"apa kau bercanda!! aku tidak bisa berpedang!! aku hanya seorang gadis pembuat roti!! mengapa aku terjebak bersama pria asing seperti mu!! sungguh merepotkan ku!"
aku sungguh menyesal berjalan mencari sumber suara yang membuat ku penasaran. ternyata suara itu berasal dari pertarungan yang terlihat tidak adil. satu lawan sepuluh bukan kah benar benar tidak adil.
tapi walaupun begitu aku mana bisa membantu nya. aku bukan wanita kuat yang tangguh dan mampu berpedang.
aku hanyalah seorang pembuat roti di salah satu kedai roti yang ada di pusat kota kekaisaran Amberland.
"tidak aku tidak bisa membantu mu!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesabaran yang Habis
Hari ini aku akan masuk kerja. Sudah tiga hari aku mengambil libur untuk kaki ku yang sakit yang sekarang sudah sembuh total. Dan sudah di pastikan jika gaji ku bulan ini akan di potong. Sekarang aku sudah sampai di depan kedai madam Sandra yang masih tertutup dan ku lihat Seiry membuka kedai dan memulai untuk menjalankan bisnis hari ini.
aku sekarang kembali ke rutinitas ku seperti biasa. Sementara pria bernama Darren Hayes itu sudah pergi dari rumah ku setelah drama makan siang tiga hari yang lalu.
Tiga hari yang lalu setelah drama makan siang. Aku memutuskan untuk tidur di rumah nenek Orleta untuk menghindari hal-hal yang merugikan ku. Namun saat malam hari aku ingin mengambil selimut untuk tidur di rumah nenek Orleta pria itu tiba-tiba menghilang tanpa jejak dan yang ku heran kan adalah seluruh pakaian nya dan juga pakaian yang ku pinjam dari nenek Orleta tertinggal di rumah ku.
"Apa dia itu pergi dari rumah ku dengan bertelanjang bulat?? Uh!! Sungguh mengerikan".
Jika benar pria itu keluar tanpa sehelai benang pun maka dia adalah pria paling mesum yang pernah aku temui. Benar-benar pria aneh. Semoga aku tidak bertemu dengan nya lagi.
"SOFIA!! Kau selalu saja melamun di saat kerja!" bentakan dari Carmel lagi-lagi membuat ku tersentak dari pikiran ku tentang pria mesum itu.
lagi-lagi wanita menjengkelkan itu membentak ku. Apa dia tidak bisa sehari saja tidak menggangu ku. Padahal aku sedang menunggu roti-roti itu matang di dalam oven. Dan aku tidak benar-benar melamun.
Carmel selalu saja mencari masalah dengan ku. Sejak hari pertama aku masuk kerja Carmel lah yang paling tidak suka melihat ku. Padahal aku tidak melakukan hal-hal yang ku pikir itu bisa menggangu pekerjaan nya. Dan wanita itu selalu memancing kesabaran ku. untung saja aku wanita yang cukup sabar dan berhati mulia jadi aku malas untuk membalas nya. Aku gadis yang cenderung menghindari hal-hal yang memicu sebuah masalah.
"Sofia!! Pekerjaan mu selalu tidak beres. Pergi ke gudang penyimpanan dan ambilkan aku sekarung tepung dan gula!"
Apa lagi ini. Tidak kah dia lihat aku sedang melakukan pekerjaan yang menjadi bagian ku saat ini. Kenapa dia sesuka hati nya menyuruh ku ini dan itu.
"bukan kah kau masih memiliki tepung dan gula di meja mu? Kenapa kau meminta ku mengambil kan nya lagi!" aku kembali kesal kepada wanita menjengkelkan itu. Bagaimana tidak, satu tumpukan gula dan tepung gandum masih belum di buka dari karung nya terlihat terduduk rapi di atas meja nya.
"aku memerlukan nya lebih banyak! Tidak bisakah kau melakukan apa yang ku katakan dan berhenti bersikap tidak patuh! Kau sudah banyak libur dan mengabaikan semua tugas di kedai roti ini. Apa kau ingin di pecat madam Sandra!" ucap Carmel Dangan lantang seolah olah aku membuat kesalahan yang sangat fatal dan besar. Ucapan nya tersebut mengundang perhatian dari pekerja yang lain.
Ini tidak bisa di biar kan aku tidak ingin ditindas lagi oleh nya dan oleh seluruh pekerja di sini. Aku diam bukan berarti aku takut dengan nya. Aku diam selama ini karena aku hanya tidak ingin menimbulkan masalah.
Tapi kali ini kesabaran ku sudah habis. Biarlah jika hari ini menjadi hari terakhir ku bekerja di tempat ini. Bekerja selama setahun dalam tekanan rekan kerja itu tidak lah mudah bagi ku untuk mempertahankan kesabaran ku. Aku hanya manusia biasa yang punya batas kesabaran jika mereka terus-menerus memperlakukan ku seperti ini.
