NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Mantan Kekasih Istri Ku

Misteri Kematian Mantan Kekasih Istri Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dayang Rindu

Dia meninggal tapi menghantui istri ku.
Ku genggam tangan Dias yang terasa dingin dan Bergetar. Wajahnya pucat pasi dengan keringat membasahi anak rambut di wajahnya. Mulutnya terbuka menahan sakit yang luar biasa, sekalinya menarik nafas darah mengucur dari luka mengangga di bagian ulu hati.
"Bertahanlah Dias." ucapku.
Dia menggeleng, menarik nafas yang tersengal-sengal, lalu berkata dengan susah payah. "Eva."
Tubuhnya yang menegang kini melemas seiring dengan hembusan nafas terakhir.
Aku tercekat memandangi wajah sahabat ku dengan rasa yang berkecamuk hebat.
Mengapa Dias menyebut nama istriku diakhir nafasnya?
Apa hubungannya kematian Dias dengan istriku, Eva?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayang Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eva Melihat Dias

Setengah tiga pagi, aku memutuskan pulang ke rumah setelah semua keluarga Dias berkumpul. Aku sempat panas dingin memikirkan ucapan Dias yang terakhir, terlebih lagi Gerry, adiknya Dias adalah seorang polisi. Pikiranku jadi semakin takut, bagaimana kalau benar istriku yang telah menghabisi Dias.

Namun satu hal yang membuatku aneh, mbak Nia bungkam. Sempat ku dekati dia untuk menyatakan kekhawatiran ku, tapi mbak Nia menghindar. Entahlah, atau hanya perasaan ku saja, yang pastinya Mbak Nia sangat terpukul menyaksikan Dias meninggal dengan cara yang tragis.

Ku parkirkan sepeda motor ku di teras rumah, ku lihat ada sendal jepit lain di depan pintu. Pastilah tetangga ku ada didalam menemani Eva karena Seina sedang sakit.

"Assalamualaikum." ucapku, mengetuk pintu kayu berukiran sederhana rumahku.

Hingga beberapa kali kemudian barulah pintu rumahku terdengar di buka dari dalam.

"Mas! Kenapa baru pulang? Aku khawatir."

Aku mendesah berat, ku lepas jaket yang sempat terkena darah Dias, lalu ku gulung agar tak mengenai siapapun.

"Mas?" panggil Eva, menatap heran padaku, menelisik penampilanku juga.

"Tadi ada teman kecelakaan." jawabku. Ku putuskan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya. Entahlah mengapa aku jadi ragu begini, haruskah aku curiga kepada istriku?

"Terus?" tanya Eva, tangan kecilnya ingin meraih jaket dan baju yang aku lepas, namun ku larang, langsung ku bawa ke kamar mandi yang ada di belakang, di luar dapur dan sekalian ku cuci sendiri.

Cukup lama, hingga kemudian sudah selesai dan aku masuk dengan keadaan sudah mandi.

"Ini Mas." Eva menyerahkan baju ganti padaku.

"Mbok Yun kemana?" tanyaku.

"Mbok Yun udah pulang pukul satu tadi Mas. Soalnya cucunya telepon, adiknya yang baru saja datang tadi malam, juga demam." jawab Eva.

"Oh, pantas saja aku tak melihatnya, padahal ada sandal mbok Yun." kataku.

"Ketinggalan mungkin Mas, soalnya buru-buru." jawabnya, ku lihat wajahnya kuyu, lelah dan kurang tidur sudah pasti.

"Dah, Dek. Kamu tidur aja lagi." titahku, ku lihat teh hangat sudah ada diatas meja kamar.

"Iya Mas."

Akupun sudah sangat mengantuk, mana besok masih harus bekerja. Akhirnya aku menyusul istriku mengistirahatkan tubuh yang terasa remuk redam kelelahan. Sempat ku raba kening Seina yang ada di samping istriku, sudah tidak terlalu panas.

*

*

*

Sayup-sayup terdengar suara para wanita sedang tertawa juga bercerita. Mataku masih terasa berat ingin melanjutkan tidurku yang rasanya baru sebentar. Tapi pikiran ku sudah ada di tempat kerja. Dan mataku terbuka lebar ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh tiga puluh.

