NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Pewaris Playboy

Terpaksa Menikahi Pewaris Playboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Tina Mehna 2

Sebuah pernikahan dari kedua konglomerat terpengaruh di negara Willow. Keluarga Edvane yang menjadi keluarga terkaya kedua di negara itu, mempunyai seorang putri pertama yang bernama Rachel Edvane. Dia gadis sederhana, suka menyembunyikan identitasnya agar bisa berbaur dengan masyarakat kalangan bawah, Cantik, Mandiri, dan seorang atlet beladiri professional namun karena masa lalu yang buruk, dia tidak pernah mempercayai pria lain lagi samapi dia dipaksa oleh ayah nya (Rommy Edvane) untuk menikah dengan Putra pertama keluarga Asher yang dimana keluarga paling kaya dan paling terpengaruh di negara Willow. Namanya Ayres Asher, di depan keluarganya Ayres seorang anak yang sangat berbakti, baik hati serta sangat tampan. Namun nyatanya, diluar itu dia adalah pria nakal, playboy dan suka foya-foya dan gila perempuan, Rachel yang mengetahui sifat Ayres tidak tinggal diam. Rachel memutuskan untuk tetap menikah namun diam-diam memberi syarat-syarat tertentu pada pernikahan mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tina Mehna 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27. TMPP.

"Aaaa.. kenapa mereka tak memakai baju? Aww, sangat tidak enak di pandang. Uss… bawa mereka lebih jauh pak. Sayang, jangan di lihat. Punya mereka sangat tidak bagus.” Ucap Ayres dengan jijik. Dia juga menutupi mataku dengan kedua tangannya.

"Lepas! Jangan berlebihan." Reaksi ku dengan menepis tangan nya.

“Lepaskan! Haah! Hey! Dasar perempuan licik. Kamu yang mengikat kami kan? Hhhhhh..” Teriak salah seorang penjahat itu.

“Nona, anda yang mengikat mereka semua?” Tanya Ryan.

“Itu hal yang pantas untuk mereka.” Jawabku dengan mengangguk pelan.

“Sayang, jangan di lihat. Bagus lah jika kamu yang hajar mereka dan hukum mereka tapi jangan di lihat juga. Lihat diriku saja.” Ucap Ayres menarik lengan ku lagi.

Ku tarik lagi lengan ku agar tak di sentuh olehnya. Lalu seorang polisi mendekati kami untuk mencari informasi lain mengenai para penjahat lain yang belum tertangkap.

“Terima kasih nona atas informasi nya. Kami semua akan berusaha menangkap semua penjahat yang belum di tangkap.”

“Ya memang harus seperti itu. Kalian harus menangkap semua nya dan setelah itu mereka semua harus di hukum seumur hidup. Awas saja kalau ada penjahat yang masih lolos.” Ucap Ayres dengan mimic serius nya.

“Baik tuan. Kami pasti akan menangkap semua nya. Tuan tenang saja dan jalani hidup dengan sangat baik dan bahagia.” Ucap para polisi itu.

Setelah itu, kami semua kecuali para polisi kembali ke kota. Kami kembali ke rumah ku dengan para medis serta para polisi yang mengikuti dari belakang. Di depan rumah ku, semua orang termasuk keluarga Ayres berdiri menyambut kami dengan wajah yang khawatir.

“Rachel… Rachel.. Kamu tidak apa nak? Ya tuhan.. anakku..” Mama terlihat sangat cemas dan sangat khawatir melihatku.

“Astaga.. syukurlah kalian tidak apa-apa.” Calon mertua ku ikut cemas.

Kami semua masuk kedalam rumah ku. Seluruh keluarga ku dan keluarga Ayres akan mengurus semua ini dan kini tak memperbolehkan ku ataupun Ayres keluar jauh-jauh tanpa bodyguard.

“Jeng, sepertinya semua aktifitas Rachel dan Ayres harus di lakukan dalam pengawasan para pengawal bayaran. Saya tak mau mereka kenapa-kenapa lagi.”

“Ya benar sekali. Pah.. papah. Papah sebaiknya telpon jendral sodara kita dan minta beberapa bawahannya untuk jadi bodyguard mereka.” Ucap calon mertua ku.

“Benar juga ma. Baiklah, tuan Edvane mari bisa temani saya saja ke markas mereka. Tak sopan jika menelpon, terlihat seperti memerintah. Bagaimanapun jika permintaan seperti ini, itu artinya kita harus bersikap sopan padanya.” Ucap calon papa mertua ku dengan bijak.

“Tunggu pa,” Ucapku menghalangi mereka yang akan pergi dari sini.

“Kenapa sayang?” Jawab papa melihatku tak mengerti.

“Em, pa, papa. Sepertinya Rachel tidak perlu bodyguard. Rachel percaya pada polisi, mereka pasti akan menangkap semua penjahat itu.” Ucapku dengan pelan-pelan.

“Apa maksud kamu sayang? Semua kejadian ini diartikan dengan bahaya yang bisa saja terjadi di esok hari.” Ucap mama membelai rambutku.

“Ya nona, Jika ada bodyguard. Kalau kita kemana-mana tak akan ada lagi bahaya yang menghadang kita. Nona, Sebagai calon suami kamu yang belum sepenuhnya mendampingi kamu. Ini semua sangatlah penting. Aku sangat khawatir akan keamanan dirimu. Nona, jangan sampai kejadian tadi terulang.” Ucap Ayres dengan drama nya.

