NovelToon NovelToon
SAFFIYA

SAFFIYA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Fey

SAFFIYA RAY & RAYAN ADITNYA. Kisah gadis cantik yang mengejar cinta pria duda tampan, yang merupakan dosennya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

********

Jam 8 pagi Rayan sudah berangkat kerja, hari ini ia harus menghadiri pembukaan cabang caffe yang baru.

Sementara Rain pergi ketempat Saffiya untuk mengunjunginya lagi.

" Assalamu'alaikum kak Saffiya. " ucap Rain sambil mengetuk pintu apartemennya.

Dengan muka bantalnya, Saffiya membukakan pintu.

" Kakak baru bangun? " tanya Rain kaget.

" Iya, kamu duduk aja dulu. aku mau mandi sebentar. " jawab Saffiya masuk kembali kedalam kamarnya.

Saat Rain menyusuri setiap sudut ruangan apartemen Saffiya, ia menjadi semakin penasaran.

Tidak ada satupun foto yang terpajang di dinding.

Hanya lukisan pemandangan indah yang mengisi setiap sisi tembok apartemen itu.

" Mengapa kak Saffiya tidak memiliki foto?" batin Rain, mulai terganggu oleh pertanyaan itu.

Rasa penasarannya semakin menggebu-gebu, mencari tahu alasan di balik kejadian yang sering Saffiya alami sejak ia mengenalnya, Rain berharap tidak menyinggung perasaan Saffiya dengan kesimpulan yang ia buat dalam hatinya.

Bebera menit kemudian Saffiya keluar sambil mengerikan rambutnya.

" Kakak udah baikan? " tanya Rain memastikan.

" Lumayan, luka ditangan aku juga udah mulai membaik. " jawab Saffiya menuju dapur untuk mengambilkan minum.

Rain menunggunya sambil memaikan ponselnya.

" Rain, hari ini kamu sibuk nggak? " tanya Saffiya sambil meletakan segelas air putih untuk Rain.

" Nggak, memangnya kenapa kak? " jawab Rain sambil bertanya.

" Kita jalan-jalan yuk, aku bosan dirumah terus. " ajak Saffiya.

" Ayo, aku juga bosan di rumah aja. " jawab Rain yang langsung antusias.

" Ya udah aku ganti baju bentar. " ucap Saffiya masuk lagi kedalam kamarnya.

Hari ini ia menggunakan dres selutut lengkap dengan jeket jins dan topi hitam.

" Yuk? " ajak Saffiya begitu selesai bersiap siap.

Keduanya pun keluar siap untuk pergi.

" Kak, bentar ya. aku mau ambil kaus kaki dulu, lupa tadi dipake. "  ucap Rain yang hanya menggunakan sepatu santainya.

" Kamu kan udah pakai sepatu, lagian diluar panas  banget. apa kamu nggak gerah nanti? " tanya Saffiya heran.

" Gerah sih, cuma aku takut mas marah kalau aku keluar nggak pakai kaus kaki. kaki kan juga bagian dari aurat perempuan. " jawab Rain.

Kemudian ia masuk kedalam sebentar mencari kaus kakinya.

Sementara itu, Saffiya hanya terdiam mendengar penjelasan gadis itu.

Dalam benaknya, ia merenung sejenak tentang kebiasaannya selama ini yang selalu menggunakan pakaian terbuka.

" Aku benar benar iri dengan cara orang tuanya mendidiknya. " gumamnya dalam hati.

Selama ini, Saffiya merasa bebas untuk memilih gaya berpakaiannya sendiri dan tidak pernah ada yang melarang atau mengkritiknya tentang hal itu.

Namun, setelah mendengar penjelasan gadis itu, ia mulai merasa ragu.

" Apakah aku seharusnya mengubah cara berpakaianku? Apa yang akan orang lain pikirkan tentangku jika aku tetap seperti ini?" Dalam kebimbangan, Saffiya mencoba merenung dan menimbang-nimbang keputusan yang harus diambilnya.

Di satu sisi, ia ingin tetap setia pada jati dirinya dan tidak ingin terpengaruh oleh pendapat orang lain.

Namun, di sisi lain, ia juga tidak ingin dianggap tidak sopan atau dihakimi oleh orang-orang di sekitarnya.

Saffiya pun menyadari bahwa sebenarnya keputusan ada di tangannya sendiri. ia berhak memutuskan apa yang terbaik untuk dirinya dan apa yang membuatnya nyaman.

Namun ia merasa ragu untuk memulainya, karena tidak ada orang yang akan membimbingnya.

" Yuk. " ajak Rain begitu keluar.

Keduanya pun pergi menggunakan angkutan umum, untuk karena Saffiya belum bisa mengendarai motornya.

" Kita mau kemana kak? " tanya Rain penasaran.

" Kemana aja, kalau kamu mau kemana? " jawab Saffiya sambil bertanya.

