🏆NOVEL PLATINUM🏆
Xiao Shuxiang, seorang remaja yang tinggal di sebuah Desa terpencil dekat pegunungan Lima Jari. Saat ia dan beberapa temannya pulang berburu, Desa tempat tinggalnya habis terbakar dan kedua orang tuanya ikut meninggal dalam peristiwa tersebut.
Semenjak kedua orang tuanya meninggal, ia diasuh oleh seorang Tetua dari Sekte Naga Hitam. Ia juga dianggap sebagai anak angkatnya dan menjadi bagian dari Sekte Naga Hitam. Hanya saja sangat disayangkan ternyata Xiao Shuxiang tidak memiliki bakat yang bagus untuk menjadi kultivator.
Namun lewat sebuah peristiwa naas, ia berhasil menemukan rahasia kalung giok pemberian ayahnya. Dari sana pula, ia mendapatkan teknik kultivasi yang mengguncang dunia. Anehnya, giok tersebut ternyata memiliki hubungan yang erat dengan Naga pelindung Sekte tempat dimana Xiao Shuxiang berada.
Lalu siapakah jati diri Xiao Shuxiang yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Lim's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tekad Guru dan Murid
Di sisi lainnya, kabar tentang kelumpuhan kultivasi Lin Fan menyebar dengan cepat. Seseorang yang dianggap berbakat di paviliun Tetua ketiga, kini berubah menjadi sampah setelah dihajar oleh Xiao Shuxiang yang sebelumnya selalu diremehkan.
"Apakah anak itu tidak henti-hentinya membuat kejutan?" ucap Tetua Li Haoran sambil menghela napas di kediamannya.
Meski ia tahu jika Xiao Shuxiang memiliki alasan yang kuat, namun tetap saja hal ini tidak bisa dianggap sederhana. Belum lagi keberadaan dirinya yang selalu dipandang rendah sebagai seorang Tetua, kini akibat ulah muridnya menambah daftar kebencian Tetua ketiga terhadap dirinya.
Sebagai seseorang yang baru lima tahun dipromosikan menjadi seorang Tetua, jelas butuh kesabaran serta keuletan bagi Li Haoran untuk terus bertahan di Sekte di tengah tekanan beberapa orang yang sepertinya memiliki sifat iri terhadap dirinya.
Tetapi ia yakin dengan keadaan seperti ini akan menjadi kesempatan bagi dirinya untuk lebih kuat lagi, sebagai salah seorang jenius Sekte Naga Hitam tentu ia tidak akan menyerah dengan situasi seperti sekarang ini, terutama dimana Xiao Shuxiang membutuhkan dukungannya secara menyeluruh.
"Apakah kalian pikir aku hanya akan diam saja? Selama ini aku mengalah karena kondisi muridku, sekarang setelah Xiao Shuxiang menunjukkan kemajuannya apakah aku akan diam saja?" gumam Li Haoran dengan kilatan dingin di matanya.
Setelah memikirkan tentang beberapa hal, Li Haoran pun bersemangat kembali untuk meningkatkan kekuatan kultivasinya. Ia yang masih berada di ranah Alam Suci tahap menengah harus segera melakukan kultivasi tertutup untuk menerobos. Meski akan menimbulkan polemik, namun ia tetap harus melakukannya. Jika tidak, tentu ia akan tertinggal dengan muridnya sendiri yang kini pastinya tengah meningkatkan kekuatannya.
***
Sementara itu Xiao Shuxiang yang lupa jika adanya perbedaan waktu masih terlarut dalam posisinya, selama beberapa bulan yang ia lewati di Dunia Jiwa sudah menghabiskan waktu beberapa hari di dunia nyata.
Kini tubuh Xiao Shuxiang sudah bisa beradaptasi dengan baik di bawah derasnya tumpahan air terjun raksasa tersebut, meski hari telah berganti tidak memudarkan semangat Xiao Shuxiang untuk melanjutkan latihannya. Ia beristirahat hanya sesekali sambil menikmati buah-buahan yang diantarkan oleh Heilong.
Di Dunia Jiwa juga terdapat hewan dan tumbuhan, buah-buahan serta berbagai jenis tanaman herbal yang bisa dimanfaatkan. Hanya saja jumlah mereka masih terbatas, masih bergantung pada kemampuan Xiao Shuxiang dalam mengaturnya.
Setelah berjalannya waktu yang cukup panjang, Xiao Shuxiang sudah bisa berdiri tegak dibawah tekanan yang kini tampak selembut air hujan yang membasahi tubuhnya. Otot-otot tubuhnya juga mulai terbentuk dan tulang rahangnya juga mulai terbentuk dengan lebih rapi lagi menunjang ketampanan wajahnya.
Pada saat ini Xiao Shuxiang memfokuskan pikirannya, ia merasakan aura hangat yang mengalir di dalam tubuhnya dan melindungi dirinya dari hawa dingin di sekitarnya. Penghalang udara yang tercipta mampu menghalau air yang datang menerpa tubuhnya.
Xiao Shuxiang tersenyum ringan sambil mengeluarkan energi Qi yang terus meletus hingga cahaya keunguan yang menjadi ciri khas energinya yang aneh.
"Pukulan Halilintar.." pekik Xiao Shuxiang dengan tidak lagi menekan energi Qi nya.
