Cindra gadis yatim piatu yang dipermainkan takdir, terpaksa menikah dengan anak dari sahabat orangtuanya; Hafiz, seorang tentara berpangkat letnan satu.
Namun perjalanan rumah tangganya tidak berjalan dengan mulus, dia harus menderita menahan dinginnya hidup berumah tangga.
Hingga takdir mempertemukannya dengan seorang pria tampan yang mewarnai hari-harinya.
🩷🩷🩷 Happy Reading_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 ~DM Tentara Tamvan
Seorang pria sedang menatap layar laptop yang menampilkan rekaman cctv di rumahnya, dimana pemeran utama adalah Sang Istri, wajah hafiz mengeras dengan tangan mengepal. Di layar monitor tersebut menampilkan rekaman dimana istrinya pulang malam diantar seorang pria bermobil mewah, hanya saja wajah si pria tidak tertangkap kamera cctv.
Dia menimbang, bertanya pada hatinya, pantaskah dia menuntut kesetiaan sementara dirinyalah yang lebih dulu menodai pernikahan.
Dia berpikir, selama ini istrinya tidak pernah diberikan perhatian dan kasih sayang sehingga mencari perhatian pria lain selama dia tidak ada di rumah.
Demi memperbaiki kesalahan, dia putuskan mulai saat ini memberi perhatian pada sang istri walaupun sekedar bertukar kabar lewat pesan singkat atau telepon. Berkali-kali pesan diketik namun lagi-lagi pesan dia hapus, keningnya mengernyit berpikir keras mempertimbangkan kata-kata pembuka obrolan melalui pesan singkat. Karena selama menikah Hafiz hanya sesekali menghubungi nomer istrinya. Mungkin bisa dihitung dengan jari tangan saja
'Bagaimana kabarmu?'
dihapus
'Istriku bagaimana kabarmu'
dihapus kembali
'Apakah kamu baik-baik saja'
dihapus kembali
'Apakah kamu sudah makan malam?'
Dihapus lagi
Terus berulang pesan itu tak ada satupun yang terkirim, saat dirinya sudah terlalu lelah berpikir, mata sudah tidak bisa kompromi tapi keinginan hati bersikukuh mengirimkan pesan pada sang istri. Satu pesan yang akhirnya terkirim tanpa dia sadari
'aku ingin makan kamu, malam ini'
klik - pesanpun terkirim '
Notif ponsel si penerima berbunyi, pesan langsung dibaca
' aku ingin makan kamu, malam ini?'gumamnya
"apa-apaan sih tuh orang, pergi selama enam bulan ga pernah kasih kabar, tau-tau pesannya kaya gitu! Dia mau makan aku gitu?! Apa jangan-jangan dia udah jadi manusia kanibal?! Iiicchhh ngeeriiii!!! Cindra bergidik membaca pesannya
Menjelang pagi Hafiz terbangun karena alarm ponselnya berbunyi, diusap gawai mahalnya untuk mematikan alarm sambil mengecek pesan masuk dan jadwal kerja. Betapa terkejutnya dia ada pesan masuk dari Cindra
"Ga-Je"
"?" Karena penasaran apa maksud dari 'ga-je' ditekan tombol telepon
Tut..tut..tut..
"Halo" Suara serak khas bangun tidur.
'So sexy' gumam Hafiz
"Apa itu 'ga-je'? " tanya Hafiz
Cindra mengernyitkan keningnya, dia lihat lagi nama si penelpon
~Mister Freezer~
"Apasiii mas pagi-pagi nelpon cuma nanya itu" masih dengan suara khas bangun tidur
"Ya aku ga ngerti 'ga-je' itu apa? Makanya aku tanya kamu"
"ga jelas!!" tut!! Panggilan diputus sepihak
"loh, ga jelas? Apanya yang ga jelas?" masih penasaran dia telepon kembali istrinya
Tut Tut Tut
"Haloo" jawab Cindra dengan malas karena matanya masih mengantuk
"Justru aku minta penjelasan, Ga-Je itu apa" Tanya Hafiz penasaran
"Ya ampun mas, masih pagi loh ini. Di Jakarta masih jam tiga pagi. Aku masih ngantuk"
"Please kasih tahu aku apa arti Ga-Je"
"Ga-Je itu artinya ga jelas. Yang ga jelas itu mas Hafiz malem-malem chat aku. Mas mau makan aku? Mas Kanibal ya?"
"Udah ya aku masih ngantuk?" Tut!! panggilan kembali diputus
'Semalam aku chat dia? Makan? Kanibal?' Hafiz berpikir keras, lalu dia scroll isi chat dari atas
' aku ingin makan kamu, malam ini'
"Ya Tuhan..kenapa pesan ini terkirim ke Cindra?! Harusnya ke Ranty!" Hafiz menepuk keningnya
Karena Ranty sering chat nakal dan agak mes_um, Hafiz menanggapinya menjurus ke obrolan dewasa juga.
"Maaf aku tidak sengaja kirim pesan, anggap tidak ada" kembali dia kirim pesan ke Istrinya
"Suara bangun tidur istriku seksi banget, bikin juniorku melek"
Hafiz menatap ke arah celana boxer yang terasa mengembang
"Bisa dibayangkan jika tiap bangun tidur mendengar suara dia di dalam pelukanku, tiap pagi bisa serangan fajar kamu Jun!" Hafiz menyentil juniornya yang sudah tegak berdiri
****
"Hoaaamm...! Untungnya weekend, aku bisa bangun siang. Gara-gara si freezer tidurku terganggu. Ga jelas banget kan dia yang kirim chat duluan tapi dia yang minta penjelasan. Aku yakin dia salah kirim tuh, Mesuummm!!" Cindra menggerutu sendiri
Disibak selimut yang membungkusnya semalaman. Dia bergegas ke kamar mandi untuk sikat gigi dan cuci muka. Hari ini dia tidak kemana-mana jadi ga ada ritual mandi pagi. Kalau weekend gini, judul film 'Wanita berkalung sorban berubah jadi wanita berkalung handuk'.
