Penampilanya sedikit gemulai, wajahnya mirip orang Korea tapi sebenarnya dia keturunan Jepang. Jiro Itsuki Takahashi, model rintisan di Korea. Memiliki wajah tampan dan gemulai, dia menikahi gadis Indonesia bernama Namira Isyana Saraswarti. Pernikahan mereka kurang di restui oleh kedua orang tuan Namira yang seorang pengusaha dan pebisnis sukses.
Mereka menginginkan kedua anak perempuannya yang berpendidikan tinggi mendapat suami yang sukses juga seperti keluarganya. Mereka menginginkan menantu yang sesamanya bergerak di bidang bisnis juga agar perusahaan dan bisnisnya bisa mrnjadi besar dan menguasai seluruh Asia.
Tidak ada yang tahu siapa sebenarnya Jiro Itsuki Takahashi itu, mereka meremehkan Jiro yang seorang model yang gemulai. Padahal dia sebenarnya memiliki dunia lain yang sangat kuat dari pekerjaannya sebagai model.
Siapakah Jiro Itsuki itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Mencari Namira
Syuting iklan sudah selesai, rencana untuk bertemu dengan mertuanya itu dia batalkan. Karena berpikir dia terlalu lama meninggalkan Namira di hotel, meski ada asistennya yang sengaja dia tugaskan menjaga dan mengawasi Namira sambil bekerja di dalam kamar hotel.
"Syuting kali ini cukup cepat. Biasanya jika artis atau konten kreator yang syuting itu akan lama dan banyak maunya. Tapi kalau dari luar negeri mereka profesional, baguslah tidak banyak waktu yang terbuang. Lagi pula laki-laki itu sangat tampan dan mengerti apa yang di suruh oleh sutradara," ucap salah satu kameramen.
"Iya, itu bagus. Meski sutradara mengatakan dengan bahasa isyarat saja langsung mengerti dan di jalani. Ini di luar kebiasaan artis yang sedikit-sedikit berhenti dan istirahat, dia ini walau istirahat sebentar langsung take gambar lagi tidak ngeluh," kata yang lain menimpali.
Meski Jiro mendengar dan tidak mengerti bahasa mereka ucapkan, tapi sepertinya semua puas dengan apa yang dia lakukan. Dia bukannya sengaja ingin terkenal dan menggunakan kesempatan itu, hanya ingin tahu reaksi dari pemilik perusahaan jika dirinya yang jadi bintang iklan produk mereka.
Senyum mengembang di bibir Jiro, setelah berbincang sedikit laki-laki itu pun pergi. Sedikit bingung dia harus kemana karena tidak ada yang mengantar lagi, tapi dia terus berjalan dengan tenang menuju lift.
Ada beberapa yang menatapnya asing dan heran, tapi Jiro berjalan terus menuju lift lalu masuk ke dalamnya. Memencet tombol lantai dasar, sampai tiba di lantai dasar dia menelepon asistennya, Kendo.
Tuuut.
"Ya tuan?"
"Pesankan taksi lagi untukku," ucap Jiro.
"Hah? Kenapa taksinya tidak di suruh menunggu saja di depan kantornya?"
"Aku menyuruhnya pergi, cepat pesankan taksi!"
Klik!
Sedikit kesal juga dia pada asistennya, dia berjalan keluar lobi. Banyak mata memandang ke arahnya, penampilan bak idol dengan baju kemeja dengan dada sedikit terbuka. Rambut di kuncir dengan memakai kacamata, ada yang ragu-ragu ingin mendekat meminta foto karena mereka bingung siapa laki-laki tampan itu yang keluar dari lift.
"Siapa dia ya? Kok seperti idol Kpop, ganteng sekali. Tinggi lagi," ucap orang-orang berbisik melihat Jiro.
"Iya, pengen minta foto tapi kok aneh ya. Kalau artis luar negeri biasanya ada bodyguardnya dan asistennya. Tapi dia jalan sendiri, apa tidak takut nanti di kejar oleh orang-orang minta foto?"
Begitu bisik-bisik orang-orang di kantor itu, tapi Jiro tidak peduli dia terus berjalan keluar dari kantor perusahaan besar milik tuan Aleandra.
"Baiklah, cukup sampai di sini saja kubuat kejutan untuk mereka."
_
Kendo menyambut bosnya di depan hotel, wajahnya sedikit tegang karena takut sang bos marah. Dan itu di pastikan terjadi, maka laki-laki itu berpikir keras agar Jiro tidak terlalu meledak kemarahannya atas berita yang akan dia sampaikan.
