TAMAT 02 NOVEMBER 2023
Ning Aisha menangis setelah King tak sengaja menciumnya. "Jangan dekati aku lagi!"
"Terus, gimana cara Gue jagain Lo, Cengeng?"
"Nggak perlu, aku bisa jaga diri baik-baik! Kita bukan mahram, jangan deket-deket! Setan pasti suka godain Kita, terutama kamu yang nggak kuat iman! Nggak mau shalat. Pasti jadi temen setan!"
"Lo mau dihalalin sama temen setan ini? Bilang! Besok Daddy sama Mom biar ngelamar Lo buat Gue!"
"Sinting..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB SEMBILAN
Berita dihukumnya King Miller geger hingga ke telinga Daddy Axel, Mommy Lily, dan Daddy besar Dhyrga tentu saja. Seperti kata King, barang siapa yang bisa menghukum Asyraf King Miller, akan dijadikan guru tetap.
Sekarang, Pak Taka menjadi guru killer yang sesungguhnya. Kali ini King benar-benar mau dihukum, bahkan mau sit up lima kali di depan teman sekelasnya tanpa bangkangan.
Video sit up dan video saat King dijemur di depan tiang bendera pun sudah menjadi konsumsi publik. Ada yang kesal, marah, cemburu, teriak histeris, tak jarang pula yang memuji sweet-nya sikap King pada Aisha.
Selagi dunia Millers-corpora geger, Aisha dan King justru asyik melakukan ritual makan siang bersama di ruangan yang dibuat khusus untuk putra pemilik sekolah tersebut.
Ruangan penuh grafiti, ada sofa, ada meja, ada poster pembalap, ada foto sirkuit, ada foto anggota-anggotanya, bahkan ada juga foto-foto para musuh Genk motor JAS-MC: Jakarta Selatan-Motorbike Community.
"Hiks... Nggak mempan airnya King! Pedesnya nggak ilang!" Aisha memelas sambil terus meneguk minumannya.
"Namanya juga bakso ranjau, Yank, pasti pedes. Kecuali kalo dua bakso di ranjang pasti beda lagi rasanya." King menyengir.
"Apaan sih! Garing!" Aisha menutup mulut suaminya dengan pantat sendok.
"Pake bibir ajah, biar sembuh," goda King.
Aisha ingin menangis. "Bisa bisanya becanda pas aku lagi begini!"
"Serius ini!" King meraih kepala Aisha, untuk dia hadapkan pada wajahnya. Keduanya saling menatap, Aisha sampai tak sadar, King sudah merubah panggilan dari Lo jadi Kamu.
"Kamu tahu Aisha... Berbarengan dengan oksitosin dan dopamin, ciuman juga akan melepas serotonin."
Aisha memutar maniknya. "Apa lagi itu ah, bahasa kamu terlalu berat!" gerutunya.
"Itu tuh bahan kimia yang ngebuat kita ngerasa nyaman. Hormon itu juga bisa nurunin kadar kortisol supaya kita lebih rileks. Makanya ciuman bisa mengurangi pedas."
"Bisa nggak sih King. Nggak usah modus pake bahasa begituan?"
King terkekeh, tapi kemudian menatap bibir Aisha yang merona karena pedas. Melihat tatapan itu, Aisha jadi terdiam terpaku meski sedikit lebih kaku.
"Boleh aku cium?" King bertanya, bibirnya sudah berada tepat di depan bibir Aisha.
Menolak? Tentu saja sulit jika sudah sedekat ini. Aisha bisa apa selain mengiyakan dengan mengedipkan kedua mata beberapa kali.
King tersenyum lantas memagut bibir Aisha yang sedari malam-malam kemarin dia hayal- kan dengan pikiran kotornya.
King bisa merasakan debar jantung yang begitu cepat hanya dari deru napas Aisha. Ini pertama kalinya mereka bersentuhan bibir setelah halal, Aisha merasa otaknya kosong.
Terbawa suasana melayang, tangan King secara refleks merembet ke atas. Dari perut ingin ke dada, ya..., hampir sampai pucuk...
"Astaghfirullah, Aeiszyyahh!" Roland tiba-tiba hadir dengan suara yang menekankan nama Aisha mengenakan vokal Ain fasih.
Aisha dan King menyapu bibir mereka secara bersamaan, lalu menggaruk tengkuk yang tak gatal secuil pun. Untung terpergok jika tidak mungkin King sudah lebih jauh berkelana.
"Aeiszyyahh, khamu, ther lhaa lhuu. Dyosa kahwan dyosa! Astaghfirullah, syegerra bertaubat kahwan!" pekik Roland kembali.
"Apaan sih!" Dewa menoyor kepala Roland yang menyengir. "Lo kesambet setan Arab?"
"Hehe..." Lagi-lagi Roland menyengir.
Anggota JAS-MC memang akan selalu kumpul di ruangan ini saat jam istirahat. Dan demi tak membuat komunitas ini ricuh di kelas, Daddy Axel menyuruh pihak kepala sekolah untuk memisah kelas mereka semua.
"Kalian jadian?" Barusan, Dewa juga menyaksikan bagaimana King dan Aisha kiss kiss-an.
Mahesa dan Gladys tertawa. "Lo ke mana ajah, King sama Aisha udah kawin kali!"
Roland mendelik. "Kahwin? Astagh...."
Sebelum kesurupan setan Arab kembali, Mahesa membungkam mulut pemuda yang sangat shock itu.
"Nikah, paham!" sela King meluruskan.
"NIKAH?"
King menampar kecil kepala Roland yang sangat berisik. "Bisa tenang dikit ngapa sih mulutnya, merepet bae kayak petasan besan Lu!"
Aisha hanya cengar-cengir melihat teman teman somplak suaminya. Sejujurnya Aisha belum terlalu dekat dengan mereka semua.
"Nikah gimana?" Kali ini Dewa yang penasaran. Kemarin, Dewa sibuk dengan liburannya ke Hongkong, tak tahu menahu gosip yang beredar di group chat-nya satu Minggu terakhir.
"Ini cuma kalian yang Gue kasih tahu. Inget, jangan ember pada!" King mewanti-wanti.
"Jadi beneran?" tanya Roland serius.
"Kenapa emang Lu?"
"Sepherthinya ehhatikhu therlhukha chukhup dhalham, Rhomha!" Roland memegangi dadanya dengan raut dramatis.
Mahesa berdecak. "Elah ni anak, setan Arab keluar giliran kesurupan arwah Ani!"
"Lu curang King. Main halalin ajah cewek inceran Gue!" Roland melipir, ternyata gadis gebetannya disikat bahkan sudah dihalalkan ketua Genk-nya.
"Ada kabar apa?" King merebut brosur dari tangan Gladys. Sebuah undangan balap motor yang melibatkan banyak musuhnya.
"Lu mau ikutan?" tanya Gladys. Dan King melirik Aisha yang agaknya keberatan.
Visual salah empat anggota JAS-MC.