"The Maid'S Revenge And Love"

Di Bukit Hutan Barat seorang pria mendaki diatasnya.

Dialah Revan yang sedang mencari kebenaran soal "Penyihir Hutan Barat" yang merupakan "Musuh yang Sesungguhnya".

Dia semakin melangkah kebagian puncak setelah sampai dipuncak pria itu kaget karena melihat sebuah Rumah Tua yang berarti membuktikan kebenaran ucapan ayah Elleis.

Matanya membelalak ketika melihat rumah yang berwarna coklat tua yang agak kehitaman dan terlihat cukup lapuk juga tapi tidak terlalu kecil.

"Bagaimana bisa seseorang tinggal ditempat seperti ini?."

"Apakah orang yang tinggal di sini adalah seorang Penyihir yang kesepian??, tidak mungkin 'kan?? "batinnya

"Jika dia hanya kesepian kenapa dia malah berbuat jahat?, tapi tidak! menurutku memang dia bukanlah seorang nenek-nenek... " gumam kecil.

"Halo... apakah ada orang di dalam? "tanya Revan.

Revan pun kemudian mengetes rumah itu dengan membuka pintunya dengan hati-hati karena ia rasa tak ada orang.

Baru saja terdorong sedikit olehnya pintunya langsung tergeser terbuka, padahal dorongan nya juga kecil tapi jelaslah sekarang bahwa tidak ada siapapun dirumah itu dan mungkin faktor kayu yang agak lapuk juga berpengaruh? pikirnya.

KRIETT.....

"Rumahnya berantakan sekali... seperti baru saja terjadi suatu insiden! , permisi... " ucapnya sembari berjalan masuk menyusuri ruang depan atau ruang tamu rumah itu yang berceceran barang di bawahnya.

Tiba-tiba ia mendengar suara...

"Kau berpikir aku seorang nenek-nenek?, aku bukan orang yang melakukan kejahatan karena kesepian kok!, aku memang... menyukainya! "ucap seorang pria yang dari tadi berada di bagian langit-langit atap yang bisa ia duduki sembari melompat dan memukul ke arah Revan.

BUGH!

Satu pukulan mendarat tepat di wajah Revan.

" Ughh, sialan! siapa kau?! "ucap Revan.

" Aku??, aku orang yang kau cari 'kan? "ucap orang berpakaian seakan-akan komandan perang yang serba hitam tapi tertutup oleh jubah hitam yang tebal.

Orang itu juga memiliki rambut yang cukup rapi dan berwarna hitam pekat juga matanya yang berwarna ungu violet.

Terlihat jelas bahwa ia juga satu klan dengan Elleis.

"Maksudmu kau adalah " Penyihir Dari Hutan Barat" ini?? "tanya Revan.

"Ya... aku melihat banyak sekali pertanyaan yang sebentar lagi kau lontarkan padaku 'kan? dan kau sedang menyiapkan pertanyaan-pertanyaan itu di benakmu sekarang... seperti... 'Apa Tujuanmu? ' dan... 'Kenapa kau melakukan semua ini?? ' atau... 'Kenapa kau menginginkan Dunia tanpa aturan?? ' atau 'Kenapa kau menginginkan dunia yang penuh dengan "Kegelapan"??' begitu 'kan? " ucapnya tersenyum sok ramah.

Diikuti juga dengan ekspresi sedikit kaget dan dari Revan.

Tebakan Penyihir ini bahkan bisa sangat pas apa yang benar-benar ada dipikirannya sekarang.

Dan itu antara dia menebak atau membaca lewat psikologis atau mungkin juga punya kekuatan membaca pikiran.

"Tapi aku tidak suka menjawab~, apalagi jika kau mau bertindak seperti wartawan begitu maka... LAWAN AKU DULU " ucapnya seraya mulai menyerang.

Sementara itu... Elleis ditempat lainnya sedang mengobrol dengan para

kerajaan-kerajaan sekutu pemberontakannya dan kakak-kakak tirinya pada Kekaisaran yang baru yaitu Revan.

Dan secara bergiliran.

Seorang pria berambut biru muda segar dan matanya yang berwarna biru laut yang cerah dan sorot matanya yang sendu dan tenang.

Dia juga memakai pakaian tuan muda kerajaannya yang dipenuhi dengan beberapa motif ornamen Bulan dan Es.

Pakaiannya bersinar dengan warna Silver dan biru Muda yang bersinar.