“Apa? Rachel diapakan Ayres? Rachel, ada yang luka lagi? Ayres! Kamu tidak melindungi nya? Mama sudah bilang, Kamu ini harus melindungi istri kamu. Aduh, Rachel sayang. coba mana mama lihat lagi baik-baik” Calon mama mertua ku memutar-mutar ku.

“Emmm, ma. Rachel tidak diapa-apakan ma.” Ucapku menggenggam kedua tangannya,

“Syukurlah sayang. tapi maaf, kamu harus diikuti bodyguard supaya mama tenang.”

“Ma, untung saja Aku memukul semua penjahat yang akan memukul nona Rachel.”

Aku mendengar itu langsung mengernyitkan dahiku.

“Ya, memang begitu seharusnya.”

“Baiklah, pa, Tuan Edvane silahkan saja lanjutkan ke markas tentara nya.”

“Ya sudah, kami berangkat sekarang ya semua. Ingat Ayres, jaga istri kamu.”

“Iya pa..”

“Ya sudah, Rachel kamu lebih baik istirahat saja di kamar ya. Sepertinya besok kita fitting gaun di sini saja.”

“Emmm, oke ma. Rachel permisi dulu.”

Dengan berat hati aku pun kembali ke kamar ku. Namun ku merasa ada seseorang yang mengikuti ku, aku abaikan itu namun semakin dekat kamar ku semakin terasa Langkah kakinya juga. Aku menoleh ke belakang namun tak ada orang hingga ada sebuah tiang besar, aku pun bersembunyi di baliknya.

“Siapa sih? Apa si Ayres itu? Hiss, dasar. Ku kerjain kamu.” Gumam ku.

Benar saja, dari balik tiang. Ku melihat ada seorang yang melangkah mendekat lalu dengan sigap aku keluar dari persembunyian ku dan langsung menginjak kakinya dilanjutkan dengan mengangkat serta membanting tubuhnya ke arah depan.

“Aaaaa, aduh aduh aduh.. Sayang.. ini aku suami mu huhu.. sakitt..”

“Salah kamu sendiri. Kenapa kamu mengikuti aku? Sana pulang lah.” Ucap ku lalu hendak melangkahkan kakiku ke kamar.

“Tidak, tunggu dulu sayang. Aku hanya ingin mengembalikan ini.” Ucapnya menyakinkan ku.

“mengembalikan apa?”

“Bantu aku berdiri, aduh sakit sekali.”

Aku pun membantunya berdiri dengan meraih dan menarik bajunya saja.

“Apa? Cepat lah!” desak ku.

“Iya ini tapi eh, itu apa? Apa ular?” tunjuk nya ke tembok di belakang ku.

Aku pun menoleh namun tak ada apapun di sana.

Tiba-tiba saja,

Cupp..

Dia mencium pipiku. Dengan kurang ajar dia melakukan itu. Dengan tak sopan dia melakukan itu.

“Aaaa…” Dia berlari dengan kencang menjauh dariku.

Aku yang membelalakkan mataku kaget dan syok. “Aaaaaaaa.” Ku teriak dengan keras.

“Nona..” Ucap para pelayan yang sepertinya tadi melihat apa yang Ayres lakukan.

“Tisue, ambilkan aku tisue cepat..” Ucap ku pada para pelayan itu.

Pelayan berlari mengambil tissue yang ada di ruang tamu terdekat lalu dia berlari dan memberikannya padaku. Aku mengelap pipi ku dengan berulang kali. Ku merasa sangat malu dan kesal dengan ini semua. Aku tak percaya ciuman pipi pertama ku untuk laki-laki seperti dia? Aku membuang tissue itu ke tempat sampah dan berjalan cepat menuju kamar ku. Aku dengan cepat berlari ke dalam kamar mandi dan membasuh wajah ku sampai 10 kali. Namun walaupun ku rasa sudah bersih, tetap saja rasanya bekas itu masih ada di pipiku.

“Akan ku beri kamu pelajaran. Aaaahhh.. ku masih sangat kesal… aaaa…” ku masih ingin berteriak dengan kencang untuk melepaskan amarah ku.

Keesokan harinya,

Ku terbangun di pagi-pagi buta dan setelah itu aku seperti biasa bermeditasi di atap sembari melihat matahari terbit.

Setelah cukup lama matahari terbit, sinar nya yang lama-lama semakin silau dan panas. Hal itu yang membuatku tak bisa lama di atas sini. Ku putuskan untuk menyudahi meditasi ku. Dari atas sini, ku lihat beberapa mobil van yang masuk melewati gerbang depan.

“Mobil siapa itu? Apa itu mobil Ayres menyebalkan itu? Kalau iya aku akan membalas perbuatan nya kemarin.” Gumam ku lalu masuk ke dalam kamar ku lewat balkon.

“Nona, akhirnya nona turun juga.” Ku kaget karena Amy sudah ada di dalam kamar ku.

“Ada apa? Kamu tau aku setiap pagi di atas?”

“Tentu saja nona, tentu saja saya tau”

“Kamu tidak memberitahu papa bukan?”

“Tidak nona. Saya di beritahu penjaga Menara selatan kalau nona selalu duduk bersila dari pagi-pagi buta. Tenang saja nona, rahasia nona yang satu ini akan saya jaga.”

“Begitu, baguslah.”

“Nona, beberapa tentara sudah datang. Tuan meminta saya untuk memberitahu pada anda agar menemui mereka nanti. Selain itu, keluarga Asher nanti akan datang kemari bersama para designer nya. Hari ini anda di sarankan agar tidak keluar rumah nona.”

Bersambung ..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!