan "Mama".
"Iya ma, ada apa?" sapa gadis itu.
"Pulang Stev.. jangan berkeliaran lagi!" kata sang mama di telpon dengan nada tegas.
"Baik ma.." balas gadis itu lirih.
Stevanie melirik ke arah Cania yang sudah mabuk parah. Ia mencari nama kontak di ponselnya yang dapat membantu dirinya.
"Halo kak, tolong jemput Cania di bar Cylampus, privat room nomor 23," ucapnya lalu menutup telpon setelah berterima kasih.
"Cania, aku pulang dahulu. Aku sudah meminta kak Alden untuk menjemputmu,"
Stevanie pun melangkah keluar dari privat room. Netranya menatap was was terhadap sekeliling. Bagaimanapun, ini adalah tempat berbahaya bagi gadis sepertinya. Bisa saja berita tentang dirinya yang masuk ke bar menjadi sebuah trending topik!
Namun tanpa di duga, tiba tiba saja ada seorang pria yang menarik lengannya. Stevanie ingin berteriak, namun mulutnya di bungkam dengan tangan kekar pria itu.
"Mmmmmmhh mmmmhh" Stevanie berusaha berteriak, air matanya mengalir deras.
Pria itu membawa Stevanie ke privat room sepi di ujung. Tangannya membekap dan memeluk erat tubuh Stevanie.
Saat tangan pria itu terlepas, Stevani langsung melayangkan tatapan tajam. "KAMU! SIAPA KAMU!? BERANI BERANINYA KAMU MENCULIKKU!"
"Diam! Kamu tidak akan bisa lari dari saya, wanita!" kata pria itu dingin, namun terlihat nafasnya tersenggal. Keringatnya nampak bercucuran dengan wajah tampannya terlihat memerah.
"Lepas tuan, saya ingin pulang! Kenapa membawa saya ke privat room lagi?!" Stevanie meneguk ludah. Ia tak bisa melihat jelas wajah pria itu karena suasana sungguh gelap.
"Diam!" sentak pria itu lalu mendekap tubuh Stevanie yang gemetaran.
"Ka-kamu.. mau apa kamu?" tanya Stevanie dengan nada bergetar ketakutan. Ia merasa suara pria ini begitu maskulin, yang mungkin adalah seorang pria yang tampan. Sayangnya, karena cahaya yang temaram, Stevanie tidak melihat jelas orang itu.
"Tolong saya!"
"A-apa?"
"Tolong saya untuk keluar.."
"Keluar dari bar ini? Baiklah.." lirih Stevanie. Pria itu menyeringai, dan segera menarik Stevanie duduk si pangkuannya.
"Karena kamu sudah menyetujuinya, aku tidak akan sungkan lagi.." desis nya serak.
"A-apa!? Tidak.. jangan sentuh saya!"
Stevanie tak tahu, saat dirinya menyetujui permintaan tolong pria itu, adalah hari dimana hancurnya kehidupan, dan awalnya malapetaka.
•••
Malam, di rumah Stevanie..
Plakkk!!
"Apa yang kamu lakukan hingga terjadi masalah seperti ini hah!?"
"A-aku tidak tau ma, pa.." isak Stevanie pilu.
Saat Stevanie pulang, waktu sudah pukul 10 malam. Sampai di rumah, Stevanie di sidang habis habisan dan dimarahi oleh ibu dan ayahnya. Mau tak mau, Stevanie bercerita jika dirinya di lecehkan oleh orang yang tidak dikenalnya.
"Bodoh! Mama sudah menyuruhmu untuk jangan berkeliaran sebelum hari pernikahan! Kamu terlalu bandel Stev!"
"Bagaimana ini pa, aku takut jika keluarga Steward tau jika anak kita tidak sempurna, maka mereka akan membatalkan pernikahan!"
"Bodoh! Kalau begitu jangan sampai mereka tahu!"
Stevanie menangis tersedu sedu disaat orang tuanya tidak memperdulikan kondisi fisik dan mentalnya. Di pikiran mereka hanya ada pernikahan politik saja. Bahkan disaat seperti ini pun orang tuanya malah ingin menyembunyikan kebenaran.
Akhirnya, Stevanie pun menikah dengan putra tunggal keluarga Steward—Leonando Anston Steward. Saat malam pertama, Anston sempat marah karena Stevanie sudah tak virgin lagi. Dari situ, lelaki itu tahu tentang kasus pelecehan Stevanie.
Hanya dua kali melakukan hubungan sex dengan dua orang berbeda, Stevanie hamil. Dia hamil anak kembar. Selama itu, dirinya benar benar mendapatkan bahu dingin suaminya. Anston tidak yakin itu bayinya atau bukan. Dirinya menjadi sangat dingin kepada Stevanie.
Beberapa bulan kemudian..
Stevanie berhasil melahirkan dua anak laki laki, yang berarti kembar. Anston yang sangat menantikan tes dna itu pun gerak cepat mengetes satu persatu anaknya.
Alangkah senangnya saat dna anak pertamanya adalah 99.99% berhubungan dengannya. Sedangkan anak kedua..
Tidak ada kecocokan sama sekali.
"APA!? ITU TIDAK MUNGKIN!" seru Stevanie dengan tangis yang pecah. "Anston, pasti yang satu lagi juga anakmu, aku tidak percaya ini.."
Srakk**kkk
Anston melempar surat dna si bungsu pada istrinya itu. "Lihat, bungsu bukan anakku! Dia anak orang yang sudah melecehkanmu itu!" katanya tajam.
