Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.
Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.
Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.
Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21 Kejujuran Baskoro
"Jelita sama ke 3 ART nya minggat lagi? Masa' sih, Buk?" Rico masih belum percaya.
"Sudah jangan banyak tanya! Ayok cepetan anter Ibuk!" sengak Dewi.
"Ibuk kan bisa naik motor sendiri, kenapa harus ngajak Rico sih, Buk?" komplain pemuda itu sambil menuruni anak tangga dengan diikuti ibuknya.
"Males Ibuk kalau disuruh belanja sendiri," timpal wanita berumur 48 tahun tersebut.
"Rico mau cuci muka sama sikat gigi dulu, Buk," ucap pemuda itu seturunnya dari anak tangga, sementara itu Dewi berbelok ke kiri dan meneruskan langkahnya menuju ke depan rumah.
Ketika istrinya Baskoro sedang menunggu di halaman rumah, muncullah sosok Agung dan Sonya dengan berboncengan motor. Menyaksikan hal itu tentu saja si Dewi langsung marah.
"Kalian ini gimana sih?! Bukannya di WA sudah jelas kalau aku nglarang kalian ke sini! Goblok bener sih kalian!" semprot wanita berumur 48 tahun tersebut.
"Mbak, kita ini baru dari perjalanan jauh lo. Kok langsung diomeli sih," rajuk Sonya.
"Itu kan salah kalian sendiri! Siapa suruh ngeyel datang ke sini! Dasar goblok!" sengak Dewi dengan perasaan dongkol.
"La terus gimana Mbak? Kita disuruh langsung pulang lagi gitu? Kok tega banget sih Mbak," Sonya sengaja pasang tampang melas agar kakaknya tidak jadi mengusir mereka.
"Kita bener-bener minta maaf Mbak Dewi soalnya masih nekat datang kemari. Sebenarnya aku kemarin sudah ngomong ke Sonya kalau gak usah ke sini saja, tapi dia nya ngeyel. Begini saja Mbak, tolong ijinkan kita nginep sehari saja, kita janji besok pagi kita akan pulang. Kita ke sini sebenarnya ada perlu dengan Jelita, Mbak," Agung berusaha meredam kemarahan kakak iparnya.
"Untuk apa kalian ada perlu sama Jelita? Mau ngutang?" selidik wanita berumur 48 tahun itu curiga.
Belum juga pertanyaan Dewi dijawab, Baskoro muncul dari dalam rumah.
"Kalian kok nekat kemari sih?" tanya pria tersebut dengan ekspresi tidak senang tapi nada suaranya berbeda dengan istrinya.
"Kita ada perlu dengan Jelita, Mas," sahut Agung.
"Ada perlu apa kalian dengan Jelita?" pria berumur 51 tahun itu sama curiganya dengan istrinya.
"Kita gak dipersilahkan masuk dulu ta Mas? Haus sama laper nih, dari pagi kita belum sarapan," sela Sonya terus terang.
"Ya sudah, kalian masuklah dulu," balas Baskoro.
"Kembalikan semua uang Ibuk, Pak," sepeninggal Agung dan Sonya, Dewi menadahkan tangannya pada suaminya, yang kemudian Baskoro pun masuk ke dalam rumah lagi untuk mengambil uang di dalam kamar.
"Kok sepi sih, Ric? Istri dan pembantu mu pada kemana?" tanya Sonya ketika Rico berada di ruang tamu sekeluarnya dari kamar mandi.
"Mereka pada pergi, Bu Lik," jawab pemuda itu apa adanya.
"Pergi kemana? Jaga toko?" lanjut perempuan berumur 43 tahun tersebut.
"Gak tahu, Bu Lik," timpal Rico.
"Kok gak tahu? Memangnya mereka gak pamit?" ucap Sonya keheranan.
"Ric, cepetan antar Ibukmu belanja, sudah siang ini. Sekalian nanti belikan nasi bungkus untuk Bu Lik sama Pak Lik mu," sela Baskoro sambil menyerahkan 2 lembar uang kertas berwarna biru.
Setelah mengambil uang dari tangan bapaknya, Rico pun langsung berjalan menuju ke depan rumah.