"Dhuuuaarr"
Sebuah ledakan kuat terdengar, bahkan sesaat sebelumnya cahaya keunguan yang begitu terang bergerak memecah gelombang air terjun hingga beberapa saat.
Dinding batu besar yang berada di sisi air terjun pun berlubang, lalu tertutup kembali dengan bersatunya kembali hantaman air yang sebelumnya sempat terhenti beberapa saat.
Tidak hanya kekuatan fisiknya saja yang kini bertambah, selama menjalani pelatihan fisik seharian lebih membuat tekanan energi di tubuh Xiao Shuxiang meledak dan membuat terobosan baru. Kini ranah kultivasinya naik satu tingkat lagi menjadi Tahap Emas Tingkat Menengah, pencapaian ini tentu saja sesuai dengan harapannya setelah berada di dunia jiwa.
"Akhirnya aku mengalami peningkatan. Sekarang setidaknya aku bisa membawa guruku ke pelataran murid dalam" ucap Xiao Shuxiang yang baru menyadari jika waktu berlalu dengan cepat.
Seorang murid yang berhasil mencapai ranah Inti Emas di bawah usia tujuh belas tahun akan mendapatkan hadiah dari Sekte. Selain batu spiritual serta beberapa pil penambah kekuatan, murid tersebut juga bisa meminta permintaan khusus.
Sekte Naga Hitam memperlakukan murid jenius dengan istimewa, selain karena bakat langka murid tersebut juga akan diprioritaskan seperti pada kejadian Li Haoran di masa lalu. Hanya saja prestasinya meningkat saat ia mulai berusia tiga puluh tahun, sedangkan para murid yang masih remaja jarang ditemukan pada Sekte-sekte seperti Naga Hitam.
Bakat jenius seorang pemuda lazim ditemukan di wilayah pusat, tempat dimana Ibukota Kekaisaran Zhao berada. Sebagai wilayah inti dari Benua Awan Biru, wilayah tersebut dihuni oleh para anggota keluarga yang berasal dari Klan Kuno seperti Klan Zhao, Xiao, Shen, Luo, Huang, Liu, dan Klan Wu.
Mereka adalah penghuni tetap wilayah Inti Benua Awan Biru, biasa juga disebut ras keturunan para Dewa. Sehingga mereka semua menganggap orang-orang yang lemah hanyalah semut yang pantas ditindas dan tidak layak untuk berada di sekitar mereka. Bahkan dengan keturunannya sendiri akan dipisahkan menjadi keturunan cabang dan tersebar ke empat wilayah lainnya di Benua Awan Biru.
Peraturan ini sangat ketat, hanya mereka saja yang kuat yang diizinkan untuk bergabung dengan keluarga utama. Sedangkan yang lemah akan dibiarkan bersaing antara satu dengan yang lainnya untuk bisa tinggal di wilayah Inti Benua Biru yang sangat kaya akan sumberdaya.
Dipenuhi dengan kepercayaan diri yang tinggi, Xiao Shuxiang pun meninggalkan tempat latihannya untuk kembali menemui Heilong. Di dalam hatinya kini tertanam semangat yang membara untuk kembali menuju Sekte Naga Hitam dan membuat keterkejutan meski pada awalnya Tetua Li Haoran menahannya.
"Tuan Muda.." sebuah suara terdengar di telinganya saat Xiao Shuxiang tiba.
Xiao Shuxiang menoleh dengan senyuman terhias di wajahnya, halaman luas di mana ia bertemu dengan Heilong pertama kalinya itu pun tampak terang dihiasi cahaya rembulan.
"Heilong, sudah berapa lama aku berlatih?" tanya Xiao Shuxiang.
"Jika dihitung di dunia luar maka sudah lima belas hari Tuan muda" jawab Heilong dengan sopan.
"Sepertinya belum terlambat, masih ada waktu bagiku untuk berkelana ke wilayah sekitar" ucap Xiao Shuxiang sambil menghitung waktu pelaksanaan turnamen murid luar.
"Tuan muda, apakah tidak sebaiknya beristirahat di tempat ini sampai dengan waktu yang Tuan muda inginkan tiba" ucap Heilong memberikan saran.
"Lain waktu saja, lagipula aku tidak bisa terlalu lama meninggalkan dunia nyata" ucap Xiao Shuxiang dengan santai.
"Ada satu hal yang ingin kutanyakan padamu, apakah selama kamu berada di dalam dunia jiwa dapat merasakan apapun yang kurasakan?" tanya Xiao Shuxiang dengan serius.
"Tentu saja tidak Tuan muda, ada kekuatan yang tidak bisa aku tembus. Sebagai seseorang yang terhubung dengan kontrak jiwa, saya hanya akan merasakan sesuatu jika Tuan muda sedang mengalami bahaya saja" jawab Heilong dengan serius.
"Lalu bagaimana caranya kita berkomunikasi?" tanya Xiao Shuxiang lagi.
"Saat ini belum, kecuali jika kekuatan Tuan muda berada di ranah Pendekar Dewa" jawab Heilong.
Xiao Shuxiang mengangguk pelan, entah mengapa ia tiba-tiba kembali bersemangat jika dikatakan dirinya masih lemah. Dalam beberapa hari ke depan ia ingin ke Kota Shandian untuk mengetahui perkembangan dunia luar yang minim ia dapatkan di Sektenya sendiri.