NovelToon NovelToon
Menanti Bahagia Yang Hilang

Menanti Bahagia Yang Hilang

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:101.1k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Istri mana yang tak bahagia bila suaminya naik jabatan. Semula hidup pas-pasan, tiba-tiba punya segalanya. Namun, itu semua tak berarti bagi Jihan. Kerja keras Fahmi, yang mengangkat derajat keluarga justru melenyapkan kebahagiaan Jihan. Suami setia akhirnya mendua, ibu mertua penyayang pun berubah kasar dan selalu mencacinya. Lelah dengan keadaan yang tiada henti menusuk hatinya dari berbagai arah, Jihan akhirnya memilih mundur dari pernikahan yang telah ia bangun selama lebih 6 tahun bersama Fahmi.

Menjadi janda beranak satu tak menyurutkan semangat Jihan menjalani hidup, apapun dia lakukan demi membahagiakan putra semata wayangnya. Kehadiran Aidan, seorang dokter anak, kembali menyinari ruang di hati Jihan yang telah lama redup. Namun, saat itu pula wanita masa lalu Aidan hadir bersamaan dengan mantan suami Jihan.

Lantas, apakah tujuan Fahmi hadir kembali dalam kehidupan Jihan? Dan siapakah wanita masa lalu Aidan? Akankah Jihan dapat meraih kembali kebahagiaannya yang hilang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12~ TAK ADA KEJADIAN KECUALI UNTUK DIPETIK HIKMAHNYA.

Dari balik jendela kamarnya, Fahmi menatap kepergian Jihan dan Dafa dengan sorot mata yang begitu tajam. Ia sangat yakin suatu hari nanti Jihan pasti akan kembali mengemis padanya karena tidak akan sanggup menafkahi Dafa.

"Mas, kamu sudah benar-benar menjatuhkan talak pada Mbak Jihan?" Tanya Windi yang berdiri di samping suaminya. Senyum penuh kemenangan menghiasi wajahnya menatap kepergian Jihan dan anaknya, kini ialah satu-satunya istri Fahmi dan sepenuhnya memiliki pria itu dan segala kepunyaannya.

"Dia sendiri yang menginginkannya, tapi lihat saja nanti, tidak akan lama lagi dia pasti akan kembali lagi ke rumah ini untuk mengemis padaku. Memangnya dia bisa apa diluar sana tanpa aku, terlebih ada Dafa bersamanya, selama ini dia hanya bergantung padaku. Ayahnya saja tidak peduli padanya, dengan tega meninggalkannya dan ibunya yang sedang sakit-sakitan demi janda kaya. Sampai akhirnya ibunya meninggal dunia, hanya aku dan Ibu yang ada menemaninya." Ucap Fahmi.

"Oh, kasihan sekali ya, Mas." Ujar Windi, tanpa dilihat Fahmi ia menekuk wajahnya dan berharap dalam hati semoga Jihan dan anaknya tidak akan pernah kembali lagi.

Sementara itu di dalam taksi...

Air mata Jihan menetes seiring melajunya taksi yang ditumpanginya. Ia menoleh kebelakang menatap rumah yang mulanya ia anggap istana dan berharap akan menjadikannya seorang ratu.

Masih segar di ingatannya ketika baru pindah ke rumah itu. Semuanya terasa sangat indah karena diawal semuanya masih sama. Namun, seiring berjalannya waktu semuanya telah berbeda atas perubahan sikap suami dan ibu mertuanya.

Bahkan di dalam rumah itu telah ada seorang ratu lain yang menggantikan dirinya. Sekarang semua kisah manisnya telah tertutup dan tergantikan kisah yang kelam.

"Bunda, jangan nangis."

Jihan tersentak ketika merasakan tangan mungil Dafa mengusap air matanya, ia pun mengalihkan pandangannya pada putranya.

"Maafin Bunda ya sayang, karena Bunda sekarang Dafa harus pisah sama Ayah."

"Gak apa-apa, Bunda. Dafa gak apa-apa kok sekarang gak punya Ayah lagi, yang penting Dafa bisa sama-sama Bunda terus."

Jihan memeluk putranya erat, air matanya kembali jatuh. Sekarang yang harus ia pikirkan adalah bagaimana caranya bisa menghidupi putra semata wayangnya dengan layak, tanpa ijazah bagaimana ia bisa mencari pekerjaan.

"Bu, ini tujuannya mau kemana ya?" Tanya supir taksi setelah beberapa menit mengemudi, sementara penumpangnya tidak mengatakan alamat tujuannya.

Jihan terhenyak, seketika ia dilanda kebingungan harus pergi kemana. Selain Fahmi dan Dafa, ia masih memiliki ayah namun entah dimana keberadaannya sekarang.