Aku sungguh tidak tahan. Jika aku kehilangan pekerjaan ini aku rasa aku akan ikut nenek Orleta bekerja sebagai petani kasar. Itu lebih baik dari pada bekerja bersama para ular.
Aku mendekat ke arah meja di mana biasa nya Carmel membuat roti. Dengan tatapan tajam dan kesal aku benar-benar harus mengakhiri semua ini.
"kenapa tidak kau mengambil bahan tersebut dengan tangan mu sendiri? Bukan kah itu memang tugas mu! Kau selalu saja membentak ku dan menyuruh ku ini dan itu padahal yang kau suruh itu seluruh nya adalah tugas mu!"
Melihat kekesalan ku itu Kami menjadi tontonan pekerja yang lain. Aku tidak peduli sekarang. Carmel menatap ku dengan tajam dan aku yakin wanita itu tidak terima dengan ucapan ku saat ini.
"apa kau sekarang sudah pandai melawan ku Sofia!! Kau hanya gadis miskin yang tidak memiliki asal usul. Gadis rendahan yang bahkan lebih rendah dari seorang gelandangan. Bekerja di tempat ini hanyalah keberuntungan mu dan kebaikan dari madam Sandra. Lagi pula pekerjaan mu tidak ada yang beres. Dan kau adalah gadis pemalas yang suka melamun. Dasar tidak tau diri! Lagi pula aku lebih dulu bekerja di tempat ini dan madam Sandra pasti akan selalu memihak ku!"
Lihat lah dia bahkan menghina ku. Bukan kah dia juga miskin! Jika dia kaya dia tidak akan mungkin bekerja di tempat ini. Wanita ini benar-benar harus di beri pelajaran jika tidak maka sikap sombong nya tidak akan pergi.
"cukup Carmel!!! Aku benar-benar muak dengan tingkah mu! Kau bertingkah seperti pemilik tempat ini. Padahal kau juga sama seperti ku hanya seorang buruh miskin. Tapi lagak mu seperti angsa yang berasal dari kalangan bangsawan". Mendengar ucapan ku itu, kulihat wajah Carmel memerah karena marah. Tapi aku sama sekali tidak takut menghadapi nya. Dengan pose menantang aku tetap berdiri teguh dengan dagu terangkat menatap wanita menjengkelkan itu dengan tak kalah tajam nya.
"Sofia!!! kau benar-benar membuat ku hilang kesabaran!!" wanita itu berjalan ke arah ku dan mengangkat tangan nya untuk menampar ku. Namun dengan sigap aku menahan tangan nya sebelum benar benar menampar ku.
"jauhkan tangan kotor mu!! Karena jika tidak maka kau akan menyesali nya!" ucap ku memberi peringatan kepada nya dengan nada yang dingin dan meremas tangan nya yang hendak menampar wajah ku.
Namun..
"ada keributan apa ini!!" tiba-tiba madam Sandra masuk ke dalam ruangan ini dan melihat pertengkaran kami. Aku langsung melepaskan tangan ku.
"madam.. Lihat lah Sofia menindas ku! Tolong aku madam!! gadis itu selalu melakukan pekerjaan dengan tidak benar dan selalu bermalas-malasan melimpah kan seluruh pekerjaan nya kepada ku. Kami sungguh tidak nyaman jika gadis ini masih bekerja di sini madam. Roti buatan nya juga tak enak. Tolong berhenti kan dia madam".
Lihat lah si penjilat itu. Bahkan dia memutar balikan fakta. Tapi aku tidak peduli jika madam Sandra akan memberhentikan ku.
"hentikan semua ini. Dan aku tidak akan memberhentikan nya. Kau ingin kedai ku bangkrut? Bahkan selama tiga hari ini penjualan ku menurun karena roti yang kalian buat tidak lah seenak buatan Sofia! Aku tidak bisa memberhentikan nya".
Mendengar ucapan dari madam Sandra aku melihat guratan kekesalan dan juga dendam di mata Carmel yang sekarang menatap ku dengan tatapan permusuhan.
"dan satu lagi dengarkan aku. Minggu depan yang mulia kaisar akan mengadakan pesta ulang tahun putra mahkota dan kedai roti ku di beri kesempatan untuk menyajikan roti-roti dan kue-kue kecil untuk jamuan di sana. Jadi aku akan membawa kalian untuk membuat roti di istana. Jadi persiapkan diri kalian dan jangan membuat ku malau dan merusak nama baik kedai ku!"
Wahh bukan kah ini berita yang sangat baik. Aku sama sekali belum pernah mengunjungi istana apa lagi melihat nya dari dekat. Aku sungguh tak sabar untuk acara tersebut.
"dan untuk mu Sofia. Aku ingin kaulah yang menentukan resep nya".
salah satu impian ku akan menjadi nyata. Membuat roti di istana.
aneh situ jd org,,
sebar kembar for u..😁