NovelToon NovelToon
Tertawan Cinta Pria Pilihan

Tertawan Cinta Pria Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Genius / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Angst / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mami Al

Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.

Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 - POV Mayra

Selepas mandi Mayra bergegas memasuki pakaiannya ke dalam koper, ia melakukannya dengan terburu-buru. Setelah itu, ia mengambil ponselnya dan membuka taksi online lalu menghapus seluruh riwayat pesan serta panggilan baik keluar dan masuk.

Seraya melihat ke arah Rayyan yang masih tertidur pulas, Mayra mengambil dompet dan mengambil beberapa lembar uang untuk ongkos taksi dan bus. "Suatu hari nanti aku akan menggantinya, Mas!" lirihnya.

Mayra keluar dari kamar dan berjalan dengan cepat, ia tak mau Rayyan terbangun kemudian membatalkan rencananya yang ingin kabur apalagi kejadian beberapa jam lalu membuatnya marah serta kecewa kepada Rayyan meskipun ia sangat mencintai suaminya itu.

Begitu Mayra membuka gerbang, sebuah mobil berhenti tepat dihadapannya. Gegas Mayra masuk dan meminta sopir melaju dengan cepat. Kira-kira 15 menit kemudian Mayra tiba di kafe tempat biasa dirinya dan Radit bertemu.

Sesampainya di sana dan taksi online berlalu. Mayra menaiki angkutan umum yang menuju terminal bus. Tak sampai 20 menit menunggu transportasi akhirnya berangkat ke desanya.

Ratih yang mengetahui putrinya tiba-tiba pulang membawa koper besar begitu terkejut. "Mayra, kamu kabur?"

"Ibu, kita harus pergi dari sini sekarang juga!" kata Mayra.

"Memangnya kenapa kita harus pergi?" tanya Ratih.

"Ceritanya sangat panjang, aku tidak mau Ibu disakiti Rayyan. Sekarang Ibu siap-siap, kita harus meninggalkan desa ini!" jawab Mayra dengan wajah ketakutan.

"Baiklah, tunggu sebentar!" Ratih bergegas menyusun pakaian dan barang-barang penting lainnya.

Menjelang sore hari, Mayra dan Ratih akhirnya pergi dari kediaman yang sudah bertahun-tahun ditempati mereka. Sepanjang perjalanan ke kota lain, Mayra belum bercerita alasan dirinya kabur meninggalkan suaminya.

"Kita mau tinggal di mana, Mayra?" tanya Ratih yang bingung harus beristirahat malam harinya.

"Untuk sementara kita akan menyewa kamar, Ma!" jawab Mayra.

Tepat jam 10 malam, Mayra dan Ratih akhirnya tiba di kota tujuan. Sebelumnya Mayra pernah mengunjungi tempat itu 3 tahun lalu, meskipun hanya beberapa bulan saja. Setidaknya dia sudah mengetahui dan mengenal jalan yang dilaluinya.

Mayra memilih penginapan dengan harga terjangkau, tentunya sesuai isi dompetnya. Beruntung, Oma sering memberikan uang ketika dirinya mengunjungi wanita tua itu.

"Setelah itu kita tinggal di mana, Mayra?" tanya Ratih ketika keduanya sudah berada di kamar.

"Aku akan meminta bantuan Radit, Bu." Jawab Mayra meletakkan kopernya dan Ratih di samping ranjang.

"Radit yang sering mengantarkanmu ke rumah?" tanya Ratih lagi.

"Iya, Bu!" jawab Mayra.

"Memangnya kamu ada hubungan apa dengannya? Kenapa selalu bersamanya?" tanya Ratih penasaran.

Mayra lalu menjelaskan secara detail mengenai sosok Radit sejujurnya dan alasan dirinya kabur dari Rayyan.

"Jadi selama ini kamu selalu disakiti Rayyan, Nak?" air mata Ratih perlahan menetes.

"Maaf, aku tidak pernah jujur kepada Ibu. Aku takut dia akan mengusir Ibu dari rumah walaupun akhirnya kita pergi juga," ujar Mayra.

"Ibu akan selalu dukung kamu, meskipun terusir dari rumah itu yang penting kamu bahagia," kata Ratih lantas memeluk putrinya ternyata menyimpan luka batin terlalu dalam.

"Terima kasih, Bu!" lirih Mayra.

"Apa kamu punya uang untuk kita menyewa rumah?" tanya Ratih melepaskan pelukannya menatap putrinya.

"Aku mempunyai perhiasan yang diberikan Oma beberapa hari lalu, aku akan menjualnya untuk membayar sewa rumah," jawab Mayra.