Stevanie menggeleng, "Tidak mungkin bisa seperti itu.. Anston tidak ada hal seperti itu dalam kedokteran, tidak ada namanya benih tercampur!" pekik Stevanie tak percaya.
"Terserah! Mulai hari ini, aku dan sulung akan tinggal di mansion utama! Sedangkan kamu dan anak harammu itu tinggal di rumah kecil di samping kamar pelayan."
"T-tidak.. kamu jangan pilih kasih dengan mereka Anston.. aku mohon perlakukan bungsu sama dengan kembarannya" mohon Stevanie.
"Aku membiarkan kalian hidup itu sudah merupakan berkah! Jangan tak tau diri kamu jalang!"
Deg!
Stevanie meneteskan air mata, sembari menatap haru sang bungsu yang ditinggalkan saudara dan ayahnya.
Si sulung di beri nama Antonio Razor Steward oleh Anston. Sedangkan untuk si bungsu, ia sama sekali tak ingin melihat ataupun memberi nama pada anak haram itu.
Stevanie tersenyum hambar sembari meneteskan air mata. Tangannya mengusap pipi mulus si bungsu yang menurutnya anak itu sangat tampan. "Antonio Razor Steward? Bagus ya nama kakak kamu.." lirihnya.
"Mulai sekarang, namamu adalah Leonardo Ryden Hander. Kelak, kamu buatlah marga untuk keluargamu sendiri ya sayang.. marga ayahmu atau ibumu ini, pasti akan membebanimu. Tenang saja, mommy akan melindungimu,"
5 tahun berlalu, Razor dengan segala keinginan yang dapat terpenuhi, dan Ryden yang hanya bisa selalu memendam keinginannya dalam hati. Razor dan Ryden tumbuh menjadi dua anak yang berbeda.
Razor dengan segala ambisi terbaik yang selalu diajarkan dengan ketat oleh ayahnya, sedangkan Ryden adalah seorang pribadi yang baik dan penyayang. Kelebihan Ryden saat berumur 5 tahun itu adalah dia bisa memahami segala emosi dan perkataan orang dewasa. Dia cerdas, dia selalu menjadi garda terdepan saat ibunya bersedih.
Suatu saat Ryden dan Razor bermain bersama secara diam diam. Mereka asyik bermain hingga saat itu tiba tiba saja Ryden sakit. Ryden mengeluhkan gatal di sekujur tubuh. Razor yang panik pun mencari ibunya.
"Ryden.. apa yang terjadi padamu sayang?" lirih Stevanie yang tak tega saat melihat kulit Ryden kemerahan.
"Gatal mom.. gatal.." racau Ryden kecil menderita.
"Sebenarnya, apa yang terjadi pada Ryden sayang?" tanya Stevanie lembut pada Razor. Walau mereka tidak tumbuh dalam tangan yang sama, namun Stevanie juga selalu menyayangi Razor.
"Razor, tidak tahu mom.." lirih Razor merasa bersalah.
"Ada apa ini?"
Kedatangan Anston membuat ketiganya tersentak takut. Akhirnya Stevanie dengan keberaniannya pun berbicara tentang keadaan Ryden.
"Dia sakit ya sakit saja! Kenapa harus menyalahkan Razor? Dasar merepotkan!" kata Anston yang membuat Stevanie dan Ryden merasa sedih.
"Aku tidak menyalahkan Razor, aku hanya bertanya saja tadi,"
"Sama saja. Cepat urus bocah tak berguna itu. Menghalangi pemandangan saja"
Stevanie sempat menutup telinga Ryden kecil saat Anston berkata seperti itu. Namun tetap saja, Ryden yang sangat cerdas pun juga tetap bisa mendengar dan memahami perkataan sang ayah.
Akhirnya Ryden pun dibawa ke rumah sakit. 1 hari setelahnya, Razor juga mengalami hal yang sama seperti Ryden. Melihat anaknya yang menderita, Anston pun murka. Ia menyalahkan keadaan Ryden yang membuat Razor ikut sakit.
Puncaknya saat itu, Anston mengusir Stevanie dan Ryden dengan kejam. Lelaki itu berfikir, tidak akan lagi mendekatkan Razor dengan Ryden, si anak haram pembawa sial itu.
"PERGI! BAWA ANAK PEMBAWA SIAL ITU. KARENA DIA, RAZOR JADI IKUT SAKIT!"
"Anston! Aku tidak menyangka, ini akhir yang kamu mau. Kalau keputusanmu sudah bulat, aku harus apa? Tenang saja, aku akan menghidupi Ryden dengan baik," kata Stevanie tajam. Kebenciannya dengan seorang Leonando Anston Steward sudah mendarah daging.
Hingga saat itulah Stevanie pergi dari tempat penderitaan nya selama 6 tahun itu. Ia melangkah pergi dengan Ryden. Hatinya bertekad untuk hidup dengan baik.
"Semoga kamu selalu bahagia Razor. Ryden adalah saudara kandungmu, Ryden memiliki ayah yang sama denganmu. Maaf Razor,"
Satu yang Anston tidak tahu, bahwa Stevanie sudah mengenali Anston. Anston adalah pria yang melecehkannya waktu itu, yang berarti Ryden adalah putra kandung Anston. Pria yang menghancurkan masa depan
dan kebahagiaannya secara bersamaan.
—Flashback off.
•••