seorang gadis yang bernama Abigail Clancy Robinson dia adalah cucu satu satunya dari keturunan Robinson yang akan mewarisi seluruh harta kekayaan Robinson bukan hanya perusahaan dan aset lainnya melainkan klan mafia yang sudah bertahun-tahun dipimpin oleh Robinson.
Gisel adalah gadis yatim piatu kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan besar yang terjadi dan ternyata itu adalah ulah dari saudara angkatnya, karena harta dan kekuasaan yang akan diwariskan kepada ayah dari Abigail ini saudara angkatnya pun menjadi iri dan ingin memiliki semuanya.
ancam demi ancaman pun dilakukan bahkan teror selalu ditujukan untuk gadis kecil itu,namun karena pelatihan yang sangat keras membuat gadis itu dewasa sebelum waktunya,hingga suatu hari orang yang seharusnya menjadi pelindung bagi gadis itu ternyata menorehkan luka traumatis yang sangat dalam hingga dia sangat anti terhadap laki-laki.
namun kedatangan Maverick sang bodyguard yang dipilihkan kakeknya untuk nya membuat pandangan berubah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon juannita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh dua
Abigail menggigit kuku jari jari tangannya dia gelisah tadak tahu harus bagaimana, matanya bergerak gerak memindai sekitar seolah-olah dia tengah ketakutan, tubuhnya gemetar hebat dengan sekuat tenaga Abigail menahan Isak tangis nya agar tidak kembali pecah.
Namun semua sia sia kala mendengar penjelasan dari dokter kalau saat ini Julius Caesar tengah koma setelah dilakukan operasi pengambilan beberapa peluru yang naasnya semua peluru dilumuri dengan racun yang mematikan,dan sayangnya tidak ada penawar untuk racun racun tertentu di rumah sakit besar ini.
Abigail memerintahkan Axel untuk segera mencari penawar racun itu entah bagaimana pun caranya Axel harus bisa mendapatkan penawar racun tersebut,baru kali ini Abigail terlihat lemah gadis yang biasanya menampakkan wajah datarnya kini tengah terduduk dilantai dengan kepala diantara dua kakinya yang ditekuk.
Kepalanya dia sembuh diduga lutut kakinya tubuhnya gemetar karena Isak tangis yang belum mereda, Maverick melihat gadis yang selama ini membuat nya tertarik kini hanya bisa memperhatikan dari jarak yang tidak begitu jauh dari gadis itu.
Wajahnya yang datar tanpa ekspresi menatap tubuh mungil yang terlihat sangat rapuh itu,sudut bibirnya tertarik keatas menampakkan senyum tipis tersungging miris diwajah pria tampan itu.
" Segitu cintanya kau pada pria itu,,, apakah aku tidak mempunyai kesempatan untuk mendapatkan hatimu,,," gumam Maverick pelan, pandangan nya nanar masih terarah kepada Abigail.
Maverick kini bersandar ditembok rumah sakit tak jauh dari Abigail tergugu dengan Isak tangis nya, " seperti inikah rasanya patah hati sebelum berjuang??" Batin Maverick miris,sesak sekali rasanya bahkan sakitnya tertembak oleh beberapa pistol saja tidak sesakit yang hatinya rasakan saat ini.
Maverick tidak mampu kalau melihat gadis yang dia cintai menangis ingin sekali dia memeluk gadis itu untuk sekedar menenangkan nya dan menghangatkan perasaan gadis itu, Maverick baru menyadari kalau rasa yang dia punya adalah sebuah perasaan cinta yang tidak biasa untuk gadis itu.
Dia tidak pernah merasakan hal ini,dia baru menyadari kalau melihat Abigail memeluk dan berteriak histeris menangisi seorang Julius mantan pengawal pribadinya,pelatihnya,juga mungkin cinta pertama gadis itu.
Miris sungguh miris diantara disekian banyak gadis kenapa hanya Abigail yang mampu mengetuk pintuku hatinya,dan disaat pintu hatinya terbuka ternyata cintanya bertepuk sebelah tangan.