Jiro keluar dari dalam mobil setelah Kendo membuka pintu mobil taksi yang berhenti tepat di depan pintu masuk hotel. Laki-laki itu melihat wajah asistennya yang tegang dan sedikit di tenangkan.
"Sorehanandesuke?"
"Maaf tuan, saya salah. Nona Namira .."
"Kenapa dengan dia?!" tanya Jiro sedikit marah.
Dia tahu jika Kendo meminta maaf lebih dulu itu artinya ada sesuatu yang terjadi. Terlebih pada Namira, tentu saja dia sudah mengira kalau Namira terjadi sesuatu.
"Nona Namira pergi ketika saya sedang zoom meeting di Jepang, saya pikir dia akan diam santai di dalam kamarnya. Jadi saya mengerjakan tugas anda di Tokyo," jawab Kendo dengan wajah menunduk merasa bersalah.
"Kemana dia pergi?" tanya Jiro lagi.
"Apa mungkin nona pergi dengan teman-temannya?"
"Mustahil, mereka tidak menyukai Namiraku. Mereka telah meremehkan gadisku, akan aku balas mereka yang telah meremehkannya," ucap Jiro dengan tatapan penuh emosi.
Kendo melihat tuannya marah itu segera berpikir kemana perginya Namira, apa dia pergi ke rumah orang tuanya? Tapi dia sudah di usir.
"Ayo pergi ke rumah tuan Aleandra, aku yakin dia pergi kesana," ucap Jiro.
"Pergi kesana lagi? Bukankah semalam nona sudah di usir?"
"Bisa saja di telepon lalu di suruh pulang, dia di butuhkan hanya untuk sebuah ambisi saja," ucap Jiro lagi.
Tanpa bicara lebih banyak lagi, Jiro segera pergi dari hotel itu. Kendo segera memesan taksi untuk mereka pergi ke rumah tuan Aleandra menjemput Namira jika gadis itu memang ada di sana. Tapi jika tidak ada di sana, kemana perginya? Mereka tidak tahu siapa pun dan tidak kenal siapa pun di kota itu.
"Cari tahu perusahaan di bawah naungan perusahaan milik Aleandra, beli sahamnya satu persatu. Aku dengar anal cabang dari perusahaan itu sangat banyak di beberapa kota, aku ingin membeli saham dari anak cabang perusahaannya," kata Jiro setelah mereka sudah berada di mobil taksi.
"Baik tuan, tapi di Tokyo ada beberapa masalah yang harus di beresi. Apa anda akan memberesinya langsung atau ..."
"Berapa lama harus di kerjakan? Berapa lama aku harus di negara ini?" tanya Jiro.
"Itu terserah anda, tapi di Tokyo juga membutuhkan anda," jawab Kendo.
"Bukankah ada Takeshi?"
"Tuan Takeshi sedang pergi ke Eropa untuk beberapa bulan, jadi secepatnya anda harus menyelesaikan masalah di sini. Atau anda pulang dulu ke Jepang baru melanjutkan masalah di sini," usul Kendo.
Jiro memejamkan mata, dia sedikit bingung dengan keadaan itu. Saat ini dia benar-benar ingin memiliki seutuhnya Namira, hati kecilnya sangat menggebu ingin membawa gadis itu pergi.
Tak terasa akhirnya sampai juga di rumah besar milik tuan Aleandra. Jiro turun setelah Kendo turun lebih dulu, mereka menemui satpam. Seakan ada aura lain dari wajah Jiro, satpam itu justru takut dan memberi izin keduanya masuk ke dalam tanpa ada hambatan apa pun.
Jiro melangkah cepat menuju pintu rumah besar itu karena mendengar suara teriakan, di ikuti Kendo di belakang mereka sampai di depan pintu dan segera memencet bel beberapa kali.
"Kenapa mama dan papa tega padaku? Aku ini anak kalian, bukan budak kalian. Di mana hati nurani mama dan papa?!"
"Jaga mulutmu Namira! Lancang sekali!"
Plak!
_
_
******
bilang aja nikah jgn pake katedral Thor Krn merujuk ke agama katolik dn aturannya kalau mau nikah itu ribetttt butuh waktu berbulan2 Krn wajib ikut kursus utk menikah jd ga mgkn bgt eluarga ga tau 😂😂 mending diganti deh tor mumpung msh blm panjang sayang ceritanya lumayan kesannya jd penyesatan