Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku ikhlas
Menjelang malam, selepas sholat isya, Naira memutuskan untuk segera pulang ke rumah Luna, entah kenapa iya menjadi sangat tidak nyaman semenjak mendengar pemberitaan dari Suaminya mengenai wanita yang memiliki nama Monic, Nathan sempat mencegahnya dan meminta Naira untuk menginap satu hari di mansion, namun Naira menolaknya mentah-mentah.
"Kamu marah Nai? Aku bisa melihat dari raut wajahmu.
Kemudian Naira mendekat, lalu mengusap dengan lembut wajah Suaminya.
"Iya, aku sangat marah sekaligus kecewa, hatiku serasa hancur mendengar semua tentang ini, jika sedari awal aku tahu kamu sudah memiliki seorang tunangan dan akan segera menikah, aku lebih memilih di usir dari kampung Reyot, ketimbang di nikahkan secara paksa denganmu, karena itu jauh lebih baik ketimbang dengan keadaan yang seperti ini." Naira kembali menangis di hadapan Nathan.
Kemudian Nathan memeluk Naira dengan eratnya.
"Nai, aku dan Monic sebenarnya sudah putus karena aku pernah memergoki dirinya berselingkuh dengan kak Marcel, tapi entah kenapa dia sengaja menjebak ku di saat aku sedang frustasi karena kalah tender dengan saingan bisnisku, aku pun sedang mencari bukti yang kuat jika pada saat malam itu di hotel, aku sama sekali tidak menyentuhnya sedikitpun, dan wanita yang pertamakali nya aku sentuh hanya kamu Nai, ku mohon percayalah dengan semua penjelasan ku, aku pun sedang berusaha untuk membatalkan pernikahanku dengan Monic, meskipun taruhannya aku akan di coret dari daftar ahli warisnya keluarga Rahadian, aku tidak peduli Nai, aku hanya ingin hidup bersamamu!"
Naira cukup kaget atas penjelasan dari suaminya, dirinya yang semula begitu marah, kesal serta kecewa akhirnya luluh dan membalas pelukan dari suaminya.
"Terimakasih sudah memilihku dan mau berkorban untuku, tapi aku tidak ingin melihatmu jauh dari keluargamu cuma gara-gara aku."
Kemudian Nathan menyudahi pelukannya lalu mengernyitkan dahinya.
"Apa maksudmu berkata seperti itu Nai?" tanya Nathan tidak mengerti dengan arah pembicaraan dari istrinya.
"Ya, Mas Sehun ikuti saja kemauan dari kedua orangtuamu, berbakti lah kepada mereka, karena kebahagiaan seorang anak adalah melihat kedua orang tuanya ikut bahagia, dan aku ikhlas jika seandainya kau menikahi wanita itu, aku akan bertahan sampai anak ini lahir." jawab Naira sambil menangis terisak.
"Tidak Nai, bukan jawaban seperti ini yang aku mau, sebaiknya kita berdua pergi dari sini, pergi sejauh mungkin dimana tidak ada orang lain yang menemukan keberadaan kita!"
"Mau lari sampai kapan Mas? Selamanya kita tidak akan hidup bahagia di atas kesedihan kedua orang tuamu, ikuti semua kemauan mereka, insyaAllah setelah ini akan ada kebahagiaan untuk kita, aku percaya dengan janji Allah." jawaban dari Naira telah membuat Nathan semakin merasa bersalah, iya tidak sudi menikah dengan Monic, itu akan semakin menyiksa batin Naira, walau bagaimanapun tidak ada wanita yang mau berbagi suaminya dengan wanita lain.
"Kenapa kau begitu keras kepala Nai?"
"Mas, kamu beruntung karena masih memiliki orang tua yang masih utuh, sedangkan aku! Hanyalah seorang yatim piatu, bahagiakan lah kedua orangtuamu selagi mereka masih ada di dunia ini jangan pernah kamu mengecewakannya, dan aku ikhlas menerima semua kenyataan ini, itu semua aku lakukan karena aku tidak ingin kamu menjadi seorang anak yang durhaka kepada kedua orangtuamu, ingatlah Mas Sehun, surgamu ada di bawah telapak kaki ibumu, jadi hormati dan hargai lah."
