NovelToon NovelToon
Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy2R

Luna harus menerima kenyataan pahit saat mengetahui jika suaminya yang baru saja menikahinya memiliki hubungan rahasia dengan adiknya sendiri.
Semuanya bermula saat Luna yang memiliki firasat buruk di balik hubungan kakak beradik suaminya (Benny dan Ningrum) yang terlihat seperti bukan selayaknya saudara, melainkan seperti sepasang kekasih.

Terjebak dalam hubungan cinta segitiga membuat Luna pada akhirnya harus memilih pada dua pilihan, bertahan dengan rumahtangganya yang sudah ternodai atau memilih menyerah meski perasaannya enggan untuk melepas sang suami..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy2R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(Ada Apa Dengan Luna?)

"Luna!! Kamu apa-apaan sih?! Tutup kembali pintu mobilnya!"

Benny mengendarai mobilnya dengan satu tangannya, sedangkan tangan satunya lagi, mencengkeram kuat lengan Luna.

Istri cantiknya itu melakukan hal yang membahayakan untuk dirinya sendiri. Luna membuka pintu mobil di saat keadaan mobil sedang berjalan di jalanan raya. Ia hendak melompat dari dalam mobil hanya untuk mengancam Benny.

"Turunkan aku makanya!" teriak Luna balik.

Ckiitt..

Benny menginjak rem mobilnya dan menepikannya di pinggir jalan.

Setelah mobil berhenti, Benny melepaskan cengkeramannya dari lengan Luna. Ia melayangkan tatapan tajamnya sembari memarahi Luna atas perbuatannya tadi.

"Kamu sudah gi-la ya, Lun?! Bagaimana kalau kamu jatuh ke aspal terus terjadi hal buruk kepadamu? Bagaimana, hah?!"

Luna membuang muka, ia terlihat menangis sedih usai dimarahi Benny.

"Tutup pintunya." perintah Benny dengan nada yang sudah tak setinggi sebelumnya.

Brak!

Benny menggelengkan kepalanya sembari menghela nafasnya panjang saat melihat perbuatan Luna yang menutup pintu mobilnya dengan kasar.

"Kita pulang ke rumah dan bicarakan semuanya dengan kepala dingin." lirih Benny.

Luna tak menyahut, ia terus diam membisu dan mengabaikan semua ucapan Benny.

Setibanya di rumah, Luna langsung keluar dari mobil dan melenggang masuk ke dalam rumah. Luna membiarkan pintu rumahnya terbuka lebar dengan kunci yang masih menempel pada pintu bagian depan.

Benny hanya bisa mengelus dada melihat sikap Luna.

Ia berjalan pelan menuju ke teras rumahnya. Ia mendudukkan pantatnya di atas sebuah bangku di terasnya yang menghadap ke arah jalanan.

Benny memijat pelan keningnya, ia merasakan kepalanya berdenyut akibat luapan emosinya tadi.

"Ternyata menikah bukan solusi yang tepat untuk membahagiakan diri." gumamnya.

Trriiring..

Di tengah lamunannya, tiba-tiba saja Benny mendengar suara dering panggilan masuk yang berasal dari ponselnya.

Dengan enggan, Benny beranjak dan berjalan kembali mendekati mobilnya. Di atas dasboard mobil, ia meninggalkan ponselnya.

"Mas Adam? Ada apa ya dia nelpon aku?" gumamnya saat melihat nama sang kakak ipar terpampang di beranda layar ponselnya.

Klik.

"Hallo, Mas,"

"Hallo, Benn, kamu sedang di mana sekarang?" tanya Adam -Kakak Luna-

"Aku, aku lagi di rumah, Mas. Ada apa ya?" tanya Benny balik.

"Kalau sedang tak sibuk, bisakah sekarang kamu temui aku di Cafe xx?"

Benny terdiam untuk beberapa saat lamanya.

"Benn?"

