NovelToon NovelToon
Saat Suamiku Mendua

Saat Suamiku Mendua

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat
Popularitas:504.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: D'wie

SEKUEL TERPAKSA MENIKAHI PEMBANTU

Giana yang sejak kecil kehilangan figur seorang ayah merasa bahagia saat ada seorang laki-laki yang merupakan mahasiswa KKN memberikan perhatian padanya. Siapa sangka karena kesalahpahaman warga, mereka pun dinikahkan.

Giana pikir ia bisa mendapatkan kebahagiaan yang hilang setelah menikah, namun siapa sangka, yang ia dapatkan hanyalah kebencian dan caci maki. Giana yang tidak ingin ibunya hancur mengetahui penderitaannya pun merahasiakan segala pahit getir yang ia terima. Namun, sampai kapankah ia sanggup bertahan apalagi setelah mengetahui sang suami sudah MENDUA.

Bertahan atau menyerah, manakah yang harus Giana pilih?

Yuk ikuti ceritanya!

Please, yang gak benar-benar baca nggak usah kasi ulasan semaunya!
Dan tolong, jangan boom like atau lompat-lompat bacanya karena itu bisa merusak retensi. Terima kasih atas perhatiannya dan selamat membaca. ♥️♥️♥️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SSM 28

"Mau apa kalian datang ke mari?" tanya Giana dingin. Melihat kedatangan Giana, Rahma dan Ratih pun segera berdiri. Dengan sedikit tertatih, Rahma mendekat sambil tersenyum lembut.

"Giana, akhirnya kita bertemu lagi. Apa kabar kamu? Sepertinya kau sehat dan bahkan tambah cantik. Mama senang melihatnya."

Sontak apa yang Rahma ucapkan tadi membuat Giana terbengong-bengong. Untuk pertama kali seumur hidupnya, Giana mendengar kata-kata lembut dan seakan penuh perhatian dari bibir mantan ibu mertuanya.

"Tih, Mama kamu salah makan obat atau kenapa? Atau jangan-jangan Tante kesurupan? Kok aku jadi merinding ya denger ucapan Tante barusan," ujar Giana sambil memegang kedua lengannya dan memasang ekspresi bergidik.

Rahma memasang wajah bersedih, sementara Ratih segera memeluk tubuh ibunya dari belakang.

"Mama nggak salah makan obat kok, Mbak. Nggak kesurupan juga. Mama tulus bilang itu ke Mbak," ucap Ratih.

"Tulis?" beo Giana. Ratih mengangguk, membuat Giana terkekeh. Tak tahan berdiri lama-lama, Giana pun memilih duduk.

Rahma dan Ratih pun ikut duduk dengan meja sebagai pembatasnya.

"Nggak usah berdrama, katakan, apa sebenarnya tujuan kedatangan kalian? Kemarin Mas Herdan, hari ini kalian. Sebenarnya mau kalian itu apa sih? Apa kalian belum puas membuat aku menderita dan tersiksa selama ini?" cecar Giana tajam dan menusuk.

Rahma dan Ratih sesungguhnya sudah mulai merasa bersalah. Oleh sebab itu, mereka ingin Giana kembali pada Herdan agar mereka bisa menebus kesalahan mereka sekaligus agar mereka bisa melihat anak Herdan dan Giana kelak. Bila mereka tidak kembali, bukan tidak mungkin selamanya mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk melihat darah daging Herdan itu.

"Giana, Mama tau, Mama banyak sekali kesalahan sama kamu. Mama sungguh-sungguh menyesal. Mama minta maaf sama kamu. Tulus dari hati terdalam, Mama benar-benar menyesal," ujar Rahma.

"Iya, Mbak, Ratih juga. Maaf kalau Ratih sudah sering jahat sama Mbak selama ini. Ratih emang terlalu egois dan keras kepala. Ratih sadar, Ratih minta maaf. Mbak mau 'kan maafin Ratih?" tanya Ratih.

"Bahkan kekeringan akibat kemarau panjang pun tidak bisa dihapus oleh hujan sehari, tapi kalian dengan gampangnya datang, mengatakan maaf, lalu meminta aku memaafkan kalian? Apa aku nggak salah dengar?" sarkas Giana sambil tertawa sumbang.

Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk Giana mencoba meluluhkan hati mantan mertuanya itu, tetapi apa yang ia dapat? Hanya kesakitan dan kepahitan. Lalu semudah itu keduanya datang untuk meminta maaf?

Jujur saja, Giana masih sangsi dengan permintaan maaf mereka. Hanya aneh saja, selama lima tahun hidup satu atap, keduanya tak pernah sekalipun menunjukkan simpati ataupun kebaikan padanya. Lalu kini, mereka tiba-tiba datang untuk meminta maaf? Wajar bukan kalau Giana menganggap mereka salah makan obat atau bahkan kesurupan?

"Kami tau nggak mudah untuk memaafkan kami. Terlalu banyak kesalahan yang sudah kami perbuat. Pasti Mbak nggak percaya dengan permintaan maaf kami ini, bukan?"

Giana menjentikkan jarinya sambil tersenyum. "Benar sekali. Rasanya aneh sekali, orang yang selama ini selalu menyakiti dan menindasku tiba-tiba meminta maaf. Pasti ini hanya sekadar sandiwara, bukan?"

"Nggak, Giana. Mama minta maaf tulus sama kamu. Mama nggak sedang bersandiwara ataupun berpura-pura. Mama sungguh-sungguh meminta maaf. Mama sungguh sangat menyesal sudah berlaku semena-mena sama kamu. Oke kamu nggak percaya, Untuk itu, kembalilah dengan Herdan. Dengan begitu, Mama bisa membuktikan sama kamu kalau Mama sudah benar-benar berubah. Bukan hanya Mama, Mama pastikan Ratih dan Herdan pun juga akan memperlakukan kamu dengan baik mulai sekarang," ujar Rahma mencintai meyakinkan. Bahkan kini ia sedang menggenggam tangan Giana demi untuk meyakinkannya.

"A-apa? Kembali pada anak Mama itu? Apa Mama sedang bercanda?" sinis Giana.

"Mama serius, Gi. Mama sungguh-sungguh. Kamu mau 'kan?"

"Nggak," jawab Giana tegas dan lantang. Rahma dan Ratih sampai tersentak mendengarnya.

"Mbak, jangan langsung menolak. Pertimbangkan dulu kata-kata Mama. Ini bukan hanya untuk kebaikan Mbak, tapi juga anak kalian."

Mendengar Ratih menyebut tentang anaknya, Giana pun melirik tajam.

"Kebaikan macam mana yang kau maksud? Anak siapa?"

"Kebaikan kehidupan anak Mbak dan Kak Herdan. Kami sudah tau kalau Mbak sedang mengandung anak Kak Herdan," ucap Ratih membuat Giana mendelik tajam. Ia kesal karena Herdan dan keluarganya kini mengetahui tentang kehamilannya. Meskipun mereka pun sebenarnya berhak, tapi Giana merasa belum rela.

"Dengan kalian bersatu kembali, hidup anak kalian kelak nggak akan kekurangan karena ada yang menanggung. Mbak pun nggak perlu kerja keras seperti ini lagi. Aku jamin, bila Mbak kembali dengan Mas Herdan, Mbak akan diratukan. Nggak seperti sebelumnya. Kami juga nggak akan mengusik rumah tangga Mbak lagi. Selain itu, anak kalian juga akan mendapatkan kasih sayang yang lengkap. Mbak nggak ingin 'kan anak kalian merasakan seperti yang Mbak alami selama ini? Mbak nggak punya ayah. Nggak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Mbak nggak mau 'kan calon anak kalian merasakan hal sama seperti yang pernah Mbak rasakan?" ucap Ratih mencoba membujuk dan mempengaruhi pikiran Giana.

Giana tercenung. Mencoba mencerna setiap kata-kata Ratih yang tidak sepenuhnya salah, namun tidak sepenuhnya benar pula.

Giana pun sangat ingin calon anaknya mendapatkan keluarga yang utuh dan mendapatkan kasih sayang orang tua yang lengkap.