" Aku sih suka tempat yang ramai, selagi itu nggak ngelanggar agama. " jawab Rain.

Saffiya pun memutuskan untuk mengajak gadis itu pergi bermain ketaman hiburan, disana mereka mencoba beberapa wahana yang menantang adrenalin.

Rain tampak sangat menikmati waktu bersama Saffiya.

Sejak pertama kali datang ke tempat Rayan, tak pernah ada teman perempuan yang mendekatinya.

Kemanapun ia pergi, hanya ada sang kakak yang menemaninya, hingga ia merasa bosan dan ingin mencari teman lain.

" Kita cari makanan dulu yuk, aku udah lapar. " ajak Saffiya.

" Ya udah kak, aku juga udah lapar. " jawab Rain.

Keduanya pun pergi menuju salah satu foodtruk yang ada didekat taman, Saffiya memesan beberapa jenis makanan begitupun dengan Rain.

Setelah mendepatkan apa yang mereka mau, keduanya duduk disalah satu pohon rindang menikmati makan siang sambil melihat-lihat orang-orang yang sedang bermain.

" Habis ini kita kemana kak? " tanya Rain yang masih ingin jalan-jalan.

" Pulang aja yuk, kepalaku udah mulai pusing. " jawab Saffiya yang sedari tadi sudah merasakanya.

" Oh ya udah. " jawab Rain.

Keduanya pun dengan cepat menghabiskan makananya, kemudian pergi menuju halte terdekat.

Sesampainya diapartemen Rain pamit sebentar untuk menunaikan sholat Zuhur, karena sudah waktunya.

" Kak, aku sholat zuhur dulu ya. " pamit Rain.

" Iya. " jawab Saffiya.

Ada perasaan iri di hatinya ketika melihat Rain begitu tekun menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Saffiya juga terlahir dari keluarga beragama Islam, namun entah mengapa ia tak pernah merasa dekat dengan agama tersebut.

Bahkan Saffiya tidak mengingat kapan terakhir kali ia menunaikan ibadah sholat, seolah-olah ingatan itu sudah terkubur jauh di masa lalu. Sejak kecil.

Kedua orang tuanya tidak pernah membimbing Saffiya dalam mengenal agama.

Alhasil, setelah dewasa, ia merasa sangat jauh dari ajaran-ajaran yang seharusnya menjadi pegangan hidup Setiap umat muslim.

Ia menatap Rain dengan penuh kekaguman, sekaligus menyesali kehidupan bebas yang telah ia lewati selama ini.

***

Seminggu kemudian, Meyra sudah pulang keindonesia. sehingga Rain sudah tidak menginap lagi ditempat Saffiya.

Siang hari sekitar pukul 2 dihari minggu, Saffiya mengetuk pintu apartemen Rayan berniat ingin ketemu adiknya itu.

" Selamat siang pak, Rain nya ada? " tanya Saffiya begitu Rayan membukakan pintu.

" Rain sudah pulang kemarin pagi. " jawab Rayan.

" Hah? pulang? pulang kemana? " Tanya Saffiya kaget, karena fikirnya gadis itu akan tinggal dan menetap disini.

" Pulang kerumah orang tua kami, Rain kesini hanya untuk liburan saja. kebetulan sedang libur sekolah. " jawab Rayan.

Saffiya langsung terlihat kecewa, karena Rain tidak pamit padanya ketika pulang.

" Oh ya udah pak, maaf mengganggu. " jawab Saffiya dan berlalu masuk kedalam lift.

Hari ini ia berencana ingin mengajak Rain belanja, sebagai hadiah karena sudah mau menemaninya dan membantu selama masa pemulihan dari kecelakaan itu.

Namun karena gadis itu sudah kembali, Saffiya memutuskan untuk membelikan beberapa hadiah untuk Rain, mulai dari sepatu, tas dan juga baju yang menurutnya cocok dengan Rain yang berpenampilan tertutup atau syarih.

Sore hari ia pulang dan langsung mengetuk pintu apartemen Rayan lagi, sambil membawa beberapa paperbag berisi semua hadiah untuk Rain.

" Maaf pak, saya mengganggu lagi. ini ada beberapa hadiah untuk Rain, sebagai tanda terima kasih karena sudah mau menemani saya beberapa hari ini. " ucap Saffiya yang langsung memberikan paperbag itu kepada Rayan, kemudian ia langsung pergi masuk kedalam unitnya tanpa menunggu jawaban dari Rayan.

" Eh! " ucap Rayan yang ingin berterima kasih namun Saffiya sudah masuk kedalam dengan cepat.

" Banyak banget. " gumam Rayan kaget melihat hadiah yang diberikan Saffiya.

Kemudian ia menelpon Rain untuk memberitahukan pemberian gadis itu.

" Halo mas. " jawab Rain mengangkat panggilanya.

" Dek, ini ada hadiah dari mbak Saffiya untuk kamu. " ucap Rayan.

" Hadiah? memangnya apa mas? " tanya Rain kaget.