Tiba-tiba Nathan mengeluarkan bulir bening dari sudut matanya."Kenapa hatimu bagaikan malaikat Nai, kau terlalu baik! Aku tidak sanggup menyakiti mu dengan cara seperti ini!" balas kembali Nathan, kali ini iya mendekatkan wajahnya lalu menyatukan keningnya tepat di keningnya Naira sambil memejamkan kedua kelopak matanya.
"Mas, kita bisa melalui semua ujian berat ini, aku yakin akan ada pelangi setelah badai! Kau harus percaya semua itu, dan aku akan berusaha untuk bisa menerima semua takdir ini, untuk saat ini tolong biarkan aku untuk menenangkan hati serta pikiranku, boleh kan?" pinta Naira yang kemudian mengecup kening suaminya.
Nathan mengangguk, pertanda iya setuju.
......................
Paradise Club.
Di atas kursi sofa ruang karaoke, Luna terus saja termenung memikirkan Naira, iya sangat khawatir akan kondisinya saat ini.
"Semoga kau baik-baik saja Nai, awas saja kalau mereka sampai menyakitimu, aku tidak akan segan-segan untuk membalasnya, aku tidak peduli meskipun mereka orang kaya yang memiliki banyak kekuasaan." ucap Luna sembari menghisap rokok vape miliknya.
Sedangkan di ruangannya Marcel, ada Monic yang sedang bergelayut manja padanya.
"Kak, apa betul jika Nathan itu sudah menikah?" tanya Monic sambil memilin rambut Marcel karena saat ini posisi tubuhnya berada di atas pangkuannya.
"Iya Sayang, tadi aku sempat melihatnya secara sekilas, entah kenapa aku merasa pernah melihatnya tapi dimana? Aku benar-benar lupa."
Kemudian Marcel mencoba mengingat wanita berhijab yang tadi sempat Nathan bopong, dan akhirnya iya pun baru teringat.
'Bukankah wanita itu adalah sepupunya Luna? Ya tuhan, sepertinya iya! sebaiknya Monic tidak usah datang ke tempat ini lagi, kalau sampai iya tahu aku memiliki hubungan dengan Monic, semua rencanaku bisa gagal total.' batinnya mulai cemas.
"Monic sayang, mulai besok sebaiknya kau jangan datang kesini dulu ya, dan untuk sementara waktu kita harus menjaga jarak sampai kau menikah dengan adikku!" pinta Marcel.
Monic sempat terkejut dengan permintaan dari Marcel.
"Kak, kenapa perkataan mu barusan seolah kau ingin menghindar dariku?" tanya Monic sembari memasang wajahnya yang kusut.
"Kau jangan pernah berfikiran yang tidak-tidak sayang, setelah kau resmi menikah dengan Nathan, kau akan tinggal satu atap denganku, dan kita bisa bebas untuk bertemu setiap harinya, bagaimana sayang?" usul dari Marcel benar-benar sudah membutakan Monic karena iya begitu mencintai nya.
"Baiklah kak, aku akan mengikuti semua keinginanmu!" jawab Monic terpaksa
'Ha..ha..ha, dasar wanita bodoh, mudah sekali kau untuk aku manfaatkan! Maafkan aku Monic karena sedikitpun aku tidak mencintaimu, saat ini perasaanku sudah berlabuh terhadap wanita lain, dan wanita itu adalah Luna, dia begitu menarik, permainannya di atas ranjang pun jauh berada di atasmu dan ada satu hal lagi, Luna selalu menggetarkan hatiku!' batinnya mulai menggebu ketika mengingat Luna
......................
Saat ini di dalam kamarnya, Naira terus saja memanjatkan doa kepada sang pencipta, iya meminta petunjuk Nya agar di berikan kemudahan dalam menghadapi segala ujian yang begitu berat.
"Yaa Rabb, semoga keputusan yang hamba ambil ini adalah benar, tolong engkau ridhoi, dan lapangan lah hati hambamu untuk menerima semua kenyataan pahit ini, semoga aku dan suamiku di berikan kesabaran serta keikhlasan untuk menghadapi nya." kemudian Naira mengakhiri doanya di sepertiga malam dengan mengusap wajahnya yang sudah di banjiri air matanya oleh kedua telapak tangannya.
Bersambung...
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
gk tega aku thor, klo Naira diduakan😭