Sejenak, pandangannya tertuju pada Dafa yang telah tertidur di pangkuannya. Putranya itulah satu-satunya yang kini menjadi penyemangat hidupnya.

"Pak, mampir di halte depan saja." Ucap Jihan akhirnya setelah beberapa saat berpikir sambil memperhatikan keadaan sekitar dan melihat ada sebuah halte tak jauh di depan sana.

"Memangnya, tujuan Ibu sebenarnya mau kemana?" Tanya supir taksi yang memperhatikan gelagat penumpangnya seperti sedang kebingungan.

"Niatnya sih mau cari kontrakan kecil-kecilan aja, Pak. Tapi sepertinya di daerah sini tidak ada. Jadi sebaiknya saya mampir di halte saja." Ujar Jihan. Berkendara menggunakan taksi terlalu jauh tentu akan terkena ongkos yang tidak sedikit, sedang ia harus menghemat uang yang ia miliki saat ini.

"Oh, mau cari kontrakan. Ada kok gak jauh dari sini. Kalau mau, saya langsung antar ke sana."

"Em, kira-kira biaya kontrakannya perbulan berapa ya, Pak?" Tanya Jihan, ingin memastikan lebih dulu. Sebab, uang yang dimilikinya tak seberapa, tak akan cukup membayar kontrakan yang mahal. Belum lagi untuk biaya sehari-hari selama belum mendapatkan pekerjaan.

"Kalau gak salah kisaran antara 400-500 ribu perbulannya."

"Alhamdulillah," Jihan tersenyum, harga kontrakan tersebut sesuai dengan keinginannya. "Pak, langsung antara kami kesana saja." Pintanya.

"Baik, Bu."

Begitu sampai, Jihan membangunkan putranya. Mereka lalu turun setelah membayar ongkos taksi, dan langsung menemui pemilik kontrakan tersebut.

"Cuma berdua ya Mbak sama anaknya?" Tanya seorang wanita setengah baya, yang merupakan pemilik kontrakan.

"Iya, Bu." Jawab Jihan sembari tersenyum canggung, merasa sedikit tidak nyaman oleh tatapan sang pemilik kontrakan yang tampaknya seperti mengintimidasi.

"Suaminya kemana, Mbak?"

Jihan tak langsung menjawab, ia melirik putranya yang tampak sesekali menguap. "Kami sudah bercerai, Bu." Jawab Jihan akhirnya.

"Oh begitu," pemilik kontrakan itu menatap Jihan seolah sedang menilai kemampuannya. "Perbulannya 500, dan jangan sampai telat setiap bulannya." Ucapnya memperingati.

"Insyaallah, Bu, saya akan usahakan agar tidak telat setiap bulannya."

Pemilik kontrakan itupun memberikan kunci kontrakan, lalu menunjukkan rumah yang akan ditempati Jihan. Setelah mendapat sewa bulan pertama ia pun lekas pergi.

Jihan membuka pintu kontrakan itu dengan melafazkan basmallah, disinilah ia akan memulai hidup baru bersama putranya.

"Bu, mirip rumah kita yang dulu." Ucap Dafa ketika pintu telah terbuka, memperlihatkan ruang tamu yang tak seberapa luas.

Jihan terkekeh pelan, ia pun teringat akan masa masa di saat perekonomiannya serba pas-pasan, namun ia dilimpahkan oleh kasih sayang suami dan ibu mertuanya. Dan itu semua tinggallah kenangan.

"Gak apa-apa kan, kita tinggal disini dulu? Kalau Bunda dapat kerjaan dan bisa kumpulkan uang, kita cari kontrakan yang sedikit lebih besar ya, Nak."

"Gak apa-apa, Bunda. Dimana aja asal Dafa sama Bunda."

Jihan tersenyum haru mendengar ucapan putranya, andai tidak ada Dafa entah bagaimana ia bisa menjalankan kehidupan ditengah badai yang melanda. Dafa lah kini satu-satunya yang menjadi penyemangat hidupnya.

"Sekarang kita masuk ya, Nak." Jihan menggenggam tangan putranya dan bersama-sama melangkah masuk. "Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum." Ucapnya serentak, kemudian langsung menuju kamar.

Jihan menyimpan tasnya meja kayu yang terletak di dekat jendela, lalu mulai bersih-bersih. Dafa pun turut membantu sang bunda.

Dimulai membersihkan kamar, lalu dapur dan ruang tamu. Tak membutuhkan waktu lama rumah tersebut telah dibersihkan.

"Dafa istirahat dulu di kamar ya, Nak. Bunda keluar sebentar beli makanan."