"Dek!" panggilku, segera turun dari ranjang dengan kepala yang terasa pusing sempoyongan.

"Iya Mas!"

Terdengar langkah kaki Eva menuju kamar, ku lihat dia membawa Seina yang sudah bergulung handuk dengan rambut basah sekali.

"Sayang... Anak Papa." Aku meraih tubuh gembul Seina, tangan mungilnya sudah terulur ingin di gendong olehku.

"Mas mau kerja?" tanya Eva.

Aku jadi berpikir, memang aku harus bekerja, tapi pagi ini adalah pemakaman Dias. "Iya Sayang, tapi entahlah. Sepertinya aku harus ke rumah teman ku yang kecelakaan kemarin itu." bohongku.

"Ya sudah, terserah Mas saja, kalau capek mas izin dulu." katanya, tangan istriku sibuk menyiapkan baju untuk Seina, mulai menggosok punggung Seina dengan minyak telon yang sangat khas, lalu memasangkan kaos berwarna pink.

"Sayang, Mas minta maaf semalam malah gak bisa pulang cepat. Padahal Seina lagi rewel." kataku, mengangkat tubuh anak ku lebih tinggi, agar Eva mudah memasang popok dan celana panjang untuk Seina.

"Aku sempat kesal Mas, khawatir juga karena kamu nggak pulang-pulang." katanya.

"Maaf sayang." Aku mengecup kening Eva, memeluk kedua perempuan kesayangan ku itu bersamaan, Seina dan Eva.

"Mana semalam itu sepi banget Mas, aku sampai merinding pergi sendirian ke rumahnya bidan Aini."

"Lho, kamu keluar?" tanyaku, aku terkejut, menduga-duga tentunya.

"Iya, mau bagaimana lagi Seina badannya yang panas banget." jawabnya.

"Sama Seina?" tanya ku.

"Enggak Mas, Seina aku titip sama mbok Yun. Aku lari-larian perginya. Mau minta anterin sama orang, tapi malah nggak ada yang nongkrong." kata Eva.

"Jam berapa?" susulku. Perasanku jadi khawatir.

"Jam setengah sembilan Mas. Setelah itu Mbok Yun menemani aku di sini."

Aku mengangguk, menepis curiga ku, mana mungkin Eva meninggalkan Seina dalam waktu lama. Apalagi seina sedang tidak enak badan.

"Oh iya, Mas." Eva duduk disampingku. "Semalam aku lihat Mas Dias berdiri di depan rumahnya Mbok Yun."

"Hah!" sontak saja aku terkejut. Bagaimana bisa Dias ada di depan rumah mbok Yun. "Semalam?" tanya ku.

Eva mengangguk, " Waktu Mbok Yun pulang itu, ku pikir adiknya mbok Yun, tapi lama ku perhatikan semakin jelas, ternyata Mas Dias."

"Nggak... Nggak Mungkin Dek." jawabku, aku jadi takut mendengar cerita Eva tentang Dias. Jelas-jelas pukul sembilan malam dia tewas di depanku. Aku bahkan menunggui jasadnya sampai dini hari.

"Nggak mungkin gimana, Mas Diasnya aja lihat aku. Coba kamu tanya dia."

Degh.

Mana bisa aku menanyakan itu sama Dias Dek, Dias udah meninggal. Aku bergumam takut di dalam hati.

Aku menatap wajah istriku lagi dengan teliti, mencoba memikirkan waktu yang hampir sama ketika Dias sekarat.

Jarak rumahku dan rumah Dias hanya dua puluh menit. Tapi rasanya tak mungkin, Eva bukanlah perempuan yang kejam, bahkan suaranya tak pernah meninggi.

Aku mengasuh Seina di pangkuanku, Eva melanjutkan aktivitasnya di dapur menyiapkan sarapan untuk ku, karena tentu saja kami semua kesiangan.

"Assalamualaikum, Mbak Eva."

