NovelToon NovelToon
Season Hunter

Season Hunter

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Iblis / Mengubah Takdir / Fantasi Isekai / Summon
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: LauraEll

Aditya, seorang gamer top dalam Astaroth Online, mendadak terbangun sebagai Spectra—karakter prajurit bayangan yang ia mainkan selama ini. Terjebak dalam dunia game yang kini menjadi nyata, ia harus beradaptasi dengan kekuatan dan tantangan yang sebelumnya hanya ia kenal secara digital. Bersama pedang legendaris dan kemampuan magisnya, Aditya memulai petualangan berbahaya untuk mencari jawaban dan menemukan jalan pulang, sambil mengungkap misteri besar yang tersembunyi di balik dunia Astaroth Online.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LauraEll, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20 : Kemarahan Spectra

Pria bertudung itu mengangkat kedua tangannya ke udara. Segera, lantai bergetar hebat, dan dua sosok raksasa mulai muncul dari bayangan gelap yang menjalar di tanah.

Golem pertama terbungkus api yang menyala-nyala, tubuhnya seperti magma hidup, memancarkan hawa panas yang membuat udara di sekitarnya bergelombang. Golem kedua berselimut petir ungu yang meledak-ledak, suara letupan listriknya memekakkan telinga, sementara tubuhnya memancarkan cahaya ungu yang menyeramkan.

Celeste menatap kedua makhluk itu dengan wajah pucat. "Kekuatan ini... ini bukan kekuatan biasa. Mereka tidak mungkin hanya dipanggil oleh penyihir biasa!"

Pria itu tertawa dingin, suaranya menggema seperti raungan di ruang kosong. "Aku adalah Noxar, utusan dewa kegelapan. Kalian hanyalah serangga yang mencoba melawan takdir. Persembahan besar telah dimulai, dan kalian hanyalah penghalang kecil di jalanku."

Ia menarik tudungnya, memperlihatkan wajahnya yang penuh kebanggaan. Rambut hitam legamnya berkilau di bawah cahaya lilin, dan matanya yang tajam menyala merah seperti bara api. Wajahnya mengesankan namun penuh kebencian, senyuman sinis menghiasi bibirnya.

Spectra menggertakkan gigi, matanya menyipit penuh amarah. "Kau mengenal lyra kan? Apa yang kau lakukan padanya!?"

Mendengar nama itu, senyum Noxar semakin lebar. "Ah, Lyra... Mainan kesayanganku. Dia begitu... spesial. Betapa indahnya dia sekarang, setelah menjadi milikku sepenuhnya."

"Katakan padaku dimana dia sekarang!" teriak Spectra, tangannya menggenggam erat pedang Kubikiri.

Noxar mengangkat satu tangan lagi, dan lingkaran sihir bercahaya merah muncul di udara. Dari dalam lingkaran itu, sosok seorang wanita muncul, tubuhnya dipenuhi luka yang sudah menghitam, matanya yang dulu penuh kehidupan kini bersinar suram dengan warna kehijauan. Itu adalah Lyra, namun jelas bukan seperti dirinya yang dulu.

"Lyra..." bisik Spectra, suaranya gemetar antara marah dan sedih.

Lyra, yang sekarang menjadi Undead, memandang Spectra dengan tatapan kosong. Namun, di tengah kekosongan itu, ada secercah harapan. "S-selamatkan aku..." bisiknya lemah, sebelum tubuhnya kembali kaku, dikendalikan oleh kekuatan Noxar.

Spectra merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Tubuhnya bergetar oleh kemarahan yang meluap-luap. Aura api dan es bercampur mulai mengelilingi tubuhnya. "Kau... Kau akan membayar untuk ini, Noxar!"

Pria itu hanya tertawa kecil. "Kemarahanmu adalah musik di telingaku. Tapi sayangnya, kau takkan mampu menyelamatkan Lyra atau menghentikan rencanaku."

Spectra menyimpan Kubikiri, lalu menutup matanya sejenak. Dalam pikirannya, ia membuka menu inventori miliknya dan menarik sesuatu yang sudah lama ia simpan Excalibur, pedang class legendaris yang hanya ingin ia gunakan dalam situasi paling genting.

Ketika pedang itu muncul di tangannya, cahaya memenuhi ruangan. Panas dan dingin bersatu, menciptakan aura luar biasa yang membuat Noxar untuk pertama kalinya mundur sedikit.

"Jadi kau menyimpan sesuatu yang menarik," komentar Noxar, meskipun nada suara sombongnya mulai goyah.

Spectra tidak menjawab. Ia berdiri dengan pedang Excalibur di tangan, tubuhnya menyala-nyala oleh kombinasi sihir api dan es. Ia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, dan dengan teriakan penuh kekuatan, ia menyerang ke arah Noxar.

Namun, sebelum ia bisa mencapai pria itu, kedua golem besar maju menghalangi jalannya. Golem api mengayunkan lengannya yang membara, sementara golem petir melepaskan ledakan energi listrik ke arah Spectra.

"Tuan Spectra, hati-hati!" teriak Arkane, yang sibuk menghadapi Undead yang masih bermunculan di sekitar mereka.

Spectra melompat mundur, menghindari serangan itu dengan lincah. Ia menatap golem-golem itu dengan tatapan tajam. "Kalau begitu, kalian adalah yang pertama."

