zayn malik seorang mahasiswa di salah satu universitas ternama di kota bandung . lelaki yg kerap di panggil malik itu harus menikahi seorang gadis SMA yg masih suka main-main dan sulit di atur.
kalau bukan karena permintaan terakhir Sang ayah , gadis yg bernama zahartunnissa tidak akan menerima perjodohan dengan seorang lelaki yg tidak ia sukai.
akan kah keduanya sama-sama bertahan atas pernikahan ini?
gimana cerita selanjutnya? yuk baca kisah nya di novel ku ini ya, selamat membaca 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Masrifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33
Malik membawa Maya ke lorong kosong di kampus . Mereka duduk di kursi besi panjang yang ada di sana. Maya sedari tadi tersenyum senang ketika Malik mengajaknya berbicara lebih dulu.
"May .."
"Iya? "
"Jujur sama gue , semalam lo ke kampus nggak mungkin naik angkot, kan? Emang di daerah itu masih ada angkot malam-malam? "
Maya bergeming sejenak bergerak tapi tidak mengeluarkan suara.
"Jarang may jam segitu ada angkot.Kalau mau cari alasan minimal bilang naik go-jek atau go-car . Lo gak berani pakai alasan itu karena takut Dion nanya kenapa go-jek-nya nggak nungguin lo bentar buat ngambil buku, iya kan? jadi lo beralasan naik angkot"
" Lik gue. ..."
"Atau lo ke kampus diantar Rival tapi lu nyuruh Rival pulang duluan ?"potong Malik menyerang maya berbagai pertanyaan yang tak bisa ditepis jawabannya oleh Maya Sebab semua pertanyaan dari Malik benar.
" May"
" iya! " potong Maya dengan nafas naik turun.
"Iya ,gue bohong soal angkot .Iya, gue diantar sama Rival ke kampus tapi gue nyuruh Rival pulang duluan" Mata Maya berkaca-kaca.
"Iya, Lik...semua perkataan lo gak ada yang salah . Yang salah semuanya gue!! yang salah gue karena berharap lo datang menjemput gue !!! yang salah gue karena nganggap lo masih peduli sama gue" Air mata Maya akhirnya lolos membasahi kedua pipinya.
Maya menyukai air matanya dengan perasaan sesak di dada.
"Bahkan, kalau gue diperkosa malam itu ,lo juga nggak akan peduli lagi sama gue. Ya kan, Lik..?"suaranya gemetar ,tangisnya pecah diiringi perasaan sakit di hatinya .
Malik masih bergeming sepasang matanya masih menatap lekat ke mantannya itu .
"Gue yang bodoh! " Maya menunjuk dirinya sendiri dengan kesal dan juga air mata yang tak Kunjung berhenti. "Gue yang tolol!! Gue yang salah tapi masih berharap besar bisa balik lagi sama lo, lik!! "
"May ,gue minta maaf... "
Maya menunduk, menggeleng pelan Seraya menangis.
"May.. " Malik menggenggam tangan Maya.
" Gue nggak tahu harus berapa kali bilang sama lo, kalau semuanya udah nggak bisa balik lagi kayak dulu. Semakin lo berusaha memperbaiki semuanya, semakin lo sakit May, May... Gue berusaha buat maafin lo dan Zaidan .Tapi kalau pun gue Berhasil maafin kalian, gue nggak bisa ngulang hal yang sama lagi kayak dulu."
" Kenapa lo nggak ngasih kesempatan terakhir buat gue, Lik!!" kesal Maya menatap instent Malik.
" lo nggak akan ngerti alasannya, May .Gue nggak bisa cerita!!"Malik tidak mungkin mengatakan ia sudah menikah.
" gue sampai kapanpun nggak akan ngerti kalau lo nggak cerita, Lik!!makanya cerita sama gue !! kenapa ? kenapa nggak ngasih kesempatan terakhir buat gue, Lik. kenapa.... Maya dengan menangis Tersedu-sedu menggenggam tangan Malik erat seolah takut benar-benar kehilangan lelaki itu.
"Lik... gue Khilaf, g-gue salah ...masalah itu udah lama, waktu kita SMA ,t-tolong lupain semuanya .Ayo mulai lagi dari awal sama gue, lik please... "
Malik menepis lembut genggaman tangan Maya, ia menggeleng pelan.
"May, gue juga mohon sama lo, sayangi diri lo sendiri lebih dari apapun, jangan berbuat hal yang bodoh lagi ,jangan merengek dan memohon lagi sama gue. Lo pantes dapatin lelaki yang lebih baik dari gue, May."