"Tidak, Nak. Pakai uang Ibu saja, perhiasan itu simpan untuk modal usaha kamu," kata Ratih.

"Bu....." lirih Mayra.

"Tidak apa-apa, selama kita selalu bersama. Ibu senang membantumu," ucap Ratih.

***

Keesokan harinya, Mayra pun berangkat mencari rumah kontrakan dirinya ditemani Radit yang dihubunginya melalui ponsel ibunya selepas mencurahkan isi hatinya. Sedangkan Ratih menunggu di kamar penginapan.

Akhirnya rumah kontrakan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan Mayra ditemukan meskipun harus berkeliling selama 3 jam.

Setelah itu keduanya kembali ke penginapan, Radit lalu mengajak Mayra dan Ratih makan meskipun belum waktunya makan siang. Ya, Radit sudah kelaparan karena dirinya sudah tiba di kota baru yang akan menjadi tempat tinggalnya Mayra sekitar pukul 7 pagi. Selesai mengisi perut Radit pun pamit pulang.

"Kenapa cepat sekali pulangnya?" tanya Ratih kepada Radit.

"Aku harus segera pulang, aku tidak mau Rayyan mencurigaiku, Bi." Jawab Radit.

"Benar, Bu. Pasti Mas Rayyan mencari keberadaan aku ke rumahnya Radit," kata Mayra.

"Ya sudah, hati-hati di jalan!" ucap Ratih.

***

Dua hari menginap di penginapan, Mayra dan ibunya akhirnya pindah ke sebuah rumah yang berada di dalam gang sempit namun tak terlalu padat penduduk.

"Berapa lama kamu menyewa rumah ini, Mayra?" tanya Ratih.

"Sementara satu bulan, Bu. Aku takut jika kita menyewa sampai setahun belum tentu kita betah," jawab Mayra.

"Ya, kamu benar. Kita coba sebulan, jika memang cocok kita perpanjang," kata Ratih.

"Aku berharap semoga Mas Rayyan tidak menemukan aku di sini," ucap Mayra.

"Ya, semoga saja!" harap Ratih.

"Besok kita akan berbelanja kebutuhan rumah ini, Bu."

"Bagaimana jika kita ambil barang-barang Ibu dari rumah sana?" tanya Ratih.

"Tidak usah, Bu. Mas Rayyan pasti akan menemukan kita!" jawab Mayra menolak usulan ibunya.

"Tidak mungkin Rayyan datang lagi," kata Ratih.

"Kenapa Ibu tahu?" tanya Mayra heran.

"Kemarin sore ketika kamu membeli makanan, ibu menelepon tetangga kita di desa. Dia bilang jika ada seorang pria tampan dan kaya mencari Ibu," jawab Ratih. "Ibu yakin itu pasti Rayyan," lanjutnya.

"Apa mereka memberikan nomor ponsel Ibu?" tanya Mayra takut jika tetangganya terlalu jujur dan baik.

"Tidak, mereka bilang jika kita sudah pindah," jawab Ratih.

"Syukurlah kalau begitu!" Mayra tampak lega.

"Jadi kamu mau 'kan kita pulang ke desa mengambil beberapa barang lalu membawanya ke sini?" tanya Ratih.

"Boleh saja, Bu. Tapi, beberapa barang yang mudah dibawa menaiki bus. Barang besar sebaiknya kita jual murah kepada tetangga," jawab Mayra.

"Boleh juga," kata Ratih.

"Semoga saja kita lebih dulu tiba di sana sebelum orang suruhan Oma Salsa," ujar Mayra.

"Kamu belum bercerita kepada Oma Salsa tentang bagaimana Rayyan memperlakukanmu?" tanya Ratih.

"Belum, Bu. Aku tidak mau Oma Salsa keceplosan dan memberitahu keberadaan kita. Biarkan itu menjadi urusan Radit," jawab Mayra.

"Baiklah kalau memang begitu," kata Ratih.

Setelah beberes rumah, Mayra dan Ratih keluar mencari makanan dengan berjalan kaki. Meskipun sudah jauh dari Rayyan, Mayra tetap waspada. Karena bisa saja Rayyan menyuruh seseorang mencarinya dan mengawasinya.

Di perjalanan kembali ke rumah sehabis membeli makanan dan membawanya pulang, Mayra berpapasan dengan seorang wanita ditaksir usianya sekitar 25 tahun. Kebetulan mereka bertetangga serta merupakan penyewa juga. Mayra begitu senang akhirnya dia memiliki teman di kota baru.

1
Listya ning
Haiii....
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!