"Iya Bunda,"

Setelah Dafa masuk ke kamar, Jihan pun bergegas pergi. Di perjalanan ia sempat menyapa beberapa warga yang berpapasan dengannya dan mengenalkan diri sebagai penghuni kontrakan yang baru.

Beruntung tak jauh dari kontrakannya ada sebuah rumah makan, sehingga ia tak perlu berjalan jauh. Setelah membeli membeli dua bungkus nasi, ia pun bergegas pulang.

Dafa sedang tidur saat ia sampai, putranya itu memang tampak mengantuk saat membantunya bersih-bersih. Ia meletakkan bungkusan makanannya di atas meja lalu duduk di sisi putranya yang tidur hanya dengan alas kasur busa tipis, mengusap pelan rambutnya putranya dan menatapnya dengan mata berkaca-kaca

"Ya Allah, seandainya aku bisa lebih tegas melindungi rumah tanggaku. Putraku tetap akan tidur di kasurnya yang empuk, dan tinggal di tempat yang layak. Tapi, sayangnya aku terlalu rapuh."

''Tapi seperti juga yang disabdakan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, 'Tak ada kejadian kecuali untuk dipetik hikmahnya.' Suatu hari nanti, ketika Dafa dewasa, akan ku sampaikan pelajaran padanya."

"Agar dia tidak hanya menjadi laki-laki yang baik, tapi juga laki-laki berpendirian. Bukan hanya laki-laki yang mudah berbelas kasih, tapi juga laki-laki yang tegas. Bukan hanya menjadi laki-laki cerdas, tapi juga laki-laki yang memegang teguh ajaran agama."

1
Dwi Rustiana
mbk Jihan dapet wangsit dimana itu bisa setenang dan sesejuk angin pantai gitu jangan2 kesambet lagi dijalan tadi 🤭🤭🤭
jangan seneng dulu ya Bu iren karena perangkap istri yang tersakiti itu lebih mengerikan 😏😏😏
Suren
makin penasaran aja Jihan. pasti ada jln keluar nya ni
Eva Karmita
astaghfirullah ya Allah apa yg ada diisi kepalamu Jihan 🙄🙄🤔🤔😩 entahlah aku males ikut mikir semoga aja ini keputusan yang tepat ya Jihan 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🙏
cinta semu
mantan mertua dah insyaf tapi sudah tak berdaya ...
cinta semu
Windi punya urat pelakor jadi ya ...agak lain sih😁😜
Ayunda
gantung bikin penasaran
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
Nurlinda: terima kasih kk
total 1 replies
Deuis Lina
gimana sih Jihan jgn sok baik padahal hatimu terluka ,,,lanjut
Sulfia Nuriawati
laki² gila, saat ssh istri 1 d puja saat sukses pindah haluan, byk kejadian d dunia nyata yg jk gn
kaylla salsabella
la Jihan kok ngambil keputusan sak karep Dewe to ...la Pangen di bejek" sama emak" reader nih🙎🙎
Sugiharti Rusli
apa sebenarnya rencana si Jihan dengan membawa Iren dan bayinya ke rumah ortu Aidan yah,,,
Heri Wibowo
sepertinya Jihan mau menjebak Iren nih.
Adelia Rahma
duh Jihan bikin gemess 🥰🥰
pasti Jihan mau melakukan tes DNA secara diam-diam karena kalo secara langsung pasti tu ulat akan curiga..ya kan Jihan
Nurlinda: 🤫🤫🤫🤫🤫🤭🤭
total 1 replies
Nanik Arifin
klo Jihan bisa setenang itu, berarti dia berpikir masak" tuk melakukan ini. dg Iren tinggal di rumah itu, lebih mudah tuk mengawasi gerak geriknya. dg slalu menolak tes DNA, pasti ada yg dia sembunyikan lah... Jihan pasti dah memikirkan ini
Ilfa Yarni
bego banget km Jihan ihhhbikin kesel
Sunaryati
Itu mungkin cara Jihan mempermalukan, Jihan dan mengakui kebohongannya
🌷Vnyjkb🌷
tidak logika
Nurlinda: /Hey//Hey//Hey/
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
bolak balik buka cuma nungguin kowe up.....sekalinya gereget sama Jihan ihhhhhhhh pingin tak cubit deh jihannnn....met bobo tor dah malem ahhhhhh
Nurlinda: lanjut donk, bentar lagi mau end loh 🙈
Rhya Rhadyllah: jdi MLS bacax klw bgini..🙈🙈🙈
total 4 replies
🌷💚SITI.R💚🌷
laki klu sdh kaya kadang lupa dia brjuang dr awal sm isyri sdh kaya kadang caribyg lbh dr isyri..
Deuis Lina
dari manakah jihan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!