"Ah iya, Mas. Sebenarnya aku harus buru-buru balik ke kantor, ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan," ujar Benny. "Bagaimana kalau nanti sore sepulang kerja, Mas?" tanyanya kemudian.

"Oke, kabari aku kalau kamu sudah ada waktu,"

"Baik, Mas, nanti aku kabari."

Usai telepon berakhir, Benny langsung buru-buru kembali ke teras rumahnya. Ia menarik kunci rumahnya dari lubang pintu dan dipindahkannya ke lubang pintu bagian dalam.

Sebelum berlalu, Benny menutup kembali pintu rumahnya.

**

Dari siang sampai malam, Benny terus berkutat dengan pekerjaannya di kantor. Ia sampai melewatkan makan malamnya saking sibuknya bekerja.

"Haaah.. lelah sekali rasanya." Benny meregangkan kedua tangannya ke atas sembari menyandarkan punggungnya ke kursi.

Ia beristirahat sejenak setelah menyelesaikan beberapa pekerjaannya.

"Sudah jam 8, kira-kira Luna di rumah sudah makan malam belum ya?" gumamnya.

Benny mengeluarkan ponselnya dari dalam jas, ia mengembalikan pengaturan ponselnya dari mode jangan ganggu ke mode normal.

Tling.

Tling.

Tling.

Notifikasi pesan masuk terdengar dari ponselnya. Benny lantas buru-buru membuka pesan-pesan tersebut.

Sebagian besar dari si pengirim pesan adalah rekan-rekan kerjanya, sedangkan sebagian lagi dari anggota keluarganya.

Benny menggulir ke bawah pesan-pesan yang masuk itu, kedua matanya mencari sebuah nama yang dipikirnya juga mengirimkan pesan kepadanya.

"Tak ada pesan masuk dari Luna. Itu artinya, dia masih marah padaku."

Benny menghela nafas. Dimasukkannya kembali ponselnya ke dalam jas sebelum ia beranjak dari tempat duduknya.

Suasana kantor sudah sepi saat Benny keluar dari dalam ruangan pribadinya. Kursi-kursi bawahannya sudah kosong begitu juga dengan kursi sekretarisnya.

"Pak, tolong sebelum pulang, bersihkan dulu ruang kerja saya ya. Sekalian tolong buangkan sampah-sampah yang menumpuk di tong sampah kamar mandi," perintah Benny pada seorang cleaning service yang kebetulan berpapasan dengannya.

"Baik, Pak."

Benny melanjutkan kembali langkahnya, ia menuju ke tempat parkir mobil, di mana kendaraan beroda empatnya berada.

Tujuan Benny kali ini adalah sebuah cafe xx yang berada di jalan xx, tempat yang dijadikan kakak iparnya sebagai tempat pertemuan mereka.

"Halo, Mas. Maaf, aku baru bisa mengabarimu sekarang. Pekerjaanku baru selesai dan ini aku baru bisa menuju ke cafe xx untuk menemuimu," ucap Benny di sambungan teleponnya.

"Aku masih di rumah, Benn, kamu terlalu mendadak mengabariku,"

"Berangkatlah pelan-pelan, Mas. Aku akan menunggumu di cafe sembari beristirahat," kata Benny.

"Baiklah. Aku akan segera menyusulmu,"

"Ya."

Usai sambungan telepon keduanya berakhir, Benny lantas mempercepat laju kendaraannya. Ia ingin cepat-cepat sampai ke tempat tujuannya dan berisitirahat sejenak di sana.

Jarak dari tempat bekerjanya sampai ke cafe xx membutuhkan waktu kurang lebih 30an menit. Beruntung, jalanan malam ini tak seramai sore tadi sehingga Benny bisa mempersingkat waktu perjalanannya.

"Selamat malam, Pak, mau pesan apa?" tanya seorang pegawai cafe sesampainya Benny di sana.

"Buatkan saya secangkir kopi. Untuk yang lainnya nanti saja, saya masih menunggu seseorang," jawab Benny.

