NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Penguasa

Kembalinya Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:4.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Edane Sintink

Rey Clifford, tuan muda yang terusir dari keluarganya terpaksa menjadi gelandangan hingga dipungut dan direkrut kedalam pasukan tentara. Siapa sangka bahwa di ketentaraan, nasibnya berubah drastis. dari yang tidak pandai menggunakan senjata, sampai menjadi dewa perang bintang lima termuda di negaranya. setelah peperangan usai, dia kembali dari perbatasan dan di sinilah kisahnya bermula.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memanjat dinding

Bab 06

Rey terdorong beberapa langkah sebelum menghentikan dengan menekan sebelah kakinya kebelakang.

Melihat perlawanan dari Rey, petugas keamanan itu menjadi marah. Dia maju beberapa langkah, kemudian mendorong dada Rey dengan sekuat tenaga. Akan tetapi yang membuatnya keheranan adalah, Rey tidak bergeming seincipun. Dia tadi hanya ingin menguji kekuatan penjaga keamanan tersebut.

"Ha? Mengapa begini?" Pikir security itu dalam hatinya.

"Apakah kau benar-benar tidak mau pergi? Jika tidak, maka kami akan memukulmu," ancam salah seorang dari petugas keamanan tersebut.

Rey mendesah pasrah. Bagaimana mungkin orang-orang ini berprilaku tidak masuk akal seolah-olah dirinya adalah penjahat berbahaya. Padahal sudah jelas dia katakan bahwa tujuan kedatangannya ke hotel ini adalah untuk bertemu dengan seseorang yang bernama Tuan Marlon. Mengapa mereka jadi agresif seperti ini.

"Saya hanya ingin bertemu dengan seseorang yang bernama pak Marlon. Sungguh sangat mengherankan mengapa kalian bertindak seagresif ini dan mempersulit saya?" Keluh Rey dengan ekspresi keheranan.

"Apakah anda tahu siapa orang yang ingin anda temui? Percaya diri sekali anda ingin bertemu dengan pak Marlon? Jangankan memiliki janji, jadi tukang semir sepatu beliau pun anda tidak pantas. Pergi atau kami akan semakin kasar!" Bentak mereka.

Rey menghela nafas berat beberapa kali. Jika beberapa waktu yang lalu dia diperlakukan seperti ini, kemungkinan tujuh atau delapan security ini akan merangkak ditanah dengan tulang patah. Bagaimanapun, dia dalam misi. Dan dia harus menyembunyikan identitasnya. Karena, jika identitasnya terungkap, kota kecil seperti seaside City ini tidak bakalan mampu untuk menahannya. Seluruh kota pasti akan dilanda gempa.

"Baiklah! Jika tidak boleh, ya sudah! Saya akan pergi," kata Rey dengan nada pasrah, kemudian berbalik untuk meninggalkan halaman depan hotel tersebut.

Semua sekuriti menatapinya dengan tatapan penghinaan. "Dasar tidak tau diri. Dia kira siapa dirinya. Ingin bertemu dengan orang sebesar pak Marlon? Bahkan dalam mimpi pun orang sepertinya tidak layak," mereka lalu tertawa terbahak-bahak sebelum kembali ke posisi masing-masing. Namun, tanpa mereka sadari, Rey yang sudah berlalu pergi malah berbalik, kemudian mengambil jalan lain untuk menghampiri hotel.

"Sialan. Apa menurutmu kakek mu ini tidak bisa mencari jalan lain untuk memasuki hotel ini? Jika begitu, berarti gelar ku sebagai pemimpin tertinggi di ketentaraan hanyalah lelucon dan omong kosong belaka," cibir Rey dalam hatinya. Dia kemudian menyelinap ke arah dinding, kemudian..,

Wuzzzzz..., Bayangan hitam melesat menghindari kamera pengintai, lalu terus merayap di dinding tanpa ada seorang pun yang mengetahuinya.

Di presiden suite hotel, Tuan Marlon baru saja selesai mandi dan mengenakan kimono Jepang. Dia berencana untuk menunggu panggilan dari Rey. Akan tetapi dia segera menepuk keningnya katika dia teringat bahwa dia sama sekali tidak meninggalkan nomor telepon di kertas yang dia tulis secara buru-buru. Dia juga lupa meminta nomor telepon Rey. Inilah kesalahannya. Sepele, tapi buruk dampaknya. Bagaimana jika Rey datang dan dihalangi oleh pihak petugas keamanan, jika itu terjadi, maka Rey pasti akan di usir mengingat betapa pihak petugas keamanan memang sangat menekankan bahwa keamanan di Pasifik Hotel bukanlah hal yang bisa dianggap main-main.

Reputasi hotel ini sangat tinggi sebagai hotel elit yang hanya bisa didatangi oleh orang-orang kelas atas, jika kau miskin dan berpenampilan compang camping, niscaya kau akan disepelekan dan diusir. Tanpa Tuan Marlon sadari bahwa kekhawatirannya itu memang telah terjadi. Akan tetapi, bukan Rey namanya jika masalah tahi burung seperti itu saja tidak mampu dia atasi. Sebagai tentara yang cukup makan asam garam dalam peperangan, cara apa yang tidak dia tempuh untuk menghampiri titik terlemah dari pertahanan musuh. Bahkan dia mampu menyusup ke camp tentara musuh yang dijaga dengan sangat ketat, kemudian membunuh pemimpin lawan yang menyebabkan musuh mengalami kehilangan pemimpin dan kerugian yang cukup parah.

