NovelToon NovelToon
MENIKAHI PEWARIS ARROGANT

MENIKAHI PEWARIS ARROGANT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta setelah menikah / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa / Kontras Takdir / Office Romance
Popularitas:146.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

ZUA CLAIRE, seorang gadis biasa yang terlahir dari keluarga sederhana.

Suatu hari mamanya meninggal dan dia harus menerima bahwa hidupnya sebatang kara. Siapa yang menyangka kalau gadis itu tiba-tiba menjadi istri seorang pewaris dari keluarga Barasta.

Zua tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam semalam. Tapi menjadi istri Ganra Barasta? Bukannya senang, Zua malah ketakutan. Apalagi pria itu jelas-jelas tidak menyukainya dan menganggapnya sebagai musuh. Belum lagi harus menghadapi anak kedua dari keluarga Barasta yang terkenal kejam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 19 Berbagi air liur juga

"Sabar dong Rin. Gak sabaran banget sih. Tenang aja kita bakalan tetap ke puncak habis ini." kata Leon yang muncul di belakangnya, Narin memutar matanya malas. Leon adalah kakak kandungnya, tapi paling sering bertentangan dengannya. Sama kayak mama mereka. Narin lebih senang jadi anaknya tante Dian, yang paling baik sama dia.

Tak lama setelah itu, Leon dan Dante berjalan menuju lapangan bersama Lucky dan teman-temannya. Narin juga kesal ke para kakak sepupunya Dante dan Ganra. Dante terlalu cuek sekali padahal lelaki itu yang mengajaknya ikut, sedang Ganra, kayak mulai tertarik sama Zua. Nyebelin banget pokoknya semua kakaknya.

Sebelum bergabung dengan Dante, Leon dan yang lain, Ganra ke Zua yang berdiri di sampingnya, gadis itu terlihat masih canggung. Mungkin karena suasana seperti ini masih baru baginya.

Ganra menunduk ke arah Zua.

"Kau duduk saja di sana kalau tidak mau menonton." dia menunjuk ke sebuah bangku panjang di dekat lapangan. Tapi Zua menatapnya dengan wajah keberatan.

"Aku nggak mau terlihat seperti gadis aneh yang sendirian di sudut. Aku bukan kutu buku mister Ganra. Aku ikut menonton saja." balas Zua sedikit ketus.

Ganra terkekeh dan mengangkat bahunya dengan santai.

"Terserah kau saja. Tapi jangan pergi jauh-jauh. Jangan coba-coba menghilang dari pandanganku. Jangan berani kabur."

Zua memutar bola matanya malas. Siapa yang mau kabur. Ia lalu mengikuti Ganra yang mulai berjalan ke arah lapangan. Matanya menangkap Narin yang kini sibuk dengan ponselnya, tampak sengaja menjauh dari keramaian. Zua tidak peduli. Gadis itu sudah cukup menguras emosinya dari tadi. Biarkan saja dia sibuk dengan dunianya sendiri.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pertandingan futsal berlangsung cukup seru. Ganra bermain dengan santai tapi tampak memukau. Gerakannya gesit, membuat banyak orang yang menonton terkesima, termasuk beberapa perempuan yang berdiri di sisi lapangan. Mereka bahkan tak tanggung-tanggung berteriak histeris. Tiga bersaudara itu, Ganra, Dante dan Leon, benar-benar sangat keren di lapangan. Zua mengakuinya.

Gadis itu duduk di bangku penonton dengan pandangan sesekali tertuju pada kelompok Ganra. Bukan karena dia ingin, tapi karena sulit mengabaikan sorakan dan pujian yang terus mengalir untuk ketiga pria bermarga sama itu. Lalu sesekali pandangan Zua berhenti ke Ganra.

Boleh juga tuh cowok. Zua tersenyum

"Dia selalu seperti itu," suara lembut seorang perempuan tiba-tiba terdengar di samping Zua. Ketika menoleh, ia melihat Bunga sudah duduk di sebelahnya. Wanita itu tersenyum tipis, membawa sebotol air mineral di tangannya.

"Ah?"

"Ganra," jawab Bunga, masih dengan senyuman itu.

"Dia selalu menarik perhatian semua orang di mana pun dia berada. Kau tidak merasa terganggu dengan itu?"

Zua mencoba membaca maksud dari pertanyaan itu. Namun, dia memilih untuk tidak menunjukkan reaksi berlebihan.

"Menurutku itu wajar. Laki-laki dengan tampang sepertinya, memang sering menjadi pusat perhatian." kata Zua menanggapi ucapan Bunga

Bunga tertawa kecil, menyembunyikan ekspresi sinis di wajahnya.

"Kau benar. Tapi kau tahu, berada di sisi Ganra itu tidak mudah. Dia… sulit di mengerti. Dia lebih mementingkan pekerjaannya dari pada orang lain. Kau harus bersiap untuk menghadapi itu. Apalagi kalian akan menikah. Kau harus pikir baik-baik kalian cocok atau tidak."

Zua merasa ada sindiran tersembunyi dalam kalimat bunga. Namun, dia tetap menjaga ekspresinya dan hanya membalas dengan senyuman halus.

"Aku lihat kau masih muda. Apa tidak sayang menikah muda?"

"Menurutku tidak. Asalkan dengan pria yang bertanggungjawab." Zua heran. Kenapa dia balas begitu ke wanita ini? Ya ampun, Ganra pasti akan menggodanya lagi kalau mendengar apa yang barusan dia ucapkan.

