NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Jatuh Cinta Dengan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Pembantu
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Larasati Pristi Arumdani

Shereny Claudine, seorang perempuan mandiri dan tegas, terpaksa mencari pekerjaan baru setelah putus dari kekasihnya yang berselingkuh serta kepergian ibunya. Tak ingin bergantung pada siapa pun, ia melamar sebagai pengasuh (baby sitter) untuk seorang anak laki-laki berusia 5 tahun bernama Arga. Tak disangka, ayah dari Arga adalah Elvano Kayden, pria arogan dan kaya raya yang pernah bertemu dengannya dalam situasi yang tidak menyenangkan. Elvano, seorang pengusaha muda yang dingin dan perfeksionis, awalnya menolak keberadaan Shereny. Menurutnya, Shereny terlalu keras kepala dan suka membantah. Namun, Arga justru menyukai Shereny dan merasa nyaman dengannya, sesuatu yang sulit didapat dari pengasuh sebelumnya. Demi kebahagiaan anaknya, Elvano terpaksa menerima kehadiran Shereny di rumah mewahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Larasati Pristi Arumdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 10 : Selamat Tinggal Ibu

Ketika tim medis membawa Ibu Mina dengan hati-hati ke ruang rawat VIP, suasana di sekitar semakin tenang. Senyum harapan mulai merekah di wajah Shereny.

Setelah sampai di ruang rawat VIP, Ibu Mina dipindahkan ke tempat tidur yang nyaman. Ruangan tersebut lebih luas dan dilengkapi dengan fasilitas yang lebih baik, memberikan kenyamanan yang sangat dibutuhkan.

Perawat mulai mengatur peralatan medis dan memastikan Ibu Mina berada dalam kondisi yang stabil. Kayyisa dan Alfaro berdiri di dekat jendela, melihat ke luar dan merasakan udara segar yang masuk ke dalam ruangan. Shereny, yang duduk di samping tempat tidur Ibu Mina, menggenggam tangan ibunya dengan lembut. "Ibu..." Elvano, Alfaro, dan Arga pun keluar dari ruang rawat inap untuk memberikan ruang dan waktu Shereny dan ibunya.

Shereny duduk di samping tempat tidur ibunya, berharap untuk melihat tanda-tanda pemulihan. Setelah beberapa saat, Ibu Mina mulai membuka matanya perlahan. Shereny yang duduk di sampingnya segera merasakan gerakan tersebut. Shereny berkata dengan suara lembut dan penuh harap, "Ibu? Ibu sudah sadar?"

Ibu Mina mengangguk pelan, meski masih terlihat lelah. Namun, ada sinar kehidupan dalam matanya yang membuat Shereny merasa lega.

Setelah beberapa saat berjuang untuk berbicara, Ibu Mina akhirnya dapat mengumpulkan cukup tenaga untuk mengeluarkan suara. "Shereny..."

Shereny mendekat, menggenggam tangan ibunya dengan erat. "Ya, Ibu. Aku di sini. Apa yang ingin ibu katakan?" Bu Mina menatap putrinya dengan penuh kasih, seolah ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting. "Nak, dengarkan Ibu..."

Shereny menunggu, merasakan beratnya kata-kata yang akan diucapkan oleh ibunya. "Kamu harus menemukan lelaki yang baik dan bertanggung jawab. Seseorang yang akan mencintaimu dan bisa menjaga kamu." Shereny terkejut, merasakan kedalaman pesan tersebut. Dia menatap ibunya dengan mata yang berkaca-kaca. Dengan suara terbata-bata Shereny menjawan "Ibu, aku..."

Ibu Mina mengangkat tangan perlahan, meminta Shereny untuk mendengarkan. "Ibu ingin kamu bahagia. Menikahlah dengan orang yang tepat, yang akan selalu ada untukmu."

Shereny merasa haru mendengar kata-kata penuh kasih tersebut. Dia tahu betapa pentingnya pesan itu bagi ibunya. "Ibu, aku akan berusaha sebaik mungkin. Yang penting ibu sembuh dulu ya. Agar bisa melihat Shereny menikah." Bu Mina tersenyum meski masih lemah, merasa lega bisa menyampaikan harapannya kepada putrinya.

Suasana di ruangan itu dipenuhi dengan cinta dan harapan, saat Shereny berjanji untuk menjalani hidup dengan hati-hati dan penuh cinta.

Suasana berubah semakin tegang ketika kondisi Ibu Mina memburuk. Suara alat medis semakin mengkhawatirkan, dan Shereny merasakan ketakutan yang mendalam.

Ketika alat medis berbunyi semakin keras dan menunjukkan tanda-tanda kritis, Shereny merasa panik. Dia memegangi tangan ibunya yang lemah, berusaha tetap tenang meskipun hatinya bergetar. "Ibu, tolong bertahanlah..." Ucap Mina dengan suara bergetar. Namun, saat Bu Mina tampak semakin lemah, Shereny tidak bisa menahan kepanikannya. "Tolong! Dokter! Cepat ke sini!" Pinta Mina saat dokter dan perawat tiba. Suara panik Shereny bergema di seluruh ruangan, menarik perhatian para perawat dan dokter yang sedang bertugas di luar.

Dalam hitungan detik, seorang perawat berlari masuk, diikuti oleh dokter yang bertugas. Dokter segera mendekati tempat tidur Ibu Mina, memperhatikan alat medis dan memeriksa kondisi pasien.