Ketika itu, Tuan Marlon yang baru saja selesai mandi melangkah ke ruang tengah. Akan tetapi, dia langsung kaget begitu melihat satu sosok berpakaian serba hitam sedang duduk di kursi goyang yang terdapat di pinggir balkon. Sosok itu menggoyang-goyang kursi tersebut tanpa menoleh kebelakang.

"Pak Marlon. Apa anda terkejut?" Tegur sosok itu tanpa menoleh.

"Anda?!" Kejutan jelas melanda hati lelaki tua itu. Namun dia segera tenang ketika mendengar suara yang dia kenal itu.

Pak Marlon tersenyum, kemudian dia melangkah menghampiri pemuda itu, kemudian membungkuk hormat. "Tuan muda," sapanya sembari mempertahankan posisi membungkuk.

"Eh. Apa yang anda lakukan?" Tegur pemuda yang tidak lain adalah Rey itu. Dia terlonjak bangkit, kemudian menghalangi agar Tuan Marlon tidak membungkuk.

"Tidak berani," kata Tuan Marlon sembari terus membungkuk.

"Baiklah. Baik! Aku perintahkan agar pak Marlon segera berdiri tegak!" Pintanya dengan suara lembut, namun berwibawa.

Setelah mendapat perintah, barulah Tuan Marlon meluruskan tubuhnya.

"Tuan muda. Saya tidak mengira bahwa anda akhirnya bisa juga tiba di sini. Apakah pihak keamanan mempersulit anda?"

"Hahaha. Pihak keamanan bukan hanya mempersulit tapi mereka juga menghina ku,"

"Apa?" Pak Marlon membelalakkan matanya. Dia tidak mengira bahwa apa yang dia khawatirkan memang benar-benar terjadi.

"Lalu...,"

"Heran ya? Aku bisa tiba di kamar mu ini karena memanjat," jawab Rey terkekeh geli.

"Haaa?" Terngaga mulut pak Marlon mendengar jawaban bahwa Rey memanjat untuk bisa tiba di presiden suite ini. "berapa tingkat ini?" Pikir pak Marlon dalam hati. Dia segera meninjau ke bawah. Mendadak bulu kuduknya merinding membayangkan bagaimana mungkin Rey mampu memanjat bangunan Hotel yang melebihi dua puluh lantai ini.

"Awas lalat masuk!" Canda Rey melihat mulut pak Marlon masih ternganga.

"Tuan muda. Saya harap agar anda tidak becanda,"

"Becanda kata mu? Apakah aku terlihat becanda. Ah sudahlah! Jangan tanya lagi. Sebaliknya, jelaskan kepadaku mengapa pak Marlon meminta ku untuk datang ke menemui mu?!" Pinta Rey yang malas membahas hal sepele seperti memanjat dinding hotel bintang lima ini.

"Sebelumnya saya mohon maaf untuk kelancangan saya yang meminta anda untuk datang. Akan tetapi, ini terpaksa saya lakukan. Saya khawatir bahwa Hendrik beserta anaknya Ryden, Jyden dan Hyden memata-matai pergerakan saya. Jika mereka berhasil menemukan keberadaan anda, saya khawatir anda sekali lagi akan di buru dan di bunuh. Jadi, hanya dengan cara ini saya bisa meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,"

"Begitu.., aku khawatir kalau mereka tidak akan mampu melakukan apapun kepadaku," jawab Rey menyepelekan. Dia mencibir kemampuan orang-orang itu yang terbiasa manja.

"Tuan muda. Anda jangan seperti itu. Selama ini, keempat orang itu sudah berubah menjadi setan berwujud manusia. Mereka sanggup menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan mereka. Saya juga secara perlahan disingkirkan dari Villa Clifford dan menetap di sini. Tapi itu baik untuk ku. Dengan begini, saya bisa menjaga perusahaan yang didirikan oleh Tuan besar untuk anda secara diam-diam. Sekarang lah waktunya untuk menyerahkan perusahaan tersebut kepada anda,"

1
Mas Goen's
tujuan kuliah utk mendapatkan diana sudah terwujud ngapain masih kuliah terus
juli Syaputra
🥰🥰🥰🥰
Awall Pohan
begitulah sebelum rey dan diana main bola.
MR. LaLe
Luar biasa
Cinta Setia
wkwk
Edison Damanik
bangga pula kau Thor babi liat si lion itu dapat peta,, dasar taik babi kau😡😡
Edison Damanik
outhor laknat taik
Edison Damanik
penulis kau ntol
Edison Damanik
makan taik itu Thor laknat, klo gk sekalian mati saja kau
Edison Damanik
mati saja kau penulis babi
Edison Damanik
tilandem Thor babi
Edison Damanik
raja taik,,, sama dgn outhor taik
Okto Mulya D.
terimakasih Author .
Okto Mulya D.
akhirnya Leon harus diadili di Utara
Okto Mulya D.
Yahhh pertarungan berat sebelah nihhh
Okto Mulya D.
sekuat itukah Thoor si Genus, jangan ngadi-ngadi lahhh
Okto Mulya D.
istri Sholehah dari Hongkong, kayaknya tak ada yang sholat perasaan di cerita ini, ntar agamanya apa..hehehehe
Okto Mulya D.
mantab Thor, pertarungan Genus Vs Penguasa Utara yang ke-2 terjadi untuk bebaskan kutukan desa misterius
Okto Mulya D.
Thorrr tidak seruuuu masak matinya para penjahat perang hanya dimakan ular raksasa...ngga serrrruuuuuuu
Okto Mulya D.
tangkap Philips dahulu...dan kasih makan buaya .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!