Namun, untuk kembali pada Herdan rasanya sudah mustahil. Terlebih ada Angel di antara mereka. Apa mungkin Angel mau melepaskan Herdan demi anak mereka?

Giana tak yakin itu. Tahu Giana masih bimbang, mereka pun memilih pulang. Namun, keduanya berjanji akan kembali lagi. Mereka meminta Giana memikirkan kata-kata mereka.

Keesokan harinya, Rahma dan Ratih pun akhirnya benar-benar kembali. Sama seperti kemarin, Giana belum bisa memberikan keputusan. Hingga seminggu sudah berlalu, tepatnya akhir pekan, mereka pun kembali lagi.

"Bagaimana, Gi? Kamu mau 'kan kembali dengan Herdan? Kalau kau khawatir dengan keberadaan Angel, kau tenang saja, kami akan membicarakannya. Ia pasti bersedia menerima kau kembali. Apalagi kau sedang mengandung anak Herdan, Mama yakin Angel bersedia menerima. Atau kau mau Herdan meninggalkan Angel? Kalau itu permintaanmu, asal kau mau kembali pada Herdan, Mama pasti akan membantu karena bagi Mama kebahagiaan kau dan calon anak kalian adalah prioritas," ujar Rahma yang terus berusaha membujuk. Namun, Giana yang sudah membulatkan tekadnya untuk tak kembali pada Herdan membuatnya menggeleng tegas.

"Nggak, Tan. Maaf, mau kalian membujuk bagaimanapun keputusanku tetap sama. Aku nggak akan kembali pada Mas Herdan. Mau Angel dicerai sekalipun, aku tetap nggak mau. Kalian pikir, hanya dengan begitu bisa membuat aku lupa dengan kesakitan yang kalian beri? Dengan pengkhianatan yang sudah Mas Herdan lakukan? Nggak, aku nggak bisa. Aku nggak mau kembali ke jurang yang sama. Sekali lagi aku tegaskan, aku nggak bisa."

"Mbak," sentak Ratih yang mulai kehilangan kesabaran. "Apa susahnya sih kembali sama Kak Herdan. ini untuk kebaikan kalian lho. Jangan egois! Pikirkan kebaikan calon anak kalian. Apa Mbak mau membuat anak kalian merasakan seperti yang Mbak rasakan selama ini? Mbak mau membuat anak kalian merasakan nasib yang sama dengan Mbak? Mbak tau, Mbak itu ibu yang jahat ya nggak!" sentak Ratih yang kekesalannya sudah sampai di ubun-ubun.

Padahal ia dan ibunya sudah bercapek-capek mondar-mandir ke sana setiap hari, berharap bisa membuat Giana kembali pada Herdan, tapi bukannya luluh, Giana tetap saja menolak dengan tegas membuat Ratih berang setengah mati.

"Siapa yang kau sebut egois, hah? Justru kalian lah yang egois. Kau pikir aku percaya kalau kalian benar-benar berubah? Nggak. Aku nggak sebodoh itu. Lima tahun ... Lima tahun kalian dzolim padaku. Bagaimana mungkin kalian bisa berubah hanya dalam hitungan hari?"

"Tapi Mama sungguh-sungguh, Gi. Mama nggak sedang berbohong. Mama nyesel sudah memperlakukan kamu nggak baik," ucap Rahma dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf, Tan.. Keputusanku sudah bulat. Aku nggak bisa kembali sama anak Mama yang jahat itu."

"Gi," panggil Herdan yang ternyata juga ada di sana. Giana menghela nafas panjang. Ia sebenarnya malu karena membawa permasalahan pribadi ke tempat kerja. Ia pun tak mau, tapi seperti kata Asrul, hanya tempat ini yang aman. Mereka pasti takkan berani macam-macam, ujarnya.

"Mas, tolong bawa mama dan adikmu ini pergi dari sini. Aku masih harus bekerja," ucapnya pada Herdan.

"Gi, aku mohon berikanlah kesempatan untukku menebus kesalahanku. Aku janji, aku nggak akan menyakiti kamu lagi," ucap Herdan dengan tatapan memelas. Apalagi saat melihat kandungan Giana yang mulai membesar membuat nalurinya sebagai seorang ayah ingin sekali menyentuhnya.

