Berkisah tentang perjalanan panjang seorang pendekar tingkat tinggi dari dunia persilatan. Dia mengalami pertempuran antara hidup dan mati melawan para pendekar dari dunia persilatan.
Kisah ini berawal dari beberapa tahun silam ketika dia menemukan sebuah kitab suci legenda dan pedang pusaka. Kitab suci itu dipercayai mampu mengubah takdir dan hidup seseorang.
Dan akhirnya para pendekar dari berbagai kalangan mulai dari aliran putih, netral dan hitam bekerja sama membuat jebakan untuk mengkapnya.
Mari kita ikuti petualang Feng Xuan atau Lan Xuan Yu dalam perjalanan hidup barunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tasya anam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Gao Xiong Li
Dari tempatnya menginap saat ini Sekte Teratai Emas masih membutuhkan waktu kurang lebih tiga hari lagi untuk sampai. Meskipun banyak rombongan dari sekte lain tapi tidak ada yang mau bergabung dan melanjutkan perjalanan bersama.
Keesokan harinya tetua Jiang Zhuo mengajak mereka untuk sarapan terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan. Tetua Jiang Zhuo tidak lupa untuk mengisi ulang perbekalan mereka. Karena perjalanan mereka masih membutuhkan beberapa hari lagi untuk sampai tujuan.
Setengah hari perjalanan telah mereka lewati dengan damai karena tidak ada masalah yang mengganggu. Mereka terus berjalan dan sesekali berhenti untuk makan atau sekedar melepas lelah sejenak. Karena kebugaran fisik Zhang Xin tidak sebaik tetua Jiang Zhuo maupun Lan Xuan Yu.
"Tetua Jiang Zhuo sepertinya di depan sana ada orang tertidur di bawah pohon."
Lan Xuan Yu berkata dan matanya terus menatap arah yang dia maksud. Tetua Jiang Zhuo ikut memandang ke arah yang sama dengan Lan Xuan Yu. Namun yang dia lihat hanya bayang bayang samar karena jarak mereka memang masih terlalu jauh.
Tetua Jiang Zhuo kagum dengan penglihatan Lan Xuan Yu yang sangat tajam. Semakin hari tetua Jiang Zhuo dibuat semakin kagum dengan bakat Lan Xuan Yu. Dia belum pernah melihat anak yang memiliki bakat semengerikan seperti Lan Xuan Yu.
Tetua Jiang Zhuo sangat yakin jika Lan Xuan Yu tidak memiliki kendala dia pasti bisa mencapai puncak dunia persilatan dan menjadi tokoh besar dunia persilatan.
Pemikirannya ini tidaklah berlebihan karena dia usianya yang masih muda sudah memiliki bakat semengerikan ini. Di berpikir apakah patriak Lan Meng Tao juga mengetahui bakat lain putranya.
Karena sejauh yang tetua Jiang Zhuo lihat selama didalam sekte. Lan Xuan Yu anak yang pendiam, patuh dan sayang serta manja pada patriak Lan Meng Tao dan istrinya.
Namun sekarang yang dia lihat sekarang sangat jauh berbeda dengan karakter selama masih tinggal di dalam sekte. Sekarang ini lagi Lan Xuan Yu memiliki karakter Dingin, kejam dan penuh dengan misteri.
Dia masih mengingat dengan jelas kekejaman Lan Xuan Yu saat membantai kelompok tengkorak Iblis dengan sangat kejam dan sadis. Tubuhnya pun kadang masih berkeringat dingin ketika mengingat kejadian itu.
Bukannya dia tidak pernah melihat pembantaian seperti itu sebelumnya. Masalahnya yang melakukan pembantaian itu anak kecil yang berusia 8 tahun. Ini yang sangat menggangu pikirannya.
Di usianya yang sama mungkin tetua Jiang Zhuo akan gemetar melihat darah binatang. Tapi ini Lan Xuan Yu sudah membunuh tujuh orang. Bahkan setelahnya Lan Xuan Yu seperti tidak memiliki beban sedikit pun. Seolah olah nyawa yang diambil tidak mempunyai arti sama sekali.
Setelah pikirannya kembali tenang. Tetua Jiang Zhuo berkata, "Ayo. Kita lihat apa yang sebenarnya terjadi."
Kini mereka menggunakan ilmu meringankan tubuh yang mereka kuasai. Selama dalam perjalanan mereka tidak selalu berjalan kaki tetapi juga menggunakan ilmu meringankan tubuh.
Selain ingin mengasah keterampilan ilmu meringankan tubuh. Mereka juga tidak ingin terlalu lama dalam perjalanan jika hanya berjalan kaki saja. Dan benar saja ilmu meringankan tubuh yang dikuasai oleh Lan Xuan Yu maupun Zhang Xin meningkat pesat akhir akhir ini.