Ku lihat mbok Yun tetangga samping rumahku datang.

"Ya Mbok, masuk aja." kataku, akupun beranjak menggendong Seina, menghampiri wanita umur lima puluhan lebih itu.

"Ndak usah Mas, ini mau ngambil sendal jepitnya Mbok, ketinggalan." katanya sambil terkekeh lucu.

"Terimakasih ya Mbok, sudah menemani Seina dan istriku tadi malam." kataku.

"Ah, si mbok senang nemenin Neng Seina seng ayu." jawabnya, mencubit pipi gembul anak ku. "Tapi ya itu, semalam adiknya si mbok yang baru pulang itu malah sakit, demam, mengigau sampai menjerit-jerit." kata mbok Yun, Heran juga, adiknya yang katanya hampir seumuran dia kok bisa mengigau sampai menjerit.

"Oh, iya Mbok. Semalam ada temen ku datang, katanya menunggu di depan rumah si mbok, apakah benar?" tanya ku, menelisik ucapan Eva padaku.

"Temen?" mbok Yun jadi berpikir. "Nggak ada sih Mas."

"Tengah malam Mbok, pas mbok Yun pulang itu!" lagi, aku mengejar jawaban mbok Yun, mana tahu dia lupa.

"Nggak ada, semalam itu sepi dan dingin, Ndak seperti malam biasanya. Nggak ada orang keluar Mas." mbok Yun bergidik sendiri. Kemudian berpamitan pulang kerumahnya.

Akhirnya, pukul delapan aku kembali ke rumah Dias, menghantarkan sahabatku itu menuju peristirahatan terakhir.

Masih ku saksikan tangis kehilangan di rumah itu, ku lihat Mbak Nia sibuk menyiapkan segala sesuatunya, namun tak pernah ku dengar dia bicarakan walaupun sepatah kata saja, bila orang berbicara padanya dia hanya mengangguk atau menggeleng.

Di ruang tengah aku baru sadar kalau semalam aku tak melihat Lusia. Kini perempuan itu sedang menangis sedih menyaksikan Dias yang sedang di kafani.

"Mas Seno." panggilnya, ku lihat wajahnya tampak sembab.

Aku hanya bisa mengangguk, lalu duduk ikut menyaksikan Dias yang sudah siap di sholatkan.

"Siapa yang membunuh suamiku Mas? Siapa orang yang tega melakukan ini semua?" racau Lusia, menarik lengan baju Koko yang ku kenakan, seperti anak kecil yang meminta penjelasan.

"Maaf Lusia, aku tidak tahu."

"Bohong! Kamu ada di sini kan?" ucapnya, kemudian dia lebih mendekatkan dirinya padaku. "Aku tahu Suamiku menyebut satu nama." ucapnya

Aku menoleh Lusia yang sekarang menatap lurus jenazah Dias. Matanya yang sembab itu seperti menyimpan dendam dan kemarahan.

"Ya Allah."