"Sekali kataku tidak ya tidak, apa kalian nggak ngerti bahasa manusia?"

"Mbak, apa salahnya sih ngalah? Ini untuk anak kalian lho. Dia butuh bapaknya. Jangan egois!" sela Ratih dengan nada meninggi.

"Jangan membuat keributan di sini! Kalau kalian hanya ingin membuat kegaduhan, lebih baik kalian pergi dari sini!" tukas Asrul yang sudah tak tahan lagi mendengar kata-kata keluarga Herdan yang cenderung menyudutkan Giana.

"Heh, Pak Tua, nggak usah ikut campur! Ini urusan kami," berang Ratih. "Kak, kalau Mbak Giana tetap kekeuh menolak, bawa aja paksa. Toh ini untuk kebaikan anaknya juga," tukas Ratih yang diangguki Herdan.

"Jangan berani-beraninya menyentuh calon istriku kalau kalian tidak mau merasakan akibatnya!" tegas seseorang menarik atensi Herdan, Rahma, dan Ratih.

...***...

Wuih, panjang banget bab hari ini! Hiburan untuk akhir pekan. 😁

...Happy reading 🥰🥰🥰 ...

1
sutiasih kasih
ya elah.... knapa km jdi sakit hati angel.... km saja sdh tega merampas suami orang.../Facepalm//Facepalm/
sutiasih kasih
gila si Herdan.... maruk bgt... pdahal sdh ada angel perempuan yg km pilih dan km perjuangkn smpe tega mnzdolimi Giana slm ini....
sutiasih kasih
laki2 sukanya begitu... lagu lama...
saat susah ingat istri.... saat sukses lupa akn istri... & suksesnya untuk kesenangan dan memanjakn wanita lain....
hadeuh.... gmn Giana mau kinclong klo uang saja tak di kasih suami yg g ada otaknya....
ρυтяσ✨
ko q sedih ya... padahal ini saat'y kalian bahagia, mungkin karna sebentar lagi akan END jadi sedih
ρυтяσ✨
💖💖🥰🥰🥰alhamdulillah selamat ma"Via n Pak'Asrul,kini kalian telah bersatu kembali dalam pernikahan,dan ini saat'y u bahagia Gia...

hiks.. q terlat baca
Parno Parno
luar biasa
Marini Imtiaz
cerita nya memarik
Dewa Rana
ternyata kafenya asrul
Dewa Rana
jangan2 hamil
Dewa Rana
ini asrul kali ya
Dewa Rana
memang harus jadi gila utk menghadapi orang gila
Levhiosha Levhiosha
Love you Thor sekebun..../Facepalm//Facepalm/
Cidaha (Ig @Dwie.author): Love you too, Kak. 🥰🥰
total 1 replies
Yam Mato
selalu ditunggu cerita2 selanjutnya kak, tetap semangat berkarya
Taslim Rustanto
Lumayan
Prahesti Vita masita
amin ya rabbal alamin 🤲
Eindah marlina
yah☹🥺🥺
happy karna mereka udah bahagia,
tapi syedih karna mak othornya mau hiatus,,mau ngintil pindah rumah baru tapi hp udah overload gabisa donload apk lagi😫😫
Eindah marlina: kumenangiiiiiiissss/Sob//Sob/
Cidaha (Ig @Dwie.author): 🥹🥹🥹 maaf ya.
total 2 replies
Yudith Lahay
Sangat bagus
ken darsihk
Akhir nya beneran TAMAT
BTW terimakasih author bacaan yng sangat bagus , jangan terlalu lama hiatus nya thor 😍😍
Jossy Jeanette
wah sudah tamat lagi..terimakasih ya ka author untuk karya2nya yg selalu keren..sehat sukses selalu dan ditunggu ya karya berikutnya🙏😍💐
Aprisya
Alhamdulilah,, semua berbahagia ,,, selamat ya buat bu via atas kelahirannya dan giana atas kehamilannya,, tanks kak dwie semoga lancar jaya di tahun 2025🤲🤲🤲🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!