"Mari kita lihat apa yang terjadi. Nona, silakan mundur sebentar." Ujar dokter dengan tegas namun tetap tenang. Shereny merasa jantungnya berdegup kencang, mengamati setiap gerakan dokter dan perawat. Dia menggenggam tangan ibunya lebih erat, berharap untuk melihat tanda-tanda pemulihan.

Dokter menginstruksikan perawat untuk mempersiapkan peralatan tambahan dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. "Kita akan melakukan yang terbaik untuk Ibu Anda. Kami perlu stabilkan kondisinya sekarang." Shereny mengangguk, meskipun rasa takut dan cemas memenuhi hatinya. Dia berdoa dalam hati agar ibunya bisa selamat.

Setelah beberapa saat berjuang melawan kondisi kritis, dokter akhirnya menatap Shereny dengan ekspresi yang penuh penyesalan. "Nona, saya minta maaf. Kami telah melakukan segalanya, tetapi kondisi Ibu Anda tidak dapat diselamatkan." Ucap dokter dengan penuh penyesalan dan nada yang lembut. Kata-kata itu seperti petir di siang bolong bagi Shereny. Dia merasa dunia sekelilingnya runtuh. Shereny berteriak dan menangis. Suaranya pecah "Tidak... tidak mungkin! Ibu... Ibu tidak bisa pergi!" Air matanya mulai mengalir di pipinya saat dia menggenggam tangan Ibu Mina, merasakan kelemahan yang semakin dalam.

Kayyisa pun menahan Shereny lalu memeluknya dengan erat. Elvano begitu sakit melihat Shereny yang terpukul. Shereny menatap wajah ibunya yang tampak damai, meskipun hatinya hancur. Dia tidak bisa membayangkan hidup tanpa sosok yang selalu ada untuknya. "Ibu, kenapa harus pergi? Ibu janji akan melihat cucu ibu kelak kan? Aku masih membutuhkanmu..."

Dokter dan perawat memberikan waktu untuk berduka, dengan penuh empati menatap mereka saat mereka merasakan kehilangan yang mendalam. Suasana di ruangan menjadi sunyi, hanya terdengar isak tangis Shereny. Dia menundukkan kepala dan menggenggam tangan ibunya yang sudah tidak bergerak.

Elvano mengusap rambut Shereny dan berusaha untuk menenangkan Shereny "Sheren, kamu tidak akan sendirian." Kayyisa dan Alfaro saling berpandangan, merasakan beratnya momen ini. Mereka tahu bahwa tidak ada kata-kata yang dapat menghibur Shereny saat ini. Shereny mendekatkan wajahnya ke telinga sang ibu "Ibu, ibu tetap ibu yang terbaik untuk Shereny. Sampai kapanpun, ibu akan selalu hidup di hatiku." Shereny berusaha mengingat momen-momen bahagia bersama ibunya. Dia ingat tawa, cinta, dan semua pelajaran berharga yang telah diajarkan oleh Ibunya. Elvano merangkul Shereny dan ia menundukkan kepala "Ibu selalu mengajarkan aku tentang cinta dan kekuatan. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa melanjutkan tanpa dia..." Elvano mengusap pundak Shereny "Kamu tidak sendirian, Shereny. Kami akan bersamamu melalui semua ini. Kita akan menghormati Ibu Mina dengan cara yang terbaik, dengan menjaga kenangan-kenangan indah itu."

Hari pemakaman tiba, dengan langit yang mendung seolah ikut merasakan duka. Shereny berdiri di depan makam ibunya, dengan mata yang penuh air mata. Dia mengenakan pakaian hitam, simbol dari kesedihan yang mendalam.

Keluarga dan teman-teman berkumpul, saling berpegangan tangan, menciptakan ikatan solidaritas di tengah kesedihan. Suara doa dan ucapan belasungkawa terdengar, sementara petugas pemakaman mempersiapkan proses penguburan.

Dia menatap liang kubur, merasakan beratnya kehilangan yang sulit dijelaskan. Kenangan indah bersama Ibu Mina berputar di pikirannya. Elvano, Alfaro, Kayyisa, dan Arga berdiri di sampingnya, memberikan dukungan dengan memegang bahu Shereny.

Suara seorang pendeta mulai mengisi udara, membacakan doa dan mengingatkan semua orang akan kehidupan Ibu Mina yang penuh kasih. "Mari kita kenang semua kebaikan yang telah Ibu Mina berikan kepada kita. Dia adalah sumber cinta dan inspirasi bagi banyak orang." Ucap Pendeta dengan tenang. Shereny menutup mata, membayangkan semua momen bersama ibunya: tawa, pelukan hangat, dan nasihat bijak yang selalu diingatnya.

Ketika petugas mulai menutup liang kubur, Shereny merasa hatinya semakin berat. Dia mengambil seikat bunga dari genggaman tangannya dan meletakkannya di atas makam ibunya. "Selamat tinggal, Ibu... Aku akan selalu mencintaimu dan mengingat semua pelajaran yang kau berikan." Air mata mengalir di pipinya saat dia berdoa dalam hati, berharap Ibunya akan menemukan ketenangan di tempat yang lebih baik.

1
LISA
Aq mampir Kak
Arachikimchi: haloo! selamat membaca~
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!