Maya menggeleng tegas. "Nggak, gue nggak mau sama yang lain!!"Maya sontak memeluk Mali,k menangis dalam pelukan Malik.
Malik bergeming , tak tahu harus melakukan apa ,ia merasa kasihan pada Maya tapi Malik sadar Statusnya sekarang adalah seorang suami. Tangan Malik sempat terangkat untuk membalas pelukan Maya tapi tiba-tiba benaknya mengingat gadis ikan buntal yang memakan permen gagang semalam ,alhasil Malik kembali menurunkan tangannya dan membiarkan Maya memeluknya sepuasnya.
Sampai pulang sekolah, Zahra tidak bertemu dengan Rival karena tim basket berkumpul di salah satu kelas kosong. Akhirnya Zahra pulang, rencananya Zahra akan menghubungi Rival sore nanti.
Sesampainya di rumah, ia membuka kunci pintu rumahnya dan melenggang masuk ke dalam setelah membuka sepatunya.
Sepi, tentu saja, sebab Malik pulang malam.
Zahra lapar, ia ingin memasak ayam goreng, tapi baru saja ia menyalakan kompor, ia ingat belum mengganti seragamnya.
Alhasil ia kembali mematikan kompornya dan naik ke kamarnya untuk mengganti baju..
Sekarang Zahra sudah terbiasa mengganti seragam nya sebelum makan, seperti yang sering di ajarkan Malik kepadanya.
Kalau Malik ada, Malik pasti sudah berteriak marah saat Zahra mengeluarkan daging ayam bumbu kuning dari kulkas dengan masih memakai seragam. Takut mengenai bajunya.
Barulah selesai mengganti seragam, ia mulai memasak dan makan."Kalau gue masak buat kak Malik sekarang, nanti ayamnya jadi dingin. Ya udah lah, nanti aja... "
Gadis itu memasak ayam dan telur ceplok lalu makan dengan nasi panas dan juga saus pedas.
Zahra sangat terlihat menikmati makanan tersebut.
Selesai makan, Zahra menonton film sambil menunggu balasan Rival. Sampai detik ini Rival belum membalas pesan nya karena sibuk.
Setelah bosan menonton, ia makan beberapa cemilan yang ada di kulkas.Masih bosan juga, Zahra membaca novel ,waktu terus berjalan hingga Zahra ketiduran di sofa dengan memeluk novel di tangannya.
Gadis itu terbangun ketika mendengar suara hujan turun disertai kilatan petir. Ia mengerjap beberapa kali ketika pandangannya kabur,Zahra beranjak dari sofa , membuka tirai jendela untuk melihat seberapa besar hujan sekarang.
"Besar banget huja...... Aaaaaa! ! " Gadis itu berteriak menjauh ketika tiba-tiba petir menyambar dengan keras. Dia tergesa-gesa kembali ke Sofa sambil memeluk lututnya sendiri,Zahra melirik ke arah jam dinding. Jam menunjukkan pukul 06.00 magrib lalu azan mulai terdengar berkumandang.
Gadis itu memilih untuk shalat terlebih dahulu, saat hendak wudu ia melihat ponselnya, tidak ada pesan masuk dari Malik.
" Sibuk banget kayaknya" gumam Zahra lalu menyimpan ponselnya dan bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu.
Ia yang biasa sholat sama Malik, kini sholat sendirian, tidak tahu bener atau salah yang penting tadarus.
Setelah melaksanakan itu semua, Zahra meloncat ke kasur, ia kembali membuka ponselnya. Pesannya untuk Rival juga belum dibaca, Malik masih belum mengirimnya satu pesan pun,sementara hujan turun lebih deras dari sebelumnya disertai angin kencang dan petir yang saling menyambar.
" kok hujannya gede banget sih" Guman Zahra masuk ke bawah selimut karena takut dengan suara petir yang menyambar cukup keras.
Zahra Sampai Menutup seluruh tubuhnya ketika Petir itu kembali terdengar.
"Kak Malik ngerjain tugas di mana ya ?kehujanan nggak ya?benaknya tiba-tiba memikirkan Malik, ia sedikit khawatir sama lelaki itu.
" apa aku coba WhatsApp dia" Zahra kembali mengambil ponselnya dan membuka kontak bernama kak Malik.
Jari jemarinya akhirnya mengetik.
"Kak lo dimana? "
Tapi, Zahra mengerutkan alisnya karena pesannya terkirim ceklis satu.