" Shitt,,," umpat Maverick pelan, tiba-tiba terdengar beberapa langkah kaki dengan setengah berlari menuju ruangan dimana Julius dirawat.
" Ada apa,,,?? Apakah ada sesuatu yang terjadi,,," batin Maverick bertanya tanya.
" Cepat cepat, kondisi pasien benar-benar dalam keadaan genting sekarang " ujar salah satu dokter dengan berjalan terburu-buru disana.
Maverick yang melihat Abigail yang sudah nampak berantakan disana yang sayangnya menurut Maverick masih terlihat sangat cantik dan menggemaskan namun terbalut kesedihan yang nampak diwajah cantik gadis itu.
Maverick mengepalkan tangannya melihat pemandangan yang merusak matanya,dia benar-benar tidak ingin melihat gadis itu menangis tergugu hatinya begitu sakit melihat gadisnya seperti itu.
Tubuh Abigail masih bergetar karena Isak tangisnya yang tak kunjung berhenti akhirnya Maverick memutuskan untuk melangkah mendekati gadisnya dan dengan gerakan cepat dia menarik tubuh rapuh gadis itu kemudian membekapnya dengan pelukan hangat darinya.
Tanpa penolakan dari gadis itu Maverick memeluknya dengan sangat erat memberikan dukungan dan kehangatan untuk gadisnya, jantungnya berdegup kencang dia tidak peduli Abigail mendengar deguban jantungnya atau tidak sungguh Maverick tidak mempedulikan akan hal itu,saat ini yang terpenting adalah dia memberikan dukungan dan motivasi agar gadis nya tidak terlalu terpuruk dalam kesedihannya. Maverick berusaha membuat gadis itu senyaman mungkin dalam pelukannya, yah hanya itu yang bisa pria itu lakukan saat ini.
Maverick menegang kala mendapatkan balasan pelukan dari gadisnya,gadis itu juga membalas pelukannya dengan erat sangat erat hingga membuat Maverick diam diam tersenyum hangat meskipun hatinya sedikit sedih tangisannya bukan untuk dia melainkan untuk pria lain yang tengah sekarat di ruang ICU saat ini.
" It's okay Abi,,, it's okay,semua pasti akan baik baik saja" ucap lembut Maverick.
Abigail makin tergugu mendengar ucapan Maverick Isak tangisnya makin pecah, Maverick mengelus punggung kecil Abigail dengan sayang namun tak lama kemudian seorang perawat datang dengan tergopoh-gopoh membuka pintu lalu masuk.
Ceklek
Beberapa menit setelah perawat masuk kini seorang dokter keluar.
" Apakah disini ada yang bernama Abigail,,,??" Panggil dokter. Abigail yang mendengar panggilan dari dokter pun segera melepaskan pelukannya dari Maverick, Maverick sedikit kecewa dan tak terima namun dia tepis rasa itu demi gadisnya.
" Ss saya dokter,a ada apa,,," jawab dengan suara Abigail yang serak.
" Pasien memanggil anda,,," setelah mengatakan itu dokter pun kembali memasuki ruangannya.
Abigail menoleh sebentar kearah Maverick kemudian masuk tanpa kata-kata, Maverick yang melihat tatapan Abigail menjadi iba kembali hati nya tertawa miris tapi sudut bibirnya menampilkan senyuman dan sedikit kekehan sumbang.
Dia sedikit menepuk dadanya sungguh sakit sekali rasanya hatinya saat ini,namun Maverick mampu menyembunyikan raut wajahnya yang sendu dengan tatapan datar kembali khas dirinya, kepalanya dia sandarkan ditembok rumah sakit itu sambil memejamkan kedua matanya.
Sedangkan Abigail sudah memasuki ruangan dimana Julius Caesar dirawat , nampak beberapa alat terpasang dibeberapa bagian tubuhnya kembali hati gadis itu tergugu pria yang dulu sangat gagah yang beberapa waktu lalu bertarung dengannya dengan gagahnya kini terbaring lemah tak berdaya karena menyelamatkan dirinya.
