TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA PULUH
Snowy membuka matanya, suasana kamar ini masih remang-remang. Yang Snowy lihat pertama kali adalah wajah tampan suaminya.
Bersama mata berkantung Mahesa menatap langit-langit kamarnya. Seperti sedang ada yang dipikirkan oleh pria itu.
Snowy lantas kembali pura-pura terpejam sesaat setelah lelaki itu bergeser untuk menatap ke arahnya. Snowy tak mau Mahesa tahu jika barusan, dirinya menatap pria itu.
Dalam pejam matanya, Snowy dapat merasakan cubitan di dagu sebelum sebuah kecupan di bibir membuat dirinya terpaksa membuka mata dan saling mempertemukan maniknya.
"Selamat menjelang pagi." Mahesa beri ucapan itu lalu memagut kembali bibirnya.
Snowy tak menolak, dia nikmati itu tapi sambil berpikir sesuatu. Ini masih belum subuh, Snowy yakin itu, tapi kenapa tiba-tiba Mahesa sudah ada di rumah?
Snowy pikir, suaminya akan pulang lagi ke bar, tapi Mahesa pergi dan seingatnya belum ada dua jam, Mahesa sudah kembali di sisinya.
Beberapa jam lalu keduanya bertengkar cukup hebat. Kemudian, detik ini mereka saling membutuhkan sentuhan candu satu sama lain.
Ini naluriah, di mana biologis seseorang harus terpenuhi. Termasuk Mahesa dan Snowy, apa lagi keduanya sudah sama-sama dewasa dan dilindungi sebuah pernikahan.
"Buka pahanya." Berbisik, Mahesa meraba pelan paha sang istri. Dan wanita itu pasrah jika sudah urusan ini.
Snowy mendesah, ketika prianya mulai menyisir perut dengan kecupan. Menjelang pagi, mereka disambut dengan lenguh yang bercampur peluh.
🏔️🏔️🏔️🏔️
^^^🏔️🏔️🏔️🏔️^^^
Snowy mandi lebih dulu, sedang Mahesa sempat tertidur sebelum akhirnya dia juga mandi pagi karena harus antar Snowy ke kantor X-meria.
Seperti biasanya di meja makan panjang tersebut, Snowy dan Mahesa melakukan ritual rutin, sarapan pagi bersama.
Tak ada yang membahas soal pertengkaran semalam. Semua normal, sebelum sebuah notifikasi chat masuk ke ponsel milik Snowy.
"Siapa?" Mahesa segera mencecar dengan lirikan tajamnya.
"Demian."
Mahesa meraih sandwich yang baru saja akan Snowy makan. "Mau sampai kapan kamu selingkuh hm?" tanyanya.
Terang itu pertanyaan yang membuat Snowy tertawa sekilas. "Kamu yang selingkuhan ku!"
Yap benar, Snowy sudah pacaran lebih dulu sebelum menikah dengan Mahesa. Jadi jika diingat lagi, Mahesa yang selingkuhannya.
Mahesa meraih jemari Snow, menunjukkan di mana letak cincinnya. "Mungkin kamu lupa, sekarang aku ingatkan lagi. We're married, Snow!"
"Oya?" Snowy tertawa sambil memutar bola matanya secara malas. "We are married, but without love!"
"Aku mencintaimu!" pangkas Mahesa.
Snowy terdiam dengan dada yang tiba-tiba merasakan sentakan keras. Dia ingin sekali bertanya, apa yang terjadi dengan telinganya.
Korslet kah, atau....
"Kamu percaya kalau aku bilang aku mencintaimu?" tambah Mahesa serius.
Snowy benar-benar dibuat beku oleh ucapan ucapan suaminya kali ini. Bagaimana dia bisa percaya, seseorang yang kemarin bilang tak mencintai sekarang mengatakan itu.
"Ayolah, stop bercan..."
"Aku yang kasih tahu media sosial soal pernikahan kita!" potong Mahesa. "Aku yang undang Tante Tante simpanan berondong kamu, waktu itu!" lanjutnya mengakui.
Yah, Mahesa sendiri yang memberikan informasi pernikahannya bersama Snowy ke media sosial menggunakan akun palsu. Dan media massa akhirnya mengulik.
Anak pertama dari pemilik X-meria telah menikah. Berita yang cukup dibicarakan media bisnis bahkan orang majalah sempat datang untuk mewawancarai mereka.
Tujuan Mahesa simple, hanya supaya kekasih Snowy yang tersisa mundur satu persatu tanpa perlu melakukan apa pun.
Tak lupa pula, Mahesa mengingatkan lagi tragedi Prabu dan Tante Tante di Bali kala itu, yah dia yang menyiasati itu.
