NovelToon NovelToon
Pernikahan Satu Tahun

Pernikahan Satu Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: wiwit rthnawati

Andara Mayra terpaksa menerima perjodohan dengan seorang pria yang sudah dipilihkan oleh ayahnya.

Namun dibalik perjodohan yang ia terima itu ternyata ia sudah memiliki kesepakatan sebelumnya dengan sang calon suami. kesepakatan jika setelah satu tahun pernikahan, mereka akan bercerai.

akankah mereka benar-benar teguh pada kesepakatan mereka? atau malah saling jatuh cinta dan melupakan kesepakatan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwit rthnawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

panas21+

Harap bijak!

Area dewasa 21+

Yang tidak suka skip aja

"Hai adik ipar. Boleh gue masuk?" Kulihat bang erik tersenyum smirk berdiri didepan pintu.

"Dasar abang ipar tak punya hati." Mas Bara mundur dan kembali masuk dengan bang erik dibelakangnya.

"Kalau gue gak punya hati. Loe gak bakalan disini sama adek gue sekarang." Wajah kesal bang erik masih bisa kulihat.

"Sudah sudah. Semuanya sudah berlalu. Ada apa sih pengantin baru kesini? Bukannya lagi panas-panasnya ya sekarang?" Aku tersenyum menggodanya.

"Panas apaan. Kamu lupa kalau sebentar lagi ada acara after party? Kok belum siap-siap?" Ah saking terlenanya bersama mas Bara aku sampe lupa.

"Hah. Dasar. Masih juga sore masa iya kalian udah main sih?" Ia menatap leherku. Ah pasti banyak kiss mark disana.

"Hehe."

"Ayolah bro. Jangan ngiri, bentar lagi loe juga ngerasain. Lama gak ketemu pasti gini ujungnya." Mas Bara memelukku dari belakang dan menciumi pipiku.

"Hah bikin gue panas aja kalian. Udah ah. Gak jadi gue minta tolongnya. Abang tunggu dibawah ya beby." Bang erik berlalu keluar.

"Beby beby. Mayra sekarang beby gue."

Hah aku hanya menghela nafas mendengar perdebatan mereka.

"Yang. Lanjutin." Mas bara menelusupkan tangannya pada celah bathrobeku.

"Agh mas. Kamu gak denger apa kata bang erik." Aku tak tahan dengan kelembutan pijatan tangannya pada salah satu bukit milikku.

"Tanggung sayang. Adik kecilku sudah tak tahan." Mas Bara sudah mulai menciumi tengkuk leherku.

"Mmmh mas." Dari depan, tanganku memegang kepalanya dibelakang. Bibir kami saling memagut kembali.

"Ahh mash." Aku mebalikkan badan saat aku sudah tak dapat mengontrolnya lagi. Tatapan kami bertemu, dan bibir kami kembali menyatu.

Mas Bara menarik tali bathrobe milikku pelan. Iapun melepaskan bathrobe yang kupakai dan melemparnya sembarang. Kini terpampanglah tubuh polosku yang tak memakai apa-apa.

Ia menjauhkan dirinya. Dan menatapku dengan tatapan mendamba.

"You so sexy baby." Ia mendekat dan memangkuku layaknya koala. Ia menyesap bukit milikku dan membawaku menuju ranjang.

Ia membaringkanku diatas ranjang, kemudian ia menatapku dan menatap perutku.

Cup

Ia mengecup perutku.

"Selamat datang sayang, sehat-sehat didalam sana ya. Papa dan mama setia menunggumu hadir didunia ini untuk melengkapi kebahagiaan kami." Ia mengelus perutku pelan. Membuatku menatapnya dengan menggigit kuku telunjukku menahan rasa geli.

Cup cup cup.

Ia tersenyum menatapku sekilas, kemudian ia kembali melanjutkan kecupannya, semakin bawah dan.

"Aghh mashh." Aku meremas rambutnya menahan sengatan luar biasa.

"Aku sangat merindukanmu sayang." Mas Bara mengecup, menjilat dan menyesapmya disana.

"Aggggh." Aku hanya mampu meremas rambutnya dengan memejamkan mata.

"Rasakan aku sayang. Rasakanlah betapa aku menginginkanmu." Perlahan kurasakan ia masuk.

"Ammmmhhh." Kutatap ia yang juga sedang menatapku.

"Aku begitu memujamu Sayang. Terimalah ini." Ia mengangkat pinggulnya pelan dan menghentaknya kuat.

"Aghh." Aku mendesah saat kurasakan ia mentok dipintu rahimku.

Berkali-kali ia melakukan itu. Pelan tapi menusuk. Perlahan demi perlahan, lalu ia mulai meningkatkan kecepatan. Kulihat ia begitu panas membara. Ya aku mengerti karena akupun merasakannya. Setelah lama tak bertemu, tentu rindu itu sudah menumpuk dan tak sabar untuk dilepaskan.

"Pelan pelan mash, kamu lupa aku lagi hamil?" Aku mencoba mengingatkannya.

"Iya sayang, aku ingat. Aku sedang mencoba mengendalikan diriku hmm." Ia memacu dirinya dengan teratur.

"Agh May, kamu membuatku gila. Agh." Kulihat ia begitu menikmati penyatuan ini.

"Ah ahh ahhh." Aku terus memegang pundaknya dengan mulut yang tak mau berhenti mendesah. Kurasakan puncakku sudah tak lama lagi.

"Yeah mash.. yeaaaaah euuhhhhmmhhh."

"Oooouuuuughh." Aku merasakan tubuhku menggelepar bersamaan dengan geraman kuat mas Bara saat ia menyemburkan lahar panasnya dengan sangat deras didalam diriku. Ia ambruk diatas tubuhku, namun sedetik kemudian ia menggulingkan tubuhnya kesamping tubuhku. Ia memelukku erat.