"Hemm ... Semoga kalian tidak bercerai cepat saja setelah menikah." Bunga memandang Zua, memaksakan seulas senyum, sebelum akhirnya bangkit dan pergi, meninggalkan Zua yang masih bertanya-tanya tentang tujuan wanita itu menghampirinya. Aneh sekali. Mulutnya itu ...

Ah, Zua tidak ingin memikirkannya. Bikin tambah pusing saja.

Setelah pertandingan selesai, Ganra mendekati Zua dengan keringat yang membasahi wajah dan kaosnya. Ia membawa handuk kecil yang melingkar di leher.

"Bagaimana permainanku? Hebat, kan?" tanyanya sambil menyeringai.

Zua mendengus kecil.

"Biasa saja."

Ganra tertawa, tampak tidak tersinggung. Ia meraih botol air yang dipegang oleh Zua dan meminumnya tanpa izin. Zua hanya bisa menatapnya kesal.

"Itu punyaku, main ambik saja. Nggak sopan!" Zua menatap Ganra jengkel.

"Jangan pelit berbagi dengan calon suamimu, setelah menikah kita bukan hanya berbagi botol minum, air liur juga." Lagi. Ganra lagi-lagi menggodanya.

Zua melotot. Matanya langsung menatap kanan kiri. Untung tidak ada siapa-siapa di dekat mereka. Gadis itu pun menatap Ganra galak dan mencubit pinggang Ganra, membuat lelaki itu meringis pelan dan tertawa kecil. Entah kenapa, Ganra mulai suka gadis ini berada di dekatnya. Karena bisa dia gangguin tiap hari.

Leon mendekati mereka.

"Ganra, kita langsung ke puncak sekarang? Sudah sore."

Ganra melirik jam tangannya, lalu mengangguk.

"Ayo. Narin sudah tidak sabaran dari tadi." Ganra dan Zua menoleh bersamaan ke Narin.

Leon lalu menoleh pada Zua.

"Kau ikut juga kan Zu?"

Zua menatap pria itu ragu.

"Aku ... Lebih baik aku ting,"

"Dia ikut," potong Ganra langsung.

Zua menatapnya tajam. Leon tersenyum. Ganra boleh menyangkal ucapannya kemarin, tapi Leon tahu sang sepupu sudah mulai tertarik dengan Zua.

"Baiklah kalau begitu, kita jalan sekarang. " kata Leon kemudian. Dante, Lucky dan yang lain sudah menunggu di ujung sana.

Zua menghela napas berat, menyadari tidak ada gunanya berdebat. Akhirnya dengan terpaksa dia ikut.

Tidak ada yang sadar kalau sejak tadi Bunga terus memperhatikan interaksi Ganra dan Zua dengan wajah kesal.

"Kamu kenapa sayang, kurang sehat?" Lucky sang pacar menatapnya dan bertanya. Daritadi ia perhatikan Bunga hanya diam.

"Aku baik kok." Bunga tersenyum.

Dia dan Lucky baru berpacaran dua minggu. Alasan dia menerima Lucky pun karena lelaki itu memperlakukannya dengan baik juga kaya. Statusnya sebagai model papan atas makin naik sejak berpacaran dengan Lucky, tetapi tetap Ganra akan selalu menjadi pria yang dia cintai.

"Ya sudah, ayo." Lucky meraih tangan Bunga naik ke mobil mahal pria itu, mobil ketiga bersaudara Barasta memang lebih mahal, tapi punya Lucky juga tak kalah jauh.

Di dalam mobil Ganra, lelaki itu membuka kaosnya untuk di ganti dengan kaos yang baru, yang kering. Zua cepat-cepat menutup mata ketika pria itu membuka baju. Dalam hatinya ia menyumpahi pria itu.

Sembarangan sekali ganti baju di depan perempuan. Sementara Ganra yang melihat tingkah gadis itu tertawa menggeleng-geleng kepala. Setelah itu mobil pun melaju meninggalkan tempat tersebut.

1
memei
biar di kata ganra kejam agar kau bunga malam tahu diri dan tak mengharap cinta ganra lagi
Paijem Yu
Luar biasa
yumna
pde bngt bunga tunggu ksemptn bwat dktn ganra....🤣🤣🤣🤣
yumna
ciyeee
yumna
abislH kau ganra
Hafifah Hafifah
kejam dari mana kan yg ninggalin ganra kamu dan dia juga udah menegaskan dari awal lw dia g cinta ama kamu kalian pacaran hanya status aja tapi dalam hati g ada cinta sama sekali.jadi stop deh berharap ama ganra karna sampai kapanpun ganra akan tetap bersama zua
Hafifah Hafifah
jangan bilang lw si dante ada rasa nih ama si zua
Fadilah
ya lebih baik berkata* seperti itu daripada penuh kepura-puraan ntar malah kamu makin besar kepala Bunga 😏
yuning
bunga bangkainya layu mendadak 😁
Rita
dihhh yg kejem siapa lagian jg sdh kmu yg putusin duluan kmu yg ngerasa korban
Rita
sakit ngga tuh plus malu
Rita
sakit ngga tuh
Rita
kesel tapi senengkan
Rita
😅😅😅😅😅😅🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
awas Zu ntar bikin kesempatan yg lain😂😂😂😂
Rita
mumpung ada kesempatan dan sdh diubun2 nahany
Rita
hmmmm
Rita
buka kesempatan si lucky
Rita
tinggal ngmg aj Zua pgn tau reaksi Ganra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!