Dia ingin hari weekendnya diisi dengan nonton Drakor seharian. Dengan menenteng ponsel dia keluar kamar untuk menyapa Bu Nani
"Pagi ibu.." Cindra melingkarkan pelukan di pinggang Bu Nani yang sedang menyiapkan sarapan
"Pagi non, Ayuk sarapan non"
"Aku males makan berat Bu, mau makan salad buah aja"
"Sudah ibu buatin non, ada di kulkas"
"Makasih ibu..cuuppp" Cindra memang semanja itu dengan Bu Nani, dia menganggap Bu Nani pengganti ibunya setelah bude Tari.
"Maaf ya Bu aku bau, belom mandi" bisiknya
"Non, ga mandi aja wangi dan glowing. Suami Non beruntung dapet Non" puji Bu Nani
"Buktinya aku disia-siakan Bu, dia lebih milih mba Ranty" sungutnya
"Bapak belom sadar aja, Non. Nanti kalau udah sadar bisa klepek-klepek sama Non Cindra"
"Aku ga berharap Bu, hatiku masih ada ganjalan dengan masalalu"
"Masa lalu apa om ganteng yang biasa nganter itu, Non" Bu Nani menggoda Cindra
Cindra senyum-senyum dengan pipi yang merona.
"Ganteng ya Bu? Kalo aku sama ka Marcel pantes ga Bu?" Cindra menggelayut di lengan Bu Nani, seperti anak dan ibu kandung yang sedang curhat
"Pantes banget non, Non Cindra cantik, mas Marcel ganteng, Kaya lagi. Tapi siapapun jodoh non yang penting bikin non bahagia, sayang dan tanggung jawab sama non"
"Ibu sedih kalo non sering dibikin nangis sama bapak, hati ibu rasa ikutan perih, Non"
"Tuan juga baik sih Bu, tapi galak. Kalo liat aku matanya gini nih" Cindra memperagakan cara Hafiz menatapnya dengan tajam
"Kayak pak Raden di film Unyil ya , Non. Ha ha ha"
"Ha ha ha..betul buu, Alisnya kayak Angry birds" Cindra dan Bu Nani tergelak
Tanpa mereka sadari tingkah dan suara mereka ditonton pemilik rumah dari monitor laptop. Walaupun dia sedang menjalankan tugas di Pulau terluar Indonesia tapi setiap hari informasi dan kegiatan sang istri diketahui olehnya.
"Apa iya wajahku seperti pak Raden dan Angrybirds?" Hafiz mematut dirinya di depan cermin
Tiba-tiba muncul ide untuk mengirimkan foto pada istrinya dengan caption.
Biip..biip.biipp
notif DM dari medsosnya terdengar. Cindra membuka DM yang masuk. Mulutnya mengangga matanya terbelalak melihat isi pesannya
DM dari nama akun Tentara Tamvan
"Apa seperti ini wajah Angry birds?"
"Kurasa besok Emo perlu mengantarmu ke dokter spesialis mata, Istriku"
"Woaahhh...narsis sekali dia!! Dan kapan aku mulai follow akun itu? seingatku ga pernah memfollow akunnya. Jadi selama ini dia Stalking aku hingga ke akun medsos? Daebakkk!!" Cindra masih tidak percaya
"Jadi selama ini dia memantau seisi rumah dan menguping ?? Keterlaluan!!!" Cindra menggerutu dan merengut, tangannya dilipat di depan dadanya
Hafiz masih diposisi menonton rekaman cctv rumahnya, dia senyum-senyum sendiri
'Menggemaskan sekali tingkahnya' gumam Hafiz sambil mengusap bibir merahnya
"Jadi yang selama ini mengantarnya pulang Marcelino? Apakah perusahaannya sudah bangkrut hingga seperti pengangguran antar jemput istri orang"
"Aku harus gerak cepat mengambil hati istriku, jangan sampai hubunganku ditikung pria lain" Hafiz bermonolog
"Makanya Dan, istri itu dijagain, biar ga ditikung pria lain. Kadang di mata kita istri seperti ga berharga tapi di mata pria lain istri kita bak bidadari dari khayangan" sahut Dhuha dari arah belakang.
Dhuha memang tau pernikahan siri atasannya, karena Hafiz sering sharing dan bertukar pikiran masalah rumah tangga dengannya.
"Aku masih dilema Dhu, kedua perempuan itu membelengguku"
"Komandan harus tentukan pilihan hati, siapa yang akan diperjuangkan. Cantik aja ga cukup Dan untuk menjadi istri prajurit seperti kita. Mereka sering kita tinggal-tinggal. Carilah istri yang menjaga agamanya, setia, dan pandai membawa diri dimanapun kita tinggal. Itu saran saya, Dan. Diterima syukur, ga diterima ya ga apa-apa" Dhuha menggedikkan bahu
"Benar katamu Dhu, aku sedang mempertimbangkan"
"Gerak cepet, Dan. Sat set gitu lho, Dan!" Dhuha menggerakkan tangan menirukan ular berjalan
Hafiz tersenyum.
Gimana visualisasi Tentara Tamvan, oke gak?!