"Baik, Pak. Untuk pesanannya silahkan ditunggu sebentar ya."

Benny mengangguk, mengiyakan.

Sembari menunggu Adam datang, Benny menyempatkan dirinya untuk mengabari Luna yang berada di rumah.

Luna berdering..

Dua kali panggilannya tak direspon oleh Luna. Tak ingin menyerah, Benny lantas mencoba menghubungi nomor WhatsApp Luna lagi. Kali ini, Benny berharap Luna akan segera menerima panggilannya.

Namun sampai panggilan yang ketiga, belum juga Benny mendapatkan respon dari Luna.

"Ck! Kalau sudah marah, susah sekali Luna diluluhkannya." gerutu Benny.

Ia beralih ke kolom pesan, ditulisnya beberapa pesan yang kemudian dikirimkannya ke kontak Luna.

Benny: [Kamu sudah makan malam, Lun?]

Benny: [Mau aku pesankan sesuatu untuk makan malammu?]

Benny: [Maaf ya, aku terlambat menanyakan hal ini padamu. Aku benar-benar sibuk tadi di kantor sampai lupa waktu.]

Pesan-pesan yang dikirim Benny, tak ada satupun yang mendapatkan balasan dari Luna.

Tak berapa lama kemudian, pesanan Benny akhirnya datang. Si pegawai cafe meletakkan secangkir kopi panas di atas meja dan mempersilahkan Benny untuk menikmatinya.

"Terima kasih." ucap Benny.

Benny menyeruput kopinya sedikit demi sedikit sampai cairan hitam itu habis, belum juga ia mendapati sosok Adam yang datang menghampirinya.

"Ke mana mas Adam ini? Sudah satu jam lebih kok belum datang. Dihubungi dari tadi juga tak ada responnya."

Di saat Benny mulai kesal, tiba-tiba saja ponselnya berdering.

Panggilan masuk itu dari sang kakak ipar. Tanpa berpikir panjang, Benny langsung menerima panggilan tersebut.

"Halo, Mas, di mana sekarang?" tanya Benny bernada kesal.

"Benn, buruan datang ke RSUD ya. Luna, Benn, dia sedang berada di UGD sekarang ini,"

"Lu- Luna masuk UGD, Mas?" Benny spontan bangkit dari duduknya. Rona wajahnya seketika berubah pucat usai mendengar kabar tentang Luna.

_

1
Dhika Chawla
palingan Ningrum SM Benny udah sering tidur bareng wkt pacaran. makanya Ningrum obsesi SM Benny...benny.juga JD laki laki. ga tegas...pindah rumah ajalah..
Uti Enzo
Luar biasa
Ma Em
Ningrum si biang kerok yg mau memisahkan Luna dan Benny sengaja diadu domba agar mereka salah paham begitu juga dengan ibunya Benny dan pak Hendra mertuanya Luna agar mereka bisa benci sama Luna nomor WA Luna diganti agar tdk bisa dihubungi dan menghubungi emang dasar si Ningrum setan sdh usir saja si Ningrum dari rumah pak Hendra
Ma Em
Ningrum cuma anak pembantu yg diangkat derajatnya dijadikan anak angkat sama majikan ibunya tdk tau diri malah mau menggangu pernikahan anak majikannya si Beny yg blm bisa move on dari Ningrum begitu jg Ningrum tdk mau melepaskan Beny kalau kata aku mah mending Luna berpisah saja sama Beny daripada cuma makan hati sama Beny dan Ningrum
Ma Em
Luar biasa
Kafuka Fuura
Aku senang banget tidak salah pilih membaca cerita ini, semoga selalu berlangsung terus thor!
Mommy2R: terima kasihh 🤩
total 1 replies
NotLiam
Wow, thor punya bakat menulis yang luar biasa!
Mommy2R: terima kasihh 😍
total 1 replies
Mommy2R
SELAMAT MEMBACA 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!