Dengan satu ayunan Excalibur, Spectra memanggil gelombang energi emas yang menghantam golem api. Serangan itu cukup kuat untuk meretakkan bagian dada golem tersebut, namun ia masih berdiri kokoh.

"Ini tidak cukup," gumam Spectra, sebelum menyelimuti tubuhnya dengan sihir api dan es. Dengan kecepatan luar biasa, ia berlari ke arah golem itu dan memfokuskan seluruh energinya untuk satu serangan tebasan besar. Kali ini, golem api itu runtuh, meledak menjadi pecahan magma yang membakar lantai di sekitarnya.

Melihat salah satu ciptaannya hancur, Noxar menyipitkan matanya. "Sepertinya kau tidak seremeh yang kubayangkan."

Namun, Spectra belum selesai. Ia memutar pedangnya ke arah golem petir yang sedang menyerang Celeste dan Sylvie. Dengan satu gerakan cepat, ia menciptakan pelindung es di depan mereka untuk menahan ledakan listrik, lalu menyerang golem itu dengan ayunan penuh kekuatan. Tebasannya menciptakan ledakan es dan api yang menghancurkan tubuh golem petir menjadi serpihan kecil.

"Sekarang, giliranmu," kata Spectra, matanya tertuju pada Noxar.

Pria itu mengangkat tangannya dengan santai, namun kali ini ada ketegangan di wajahnya. "Kau kuat, tapi ini belum selesai."

Ia memanggil lingkaran sihir lain, mencoba memanggil makhluk lebih kuat. Namun sebelum proses itu selesai, Spectra melompat ke arahnya dengan kecepatan yang tidak terduga, menghantamnya dengan Excalibur.

Noxar berhasil mengangkat perisai gelap di detik terakhir, tetapi serangan Spectra terlalu kuat. Perisai itu pecah, dan Noxar terpental ke belakang, menabrak dinding batu hingga retak.

"Demi dewa kegelapan, aku takkan kalah semudah ini!" teriaknya dengan marah. Ia berdiri kembali, meskipun jelas terluka, dan mulai mengeluarkan seluruh kekuatan gelapnya.

Aura hitam yang mencekam memenuhi ruangan, menciptakan tekanan yang membuat semua orang kecuali Spectra sulit bernapas. Lyra, yang masih berada di bawah kendalinya, mulai bergerak mendekati Spectra dengan busur ditangan nya.

"Tidak, Lyra!" seru Spectra. "Kau harus melawan kendali ini!"

Namun, Lyra tidak merespons. Ia menembakan beberapa panah kearah Spectra, memaksa Spectra untuk bertahan. Serangan-serangan Lyra cepat dan penuh presisi, sama seperti dirinya yang dulu, namun ada keputusasaan di matanya yang membuat hati Spectra sakit.

"Maafkan aku, Lyra," gumam Spectra. Ia mengayunkan Excalibur, menciptakan gelombang energi yang menjatuhkan busur Lyra dan membuatnya terlempar beberapa meter ke belakang tanpa melukainya.

Saat itu, Celeste, yang telah mengumpulkan kekuatannya, merapal mantra besar. "Aku akan memutuskan kendali Noxar atas Lyra! Lindungi aku!"

Spectra berdiri di depan Celeste, menangkis serangan-serangan Noxar dan Undead lainnya. Sementara itu, mantra Celeste menciptakan lingkaran cahaya yang melingkupi tubuh Lyra.

Noxar menyadari apa yang terjadi. "Tidak! Dia milikku!" teriaknya, berlari ke arah Lyra. Namun, Spectra menghadangnya, melepaskan serangan bertubi-tubi yang membuat Noxar terpaksa mundur.

Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, lingkaran cahaya itu pecah, dan tubuh Lyra jatuh ke lantai.

"Spectra..." bisiknya, pelan.

Melihat ini, Noxar mengamuk. "Kalian akan membayarnya!" teriaknya, mengeluarkan kekuatan terakhirnya untuk menciptakan ledakan besar yang membuat seluruh bangunan mulai runtuh.

Spectra memerintahkan yang lain untuk membawa Lyra keluar, sementara ia tetap tinggal untuk menghadapi Noxar. "Aku akan mengakhiri ini di sini."

"Jangan bodoh, Tuan Spectra!" teriak Arkane, namun Spectra hanya menoleh dan tersenyum kecil.

"Aku akan menyusul kalian."

Dengan Excalibur di tangannya, Spectra maju ke arah Noxar yang mulai melantunkan mantra pemusnah terakhirnya. Pertarungan terakhir antara Spectra dan Noxar pun dimulai, dengan memepertaruh kan nasib kelompok itu dan dunia tergantung pada hasilnya.

1
reza cryon
Lanjutin thor keren
Ell: Tenang Up tiap hari pantengin aja ya/Joyful/
total 1 replies
reza cryon
Lyra chan 🥺
reza cryon
waduwww😍
reza cryon
Boleh boleh maid nya xixiii
Musiba Bibabi
Duh mati dong :)
mugenda meme
wih up up thor
Musiba Bibabi
Update thorr buru
Ell: Siap bos otewee
total 1 replies
SINDY💐
novel kamu lebih bagus dari pada punya aku🙊
Ell: ehh engga juga kok kak tetep semangat yahh/Determined/
total 1 replies
SINDY💐
baru y?
Ell: Iyah nih kak makasi dah like😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!