"Tetua Jiang sepertinya Kakek ini sedang pingsan. Apa yang akan kita lakukan?" Ucap Lan Xuan Yu ketika selesai memeriksa tubuh kakek yang masih terbaring lemah.
"Apakah kamu bisa membantunya untuk sadar?"
"Akan aku coba tetua."
Tidak lama setelah itu kakek tua itu tersadar dari pingsannya. Lalu bersuara namun terdengar samar samar sekali. Tetua Jiang Zhuo mendekatkan kepalanya di dekat bibir kakek tua itu untuk bisa mendengar lebih jelas.
"A-air. Air..."
"Sepertinya kakek tua ini sedang meminta air."
Dengan cepat Lan Xuan Yu mengambil sebotol air dalam kantong perbekalan miliknya lalu memberikan pada tetua Jiang Zhuo.
Dengan telaten tetua Jiang Zhuo meminumkan air pada kakek tua itu. Awalnya kakek tua itu tidak bereaksi apapun namun setelah beberapa tetes air dapat masuk kedalam mulutnya.
Namun setelahnya dengan cepat kakek itu meraih air yang ada di tangan tetua Jiang Zhuo. Tetua Jiang Zhuo pun sampai terlonjak ketika mendapatkan reaksi tiba tiba dari kakek tua itu. Setelah menghabiskan satu botol penuh air milik Lan Xuan Yu. Kakek tua itu terlihat jauh lebih baik.
"Apakah kalian memiliki makanan?" Ucap kakek tua itu dengan penuh harap.
Zhang Xin dan Lan Xuan Yu menjawab hampir bersamaan, sembari mengeluarkan beberapa potong makan lalu di serahkan pada kakek tua itu.
Tanpa rasa sungkan dan malu malu lagi, kakek tua itu langsung meraih makanan yang ada di tangan Lan Xuan Yu dan Zhang Xin lalu memakannya seolah olah sudah sangat lama tidak makan.
"Senior pelan pelan saja makannya. Tidak akan ada yang mengambil makanan dari senior."
Tetua Jiang Zhuo berkata pada kakek tua itu. Karena dia tidak ingin melihat orang tua yang baru saja ditolongnya justru akan mati karena tersedak makanan.
Setelah selesai makan dan minum kakek tua itu terlihat jauh berbeda. Kini tidak lagi nampak ringkih dan lemah seperti tadi. Tapi sekarang terlihat seperti seorang pendekar yang terbiasa mengolah fisiknya.
"Ais dimana sopan santunku." Ucap kakek tua yang kini di pandangi oleh mereka bertiga.
"Perkenalkan namaku Gao Xiong Li. Dan siapa kalian?" Lanjutnya lagi.
"Perkenalkan namaku Jiang Zhuo, ini Lan Xuan Yu dan itu Zhang Xin." Jawab tetua Jiang Zhuo memperkenalkan diri. Sambil menunjuk arah Zhang Xin dan Lan Xuan Yu saat menyebutkan namanya.
"Kalau boleh tahu kenapa senior bisa seperti tadi?"
Gao Xiong Li nampak menggaruk garuk kepalanya seolah olah segan ingin menjawab. Tetua Jiang Zhuo dapat memahami kalau Gao Xiong Li tidak ingin memberi tahu. Maka dengan cepat dia mengalihkan topik pembicaraan.
"Kemana tujuan senior Gao Xiong Li?"
"Aku ingin ke sekte Teratai Emas. Lalu kalian mau kemana?"
"Kami bertiga juga sedang menuju sekte Teratai Emas. Berarti kita memiliki tujuan yang sama senior. Bagaimana kalau kita pergi bersama saja senior." Tetua Jiang Zhuo menjelaskan dan sekalian mengajak senior Gao Xiong Li untuk pergi bersama.
"Berarti kalian hendak menghadiri turnamen pendekar muda. Kalian dari sekte mana?"
"Iya. Kami berasal dari sekte Gunung Awan senior."
"Bukannya sekte kalian sudah lama menutup diri. Apakah sekte kalian sudah mulai membuka diri lagi?"
"Benar senior. Patriak kami ingin memberi tahu dunia persilatan kalau kami sudah aktif kembali."
"Ini sedikit ada sedikit koin yang aku miliki. Untuk membayar makanan yang sudah aku habiskan tadi."
Gao Xiong Li memberikan kantong yang dimiliki pada tetua Jiang Zhuo. Namun tetua Jiang Zhuo menolak kantong yang di berikan oleh Gao Xiong Li dengan halus agar tidak menyinggung perasaannya.
Akhirnya mereka bertiga berpergian bersama dengan Gao Xiong Li menuju sekte Teratai Emas. Karena Gao Xiong Li ingin membalas kebaikan mereka bertiga yang telah menolongnya. Siapa tahu di dalam perjalanan nanti bisa memberikan bantuan pada ketiga anak muda itu.
Saya hanya berharap semoga pembaca bisa menerima karya saya tanpa harus menghakimi.