Rayan pun langsung mengubah panggilanya menjadi panggilan video.

" Ini hadiahnya. " jawab Rayan memperlihatkannya pada adiknya itu.

" Ya ampun, banyak bangat mas. " ucap Rain kaget melihat beberapa paperbag itu.

" Mas juga nggak tau, tadi Saffiya yang datang antar semua ini katanya buat kamu. " jawab Rayan.

Sementara didalam apartemennya, Saffiya tengah duduk dibalkon kamarnya melamun.

Hari ini Meyra sedang pergi mencari beberapa buku untuk persiapan kuliahnya, Sehingga Saffiya hanya sendirian di apartemen.

" Bosan banget. " gumam Saffiya sambil menatap langit gelap karena mendung.

Tiba-tiba ponselnya berdering, dengan cepat Saffiya mengangkatnya.

" Halo Yah. " jawab Saffiya pada ayahnya.

" Kamu dimana. " tanya ayahnya dengan nada sedikit marah.

" Aku diapartemen. " jawab Saffiya jujur.

" Ayah kan sudah bilang, minggu ini adalah persiapan pernikahan kamu. kenapa nggak pulang kerumah? " tanya Ayah yang sudah sangat marah.

" Yah! aku kan sudah bilang nggak mau. " jawab Saffiya yang juga mulai marah.

" Tidak ada penolakan Saffiya! keputusan ayah sudah bulat. dua hari lagi kamu akan menikah. " ucap ayahnya tegas, kemudian langsung menutup telponya.

" Tapi yah, ayah! halo! ayahh!! " ucap Saffiya kesal mendengar keputusan sang ayah yang sepihak itu.

Ia langsung melempar ponselnya kelantai sampai hancur.

Saffiya keluar dari apartemenya sambil menangis, Rayan yang keluar dari lift melihat gadis itu menuju tangga darurat.

Saffiya berjalan tanpa menggunakan alas kakinya.

Karena penasaran Rayan pun langsung mengikutinya.

Saffiya turun sampai kebesment tempat motornya terparkir.

Ia langsung melajukan motornya itu sambil menangis, Rayan yang melihatnya langsung mengikuti Saffiya karena cemas dengan gadis itu.

Ia melanjukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, Rayan semakin cemas dengan cara Saffiya mengendarai motornya.

Namun tiba-tiba gadis itu berhanti disebuah taman dekat danau, Saffiya turun kemudian duduk disalah satu bangku taman sambil memandang jauh kearah danau yang dipenuhi lampu hias.

Sementara Rayan hanya memperhatinkanya dari jauh sambil duduk diatas motornya.

Saffiya menumpahkan seluruh kesediahanya disana, ia terus menangis sampai matanya sebam.

Angin danau semakin bertiup kencang karena hari yang mendung, namun Saffiya tetap tidak beranjak dari sana.

Rayan yang memperhatikannya dari jauh, semakin khawatir dengan gadis itu.

" Dia ngapain disitu? bukanya pulang? mana udah mulai gerimis. " gumam Rayan bingung dengan tingkah Saffiya.

Derasnya hujan mulai turun membasahi bumi, namun Saffiya masih terdiam di tempatnya, menangis sesenggukan.

Tampaknya ia tidak peduli dengan kesehatannya yang tengah terancam oleh dinginnya hujan dan basah kuyup tubuhnya.

Pikiran Saffiya terus bergelut dengan kekecewaan yang menyelimuti hatinya, nasib malang yang tengah ia hadapi seakan menancapkannya dalam lubang terdalam dan tak ada harapan.

Kemarahan, kesedihan, dan keputusasaan bercampur aduk dalam pikirannya, membuat Saffiya merasa nyaris tak sanggup lagi menghadapi kerasnya hidup.

Ia tidak bisa menerima keputusan ayahnya yang begitu sepihak. Karena tau mereka melakukan semua hanya demi bisnis semata, bukan karena sayang dan perhatian pada putri mereka sendiri.

Tiba-tiba Rayan datang dan berdiri didepanya sambil memegang payung, Saffiya langsung menegakkan pandanganya menatap Rayan dengan tatapan sayu.

Tubuhnya sudah mulai mengigil karena kedinginan, terlihat dari bibirnya yang sudah biru beserta kuku kakinya.

Rayan langsung melepaskan jaketnya kemudian dipakaikan pada gadis itu.

" Ayo pulang. " ajak Rayan.

" Bapak ngapain disini? " tanya Saffiya sambil mengusap air matanya.

" Itu tidak penting, sekarang kita pulang dulu, saya akan mengantarkanmu. " jawab Rayan.

Mereka menuju halte bus terdekat untuk mencari taxi, sementara motor mereka Rayan titipkan sebentar di pos polisi yang tidak jauh dari lokasi taman itu berada.

###NEXT###

Salam Hangat Dari Penuliss....

1
riez onetwo
Ga sabar lanjut baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!