Rambut pria itu terlihat rapi dan licin juga dengan rambut rapi yang disisir kesamping (bisa disebut gaya rambut "Slick Back") dia terlihat sangat tampan, kalem, pendiam dan menawan.

pria tampan itu adalah Tuan Muda dari Kerajaan Supranatural Es, yaitu Kerajaan Marquez moonice.

Ia bernama " Marquez Moonice Couldie "ia adalah tuan muda yang terkenal setia pada ayahnya dan menjunjung tinggi kesetiaan pada kaisar.

karena ayahnya sudah tua dan lumayan sakit-sakitan akhirnya kabar yang sangat baru yaitu kabar kemarin mengatakan bahwa sekarang ia naik jabatan dan memimpin keluarga Marquez.

tapi sayangnya ia terkenal sangat Dingin.

Dan orang yang sangat Dingin seperti dia sekarang ada di depanku?

" Halo. "

"Ha-halo..." aku memasang wajah senyum ramah tapi sepertinya kecanggunganku malah terlihat.

'Orang nya sangat tampan dan tenang....tapi terlalu tenang sampai aku bisa beku karenanya.'

'Dan bagaimana bisa dia mengucapkan sapaan "Halo" dengan begitu datar ?? '

"Dari yang saya dengar... anda juga mau membantu kami dengan pemberontakan kaisar baru 'kan? "

"Benar."

'Dan dia hanya menjawab "benar " dengan datar. '

"Baiklah... tak usah basa-basi lagi aku tau kau ingin mengetes dan bertanya beberapa pertanyaan sebagai bukti bahwa Kerajaan Marquez akan tetap setia dan serius dalam menjalankan tugas pemberontakan 'kan?? "

"Intinya... tuan putri lihat saja tentang semua hal yang telah kulakukan pada Kekaisaran Caesarea Lux dulu kau pasti sangat tau tentang itu bukan? "

"Baiklah... tidak ada lagi yang perlu dibicarakan!, saya akan mengirim penyampai pesan untuk siasat anda berikutnya jadi... saya permisi... " mulai beranjak.

"Tunggu.. tuan Marquez Couldie..saya rasa ada alasan kenapa anda langsung buru-buru begini? tapi yang jelas pastinya anda sebenarnya belum bisa memimpin keluarga Marquez" ucapku dengan senyum licikku.

"Apa maksud anda? " tanyanya

"Sebenarnya anda adalah orang yang cukup buruk dalam sosial 'kan? jadi anda memilih cepat-cepat pergi dan tidak ingin terlalu banyak bicara karena anda juga tidak terlalu pandai dalam hal itu."

"Anda sendiri memang lebih baik dan aktif dalam kegiatan peperangan tanpa harus banyak bicara dan kompromi bukan? "

"A-anda!, ta-tapi... itu memang benar" ucapnya sembari menengok ke arah lain seperti orang yang sedang malu.

'Sepertinya sebenarnya ia cukup pemalu dalam hal sosial ini... tapi seperti dugaanku.. ada sisi lain juga dari seorang Tuan Muda Marquez yang Dingin.'

'Sisi lain yah? berarti sama saja seperti diriku juga... tentang yang kemarin itu... kenapa aku bisa segila itu hingga membantai para prajurit dengan kejam?, aku bahkan membunuh jendral mereka juga. '

'Tapi saat itu aku sama sekali tak merasakan rasa bersalah apapun, hanya rasa amarah dan dendam juga perasaan semangat seperti seseorang yang sedang bermain yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata.'

'Aku sudah bertahun-tahun dari umur 9 tahun hidup menjadi seorang Tuan Putri Kaisar yang Polos dan Baik hati .'

'Tapi aku sendiri merasa diriku yang polos dan baik hati saat itu hanyalah sebagian dari diriku. '

'Tapi... aku yang sekarang hidup dengan kebencian, amarah, dendam, menjadi seorang petarung dan mengayunkan pedang, juga menyelidiki berbagai hal dan melakukan siasat perencanaan... diriku yang ini... sepertinya benar-benar diriku yang sebenarnya... '

'Ataukah aku ini memang memiliki dua sisi yang berbeda??. '

'Seperti aku yang manis, polos, lemah, ramah, baik hati, dan penyayang juga aku yang penuh kebencian, siasat, dan selalu mengayunkan pedang... apakah benar-benar seperti itu?. '

'Jika Kebaikan dan keburukanku itu... tidak, jika Cahaya dan Kegelapan itu benar-benar hal yang berada dalam diriku dan dua hal itu adalah pilihan... AKU TAKUT JIKA AKU MEMILIH KEGELAPAN... '

"Anda benar.... saya memang tidak pantas sebenarnya untuk menggantikan ayah saya... saya sangat tau itu" ucapan Tuan Muda Couldie seakan-akan membangunkanku dari lamunan hatiku.