" Hei sweathear,,, don't cry okay,,,!?" Abigail yang mendengar suara serak Julius sedikit terisak sambil membekap mulutnya sendiri, kepalanya menggeleng lemah.
" Om,,, jangan tinggalin Abi om,,, " ucapnya sambil menangis. Kedua tangannya memegang sebelah tangan Julius yang terpasang infus.
" No sweathear,,, saya tidak mau melihat gadis kecilku menangis okay,,,??" Ucap lembut nan serak Julius. Tangan Julius terangkat mengusap air mata yang keluar dari mata cantik gadis itu yang bengkak dan sembab.
" Honey,,, om tidak ingin melihatmu menangis, om,,," sedikit sesak membuat kalimat Julius terjeda.
" Om,,, sangat merindukanmu gadis kecilku!!" Ungkap Julius tulus.
" Abigail janji setelah ini Abi akan selalu di sisimu Om, tapi jangan tinggalin Abi,,, Abi masih sangat membutuhkan mu, Abi,,,, mencintaimu om,,," Julius yang mendengar pernyataan gadis itu tersenyum tulus, hatinya menghangat kala mendengar kalimat itu,tapi dia merasakan kalau dirinya tidak lama lagi hidupnya didunia ini.
Saat ini Julius merasakan tubuhnya seakan mati rasa badannya panas tubuhnya benar-benar lemah sekarang dia tahu kalau dalam peluru yang ditembakkan itu mengandung racun,namun Julius bisa bernapas dengan lega karena bisa melindungi gadisnya,dia tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya jika gadisnya yang terkena peluru itu pasti sakit yang dia rasakan akan dirasakan oleh gadisnya, tidak tidak dia tidak mau melihat hal itu biarkan dia yang merasakan rasa sakit ini asalkan bukan gadis nya, Julius rela menggantikan gadis itu agar sang pujaan hati tidak merasakan sakit yang sama.
" Om tahu honey,,, jaga dirimu baik-baik okay??, om merasa kalau,,,nom sudah tidak lama lagi, om tidak bisa menjagamu dari jauh lagi tapi percayalah om punya banyak anak buah yang setia, setelah ini,,, pergilah kerumah om dijalan xxx dikota xxx kuncinya om taruh di pot bunga melati, setiap ruangan ada kodenya dan,,, kode itu adalah tanggal lahirmu honey,,, carilah sesuatu disana kau akan mengetahui banyak hal disana." Ungkap Julius serak,nafas Julius nampak tersendat Abigail yang tahu kalau Julius kesusahan bernafas hendak memanggil dokter namun Julius menghalangi nya.
" Om,,, jangan tinggalin Abi om, hiks hiks,,," Abigail kembali menangis.
" No sweathear, don't cry,,, I not like it,.. I love you, I love you so much,,," ucap Julius terbata bata dan sedikit tersengal, Abigail menggelengkan kepalanya tidak terima.
" No no no om,,, jangan tinggalin Abi,,, bertahanlah Axel sudah mencari penawar racunnya , bertahanlah sedikit lagi,,," tangis Abigail.
" Cant I kiss you honey,,, I want hug you to,,," permintaan Julius mungkin untuk yang terakhir kalinya.
Abigail mendekatkan wajahnya lalu menciumnya bibir pucat pria itu, Julius sedikit melumat bibir gadisnya entah dapat kekuatan darimana tangan Julius memeluk tubuh gadis itu meskipun sedikit kesusahan karena posisinya yang terbaring lemah Abigail melepas ciumannya kala mendapatkan pelukan dari Julius mengendur dan,,,
Puk
Sudah tak ada pergerakan sama sekali Abigail mematung tak bergerak sama sekali bahkan otaknya tiba-tiba ngelag melihat mata Julius yang terpejam sedangkan bibirnya tersenyum dalam tidur panjangnya kali ini,air matanya menetes tanpa suara tanpa dia sadari Maverick menyaksikan semuanya.
Brukk
" Abi,,,,,!!"