"Aku mau kamu putus dari mereka, karena aku sudah mencintai kamu dari sebelum kita menikah, jelas?!" sentak Mahesa kembali dan Snowy tercengang.
Mungkin bisa dengan mudah melumpuhkan sembilan belas mantan Snowy, tapi Mahesa yakin seratus persen, untuk menyingkirkan Demian takkan bisa segampang itu.
Mahesa perlu Snowy juga untuk berada di sisinya, agar suatu saat di masa yang akan datang, Demian takkan mudah memperdaya Snowy yang kaya raya tapi amat sangat polos.
Semalam dia tidak tidur, hanya bergulat dengan pikirannya sendiri. Hasilnya, dia harus ambil keputusan ini, mengaku pada Snowy.
"Mungkin ini sulit dipercaya. Tapi, alasan aku mau menerima pernikahan ini, bukan karena aku takut jatuh miskin, tapi karena aku memanfaatkan kesempatan untuk bisa menikah dengan mu!" imbuh Mahesa serius.
"Dimulai dari Boy, Gland, Rick, Prabu, Gabriel, Deddy, Anwar, Kalvin, Reymond, Abi, Zayyan, Loren, Geonino, Aris, Marion, Bagas, Raffa, Samuel dan Dira, aku bahkan hapal semua nama mereka karena aku membencinya!"
Snowy tak sangka suami yang dia anggap sangat acuh, bisa menghapal nama-nama kekasihnya dari a-z. Yang bahkan dia sendiri sering lupa nama-nama itu.
"Kamu berendam air hangat selama lima belas menit, shampo, sabun, parfum, kamu mengenakan wangi yang berbeda setiap harinya. Aku tahu semua yang kamu suka, dan aku tahu semua yang kamu lakukan setiap harinya ... aku memperhatikan kamu asal kau tahu! Aku juga benci saat kamu diet padahal sudah kurus kering! Aku lebih suka kamu makan dengan normal!" beber Mahesa.
"Are you kidding me?" Snowy suka kata-kata Mahesa barusan, tapi dia takut di akhir nanti Mahesa bilang jika ini hanya prank.
"Aku serius." Wajah serius Mahesa membuat mata Snowy berkaca-kaca. "Hiks!"
Snowy bahagia, dan sikap spontan seorang Snowy saat bahagia adalah, menarik kedua pipi Mahesa dengan geram, dan lebih parahnya lagi menamparnya kecil-kecil.
"Kenapa nggak bilang dari dulu sih?!"
"Sakit, Snow!" Mahesa menghindari pukulan Snowy yang meski pelan tapi karena dilakukan bertubi-tubi menjadi sakit juga.
"Jadi Kak Esa serius suka sama Snowy?"
"Hmm," angguk Mahesa. Lantas, mata yang sebelumnya saling bertemu sesaat seperti memberikan kode untuk langkah berikutnya.
Menarik tengkuk suaminya, bibir Snowy lebih dulu sampai pada bibir Mahesa. Dan, pria itu membalasnya lebih dalam dari yang diterima.
Snowy masih mencintai lelaki itu. Sungguh, berkali-kali sudah Demian melamarnya, dan dia tak pernah menerima karena tak mau terlalu dalam membohongi dirinya sendiri.
Mendengar pengakuan Mahesa yang terlihat serius. Snowy bahagia, sudah dia bilang, dia siap memberikan segalanya jika Mahesa mau membalas cinta yang sedari kecil dia pupuk.
Dia memang play girl, tapi tidak pernah memakai hati, karena yang Snowy lakukan hanya bermain-main untuk mengisi waktu saja.
Mahesa mengangkat Snowy agar duduk di meja makannya. Memulai kembali peraduan bibir yang masih begitu mencandu dirinya.
Keduanya saling memberikan treatment sentuhannya. Secara tergesa-gesa, Snowy kembali membuka pakaian kantornya, lekas pasrah pada cecapan bibir suaminya.
"Jangan gigit di situ!"
Snowy menjambak rambut Mahesa kuat-kuat saat lelaki itu dengan liciknya memberi tanda merah di leher jenjangnya.
"Demian harus melihatnya!" Tak hanya sekali dua kali, bahkan tiga kali sampai empat kali Mahesa menyematkan tanda kepemilikannya.
"Bukan Demian, tapi orang kantor yang akan menggunjing tentang ini, Mahesa Bakhtiar!"
Snowy pukul dada bidang suaminya. Lalu, Mahesa membalasnya dengan pemasukan yang membuat Snowy melenguh.
"Jangan coba-coba menutupinya dengan syal atau aku akan buat lagi di pipi, di kening, di seluruh wajah mu!"