'Jika seperti ini... aku harus menenangkan dia dan mendapat kepercayaan dia! '

'Tapi sebenarnya aku juga ingin membantunya sih. '

"Tenang saja... saya benar-benar merasa kasihan pada anda karena itu saya akan mengajari anda sedikit-sedikit.. "

"Benarkah? terimakasih atas kebaikan hati anda Tuan Putri... " ucap Couldie.

"Anda bisa memanggilku dengan santai kok sekarang, dan aku juga ingin memanggilku dengan santai juga" ucapku.

"Baiklah... terimakasih Elleis... " ucapnya sambil membungkuk.

"Sama-sama Couldie... "

'Fyuhh, akhirnya dapat kepercayaan salah satu orang... tapi kasih banyak yang harus diajak kerja sama... '

'Tapi... Revan pria sialan! dimana kau?! kau malah kabur melarikan diri! '

'Haruskah aku... datang padamu langsung? '

Sementara itu..

Kembali lagi ke tempat Revan bertemu dengan si Pria penyihir...

BLARR!

Api menjalar di pepohonan gunung sehingga membuat Revan kaget dan sedikit merasa bersalah.

Ini semua karena barier perisai kegelapan si Penyihir yang kuat!.

'Sial!, apinya malah membakar pepohonan!, semua karena penyihir ini sangat kuat!'

"Tenang saja~, sebentar lagi akan ada badai jadi api yang membakar pohon itupun pasti akan padam... "

Tiba-tiba...

WUSHH!

Badai pun benar-benar terjadi dengan petirnya yang menggelegar, angin-angin kencang pun datang menyapu tempat itu.

Bahkan banyak bagian-bagian pohon atau kayu-kayu ranting-ranting pohon yang patah dan terbawa angin.

Angin sangat kuat sehingga Revan tak bisa melawan lagi karena kekuatannya api, yang ada akan padan ataupun terbawa angin kencang.

Dia mulai terhempas pandangannya mulai kabur oleh debu-debu dari angin kencang.

'Sia!! pandanganku juga sekarang kabur!, tapi kenapa orang itu terlihat tegak saja padahal aku sudah oleng dan bahkan berpegangan pada bebatuan begini?? apa badai ini juga ulahnya?? 'batin Revan.

"Ini bukan ulahku kok~, tapi mereka juga akan menjagaku agar tak terhempas di badai ini dengan segala sihir mereka! karena kami ini keluarga! " Lagi-lagi ia menampilkan senyum sok ramahnya yang menyebalkan.

Sementara itu... tangan Revan rasanya sudah tak kuat menahan angin ini tapi ia masih berusaha bertahan sehingga satu tangannya masih memegang bebatuan meskipun badannya sudah nyaris jatuh.

"Ouhh iya... kita sudah bertarung dengan sangat seru tapi aku belum memberitahukan namaku!, namaku... Kurayami.. Crimstic.. "

Mata Revan membelalak tak percaya.. membuatnya menjadi tak bisa berkata-kata lagi.

'Kurayami Crimstic??, bukankah dia merupakan penyihir legendaris pada masa sebelum kekuatan supranatural ditemukan?? sesudah kekuatan itu ditemukan dia pun menjadi pemilik kekuatan supranatural secara tiba-tiba! lalu ia menghilang begitu saja... '

'Tapi... bagaimana mungkin dia masih hidup setelah ratusan tahun?? '

Batin Revan terus bertanya-tanya...

"Kau pasti kaget yahh? dan jadi terus berpikir? kau pasti lelah... karena itu... aku akan menghilangkan rasa lelahmu itu dan membuatmu BERISTIRAHAT... " ucapnya sembari tersenyum dan menendang tangan Revan yang sedang berpegangan...

"Ughh!, arggghhhhh! " teriak Revan.

"Kau tidak akan mati kok... karena aku juga takkan membiarkanmu mati semudah itu.. aku hanya butuh.. KAU YANG TIDAK MENGGANGGUKU "

BRUKK!.

"Sekarang aku hanya perlu menunggu waktu yang tepat... untuk mendekati wanita itu... " tersenyum licik.

"Kurayami Elleis! "

BERSAMBUNG...