"Mana uang yang dari Bapakmu tadi?" tanya Dewi seraya menadahkan tangannya.
"Kok cuma 100 ribu sih," sungut wanita itu sesudah menerima uang dari anak lelakinya tapi tidak digubris oleh Rico karena pemuda itu langsung melangkah menuju garasi untuk mengambil motor.
"Kalian ada perlu apa sama Jelita?" Baskoro mengulang pertanyaannya.
"Jujur saja Mas, kedatangan kita kemari karena aku pingin dicarikan kerjaan sama minjem duit ke Jelita," balas Agung terus terang.
"Kalian jangan sampai ngrepoti Jelita soalnya dia mau menggugat cerai Rico," kata suaminya Dewi yang membuat Agung dan Sonya kaget.
"Jelita mau menggugat cerai Rico? Kok bisa? Kenapa Mas?" cecar Sonya penasaran.
"Ya karena ini memang kesalahan kita sendiri karena sudah membohongi dan memanfaatkan Jelita dan Papanya," jujur Baskoro.
"Membohongi dan memanfaatkan bagaimana Mas maksudnya?" imbuh perempuan berumur 43 tahun itu.
"Tanpa sepengetahuanku dan Dewi, Rico ternyata punya pacar yang sudah dia hamili dan dia suruh aborsi karena tidak jadi dinikahi oleh Rico," terang Baskoro yang lagi-lagi membuat Agung dan Sonya terkejut.
"Beneran Mas? Astagaa Ricoo," ujar Sonya.
"Dan aku sendiri juga merasa sangat bersalah pada Jelita karena melarang Papanya mengungkit soal hutangku saat dia menjodohkan Jelita dengan Rico," tambah pria berumur 51 tahun itu.
"Mas punya hutang ke Papanya Jelita?" buru Sonya.
"Iya, hutangku ke Pak Adi lebih dari 75 juta. Itulah alasannya Pak Adi menyerahkan Jelita ke kita agar dia ada yang jaga dan melindungi karena Jelita sudah tidak punya kerabat lain," ungkap Baskoro.
"Jadi begitu critanya ya Mas, kok Mas Baskoro baru cerita sekarang ke kita?" tanya perempuan berumur 43 tahun itu.
"Aku sudah tidak bisa bicara banyak lagi. Yang jelas, setelah Jelita tahu ini semua, dia jadi marah sama kita dan menyuruh kita segera pindah dari sini," timpal Baskoro lesu.
Mendengar penuturan Baskoro, Agung dan Sonya pun merasa kecewa karena keinginan mereka pupus seketika, padahal pasangan suami istri itu sudah terlanjur melakukan perjalanan jauh selama 3 jam an.
"Memangnya kamu mau minjem duit Jelita untuk apa, Gung?" tanya suaminya Dewi penasaran.
"Ibukku sudah bolak balik ngomel minta uang yang pernah aku pinjam untuk tambah sewa rumah segera dikembalikan, Mas," jujur Agung.
"Memangnya hutangmu ke Ibukmu berapa? Kok sampai punya niat pinjem uang ke Jelita," lanjut Baskoro.
"Ada 3 jutaan, Mas," balas pria berumur 46 tahun itu.
"Kenapa gak pinjem ke bank saja?" ucap suaminya Dewi.
"Aku sudah punya utang ke bank Mas dan cicilannya masih lama. Ditambah lagi sekarang aku kena PHK," keluh Agung terus terang.
"Maaf banget kita gak bisa bantu kalian soalnya keadaan kita juga sedang sulit. Sewa rumah jaman sekarang yang kamarnya ada tiga kan mahal," kata Baskoro.
"Iya Mas gak apa-apa, kita paham dengan kondisi kalian," timpal pria berumur 46 tahun itu tidak bersemangat.
45 menitan kemudian, datanglah Dewi membawa barang belanjaan dan 2 bungkus nasi pecel. Setelah menyerahkan nasi pecel itu ke Agung dan Sonya, istrinya Baskoro melangkah menuju ke dapur untuk segera memasak yang niatnya dia akan masak sayur sop dan goreng tahu tempe.