1
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
kasian yaa, yang niyat mau nolongin malah meninggoy semua, Hanif trus bang Jali eeh Zalli /Sweat/
Ai Emy Ningrum: betul sekali,org cuma taunya menjudge dr luar sj..ooo disitu tmpt ini..bla..bla..bla...ga tau aja yg krj disitu jg eneg liyat hal2 yg ga sesuai norma2 tp ini lah hidup...demi sesuap nasi ,demi anak bisa jajan dsb...😔🥺
Dayang Rindu: sedihnya Kak... Sebenarnya yang jadi korban di dalam belum tentu juga orang berkelakuan buruk. Hanya saja kita tidak tahu bagaimana cara ajal menjemput. 🥲
total 7 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
hayoo mnut ae lah va wis to penakkk penakkk
Ai Emy Ningrum
setelah sekian jam berlari lari sampai nembus hutan belantara,padang ilalang,naik bukit ,masuk jurang ,bertarung nyawa ,babak belur berdarah darah akhir nya sampe jg kau kerumh Reno...🤔🧐🤔🧐
Ai Emy Ningrum: tak kuasa menahan gelombang kantuk yg maha dahsyat 😑😞😐😴😴😴
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: akhirnya jempol pun menyerah 😴💤😴💤
total 8 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wedannn yoooo
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
wah siyapa gerangan pria tampan yg misterius ini? apa dari jenis elf 🧝‍♀️ peri hutan yg baik hati wkwkwkw 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Ai Emy Ningrum: bnr2 polusi suara jd nya /Frown//Frown//Frown/
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: seriosa dia /Facepalm/ serasa lagi nonton orkestra 🏃‍♀️
total 15 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
Lusia.. lusia-sia in hidup lu cuma buat balas dendam yg salah alamat /Shy/
Lusia.. lusiapa siih, sampe seenaknya aja mau bunuh orang kek bunuh nyamuk 🦟/Slight/
Lusia.. lusialan emang 🤭🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Ai Emy Ningrum: nama panjang nya Lusiana keknya 🙄🤔🧐
total 1 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wehh kok ya ketahuan sihhhh
hais jd tegang nieh a1 bacanya
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
woalah gituuu ternyata dias emg beneran meski jadi hantu msih ttp jagain eva soooo sweert deh
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
Seno dah kek pendekar, sambil gendong anak sambil berantem, ciiiaaaaattttt 🤺🤼‍♀️🤺
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: hehhee iya kk
Ai Emy Ningrum: tp kalok tajir melintir tetep weh ciwik2 pada ngantri ceu 😋
total 16 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
apa yg sebesar ibu jari itu? yg jelas bukan batu akik kan.. 🙄🏃‍♀️
Ai Emy Ningrum: hmmm 🤔 sudah kudugong
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: kebal dari hutang sepertinya 🤔
total 5 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
Zalli istighfar trs, jangan2 dia liyat yg tak kasat mata 👻👻👻
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: pulu pulu pulu hu ha hu ha 🤺🤼‍♀️🤺👻👻👻
Ai Emy Ningrum: 👻👻👻👻👻 huhuhuhu
total 6 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
iyaa, amalan dgn niyat selain Allah malah mengundang jin mendekat merapat 🙀🙈🙈
Ai Emy Ningrum: yaa Allah tolong /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: di belakang meja, meja pantry, turun jabatan jadi OB wkwkwkwk 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
total 5 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
iihh main 👀 intip intipan /Facepalm/ kira2 yg satunya kagets gak tuuh 🙄
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: apateu apateu apateu 💃🕺💃🕴️
Ai Emy Ningrum: apasi 👻👻👻
total 6 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
bunga untuk mu kk thor biar wanhi sojnh hari
Dayang Rindu: nih kak, untuk mu... 🌻🌻🌻
nanti kalau kering bisa di bikin kuaci. 🤣🤣
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: bmaaf typo2 yah kk
total 4 replies
Ai Emy Ningrum
"bu,ini ada duit segepok 💰💵 buat ibu" ...seketika wajah ibu yg td datar kek flat tipi pun lngsung berubah sumringah..huuu ,mata duitan bnget nih emak2 😙
Ai Emy Ningrum: otw tanggal tua 🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️
ikat perut 🙈 diet , kencangkan ikat pinggang
Dayang Rindu: betul sekali . 🤣
total 4 replies
Lina Zascia Amandia
Plot twist... ternyata ibunya Seno adalah ibu kandung Lusia.
Lina Zascia Amandia: Sabar Kak, punya kita sama. 😁😁😁😁
Dayang Rindu: sepinya.... Ya Allah... 😅
total 2 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
nahhh.. kannn tenan tp tibak e sekongkol karo ibu mertuanya oalah...
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: mantep kalo iku mbk yu thor
Dayang Rindu: jebule Mba... udang dibalik bakwan 🤣
total 2 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wahhh dias dan eva tau sesuatu kira2 apa coba dan kek nya laeanya bnyk apa istri dias itu ada org suruhan gtu yahhhh
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
hahhh kok ya tega amat siap yg sudah mati itu yaaaa
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
hayoooo kok yaaa masih di teror klo aq sih kek nya emg istrinya ini yg udh menghabisi suami nya sndri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!