"Terimakasih sayang. Tubuhmu canduku." Ia mengecup keningku.

Aku membalas memeluknya.

"Kamu juga sangat perkasa mas. Dan aku tergila-gila olehmu."

"Kalau begitu, ayo kita lanjutkan." Ia kembali mengungkungku.

"Maaaas. Kita harus siap-siap. Kita sudah telat ke acara after party bang Erik."

"Yaaah. Oke oke. Tapi nanti lagi yah?" Ia menatapku dengan tatapan memelas.

"Okey okey. Tapi lamborgini yah?"

"Tidak masalah. Asal jangan pake balapan lagi."

"Yessss. Ya udah ayo kita siap-siap."

"Kamu ke party mau pake pakaian kayak gitu?" Nampak Mas Bara menatapku tajam.

"Iya." Aku tersenyum memandang diriku di cermin.

Gaun maroon tanpa lengan,dengan panjang semata kaki sangat pas membentuk tubuhku. Apalagi ada belahan panjang sampai ke paha membuat satu kaki jenjangku terlihat sangat seksi. Tak lupa kusanggul rambutku untuk memperlihatkan leherku yang putih jenjang. Aku tak kalah seksi sekarang dari model-model itu.

"Ganti." Mas Bara berucap dengan mata yang masih menatapku tajam.

"Apanya?" Aku menatapnya polos.

"Itu bajumu." Ia nampak tak suka aku memakai baju ini.

"Lah kenapa? Ini sudah sangat cantik dan seksi. Ngapain di ganti lagi?"

"Justru itu. Aku gak mau ya, laki-laki di luar sana bebas menikmati kecantikan dan keseksianmu. Tubuhmu hanya milikku dan hanya aku yang boleh menikmatinya paham? Jadi sekarang aku minta kamu ganti bajumu dengan yang lebih tertutup, atau aku akan merobek paksa bajumu itu dan memperkosamu semalaman disini. Bagaimana?" Mataku membola mendengar ucapannya.

"Enak aja."

"Ya udah sana ganti. Lagian kamu itu lagi hamil. Gak baik ibu hamil pake baju terbuka malam-malam."

"Iya iya." Mau tidak mau akhirnya aku mengganti pakaianku.

Gaun warna gold dengan panjang menutupi kaki dan tangan yang panjang membuatku sangat cantik meski tertutup. Punggung yang terbuka membuatku menggeraikan rambut panjangku guna menutupinya.

"Naaah, gini kan cantik."

"Ya ya ya. Ayo."

Aku dan mas Bara akhirnya keluar dari kamar. Para tamu nampak asyik menikmati party termasuk kedua mempelai.

Beberapa teman laki-laki bang erik nampak menyapa Mas Bara, sepertinya mereka juga berteman dengan mas Bara. Heah, kalau bertemu teman saja aku dicuekin.

"Hai May." Gusti Arya menghampiriku yang sedang asyik makan sendiri.

"Eh jro gusti disini."

"Santai May. Panggil saja aku Arya. Tidak usah sungkan padaku."

"Hehe, rasanya tidak enak saja gusti jika harus memanggil dengan sebutan Arya saja."

"Ayolah May." Ia nampak memohon.

"Okey. Arya." Nampak ia langsung tersenyum senang.

"Nah itu baru oke. Ooh iya. Kamu dan Satria ada hubungan apa? Kalian nampak dekat."

"Kami teman."

"Jangan bohong. Yang kulihat kemarin kalian tak seperti sekadar teman."

"Hehe, kami pernah menjalin hubungan. Namun semuanya sudah berakhir."

"Oo yah? Berarti aku ada kesempatan dong buat melamarmu?"

Uhuk uhuk.

Sontak aku langsung terbatuk-batuk mendengar ucapannya.

"Sayang..." mas bara datang menghampiri kami dengan tatapan waspada.

"Siapa dia may?" Gusti arya menatap mas Bara.

"Bara, suami Mayra." Mas Bara mengulurkan tangannya pada Gusti Arya. Kulihat gusti arya menegang, mungkin ia terkejut.

"Arya." Ada kekakuan diantara mereka.

"Kukira kamu belum menikah May. Padahal aku hendak membawa keluargaku besok kesini untuk melamarmu." Aku kembali membulatkan mata, bisa-bisanya dia mengatakan itu didepan suamiku.

"Hehe. Ooh kebetulan Mayra sudah menikah. Dan dia sangat bahagia dengan pernikahannya. Apalagi sekarang Mayra sedang mengandung anakku. Jadi saya harap anda jangan dekat-dekat dengan istri saya lagi. Permisi, kami harus pergi." Mas Bara berbicara dengan nada ketidak sukaannya. Ia langsung membawaku pergi dari sana.

Mas Bara membawaku menuju kamar. Ia menyuruhku duduk dengan tatapan menerkam.

"Siapa bule itu? Kenapa dia mengatakan akan melamarmu?" Pertanyaannya terdengar sarkas.

"Dia anak pemilik puri tempat ibunya mbak sekar bekerja."

"Kenapa dia mengenalmu? Apa kamu disini sambil tebar pesona, Dan berniat cari suami baru?" Ia nampak marah. Aku tersenyum tipis. Kukerjain aja sekalian.

"Iya. Mumpung di bali dan banyak bule, sayang kan kalau dilewatkan, apalagi katanya punya bule itu anunya besar-besar. Uuuh." Aku terkikik dengan menutup mulutku saat mengatakan itu. Kulihat wajah mas bara benar-benar memerah.

1
Guillotine
Nyesel kalo gak baca.
Niki Fujoshi
Nggak bisa move on.
Shinn Asuka
Ngga bisa berhenti!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!