"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Patah tangan
Mus sampai terkencing kencing sangking takut nya dengan Nana yang sangat berambisi menghajar diri nya, semua tubuh memang tidak ada luka nyata sehingga orang orang menganggap Mus agak gila akibat depresi di tinggal calon istri. mana dia juga mungkin menanggung malu karena menuduh Purnama, sekarang malah terbukti bahwa Purnama tidak kemana mana.
Sudah lebih jelas tuduhan nya Angga dan Bima, sebab Rizal sekarang sudah tidak ada di rumah karena bisa saja dia melarikan diri karena kebusukan dia sudah di ketahui oleh teman nya. sebagian warga ada yang percaya bahwa Rizal memang lah pelaku nya, namun sebagian ada yang tidak karena mereka ada di pihak Pak Lurah dan Usman.
Ini masih kurang Risman yang mendadak saja hilang entah kemana, Bima menduga Bapak nya sedang mencari dukun untuk membuktikan bahwa ini memang ulah Purnama. jadi Bima dan Ibu nya cuek saja atas hilang nya Risman, lagi pula belum ada sehari dia menghilang dari rumah.
Semua masih fokus melihat Mus yang kesakitan sampai menggelepar di tanah karena di pijak pijak oleh Nana, bahkan sekarang juga ketambahan dengan Xiefa yang turut kesal atas ucapan Mus. apa lagi dia yang bertugas menjaga Fira tadi malam, srigala itu juga sudah berhasil Xiefa musnahkan dengan panah nya tadi malam.
"Kenapa sih dia?" Pak Lurah juga bingung melihat Mus.
"Dia pasti di hajar dengan iblis milik Purnama, aku yakin dia memang punya peliharaan!" bisik Usman.
"Jangan sampai mulut mu ku robek, Usman! aku sejak tadi diam karena menghargai kau lebih tua, tapi kau malah kian jadi saja." Arya maju mendekati Usman.
"Aku berkata fakta, kalian berdua pasti punya peliharaan iblis! karena kalian berdua adalah siluman ular, Mbah ku tidak mungkin salah." sentak Usman.
"Maka buktikan lah ucapan mu! bila kau tidak bisa membuktikan ucapan mu, akan ku patah kan tangan mu satu." ancam Arya sangat kesal pada pria ini.
Padahal yang di bilang Usman memang nyata bahwa mereka adalah siluman ular, Purnama melirik adik nya yang dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Mbah Usman juga ember sekali mulut nya, entah dari mana dia bisa tau bahwa Kakak beradik ini adalah siluman ular yang memelihara banyak iblis pula di rumah.
Ada sebagian yang percaya bahwa Purnama dan Arya adalah siluman ular, namun sebagian menganggap itu hanya mitos saja ada nya. sebab Purnama atau pun Arya, mereka terlihat seperti manusia biasa nya, yang berbeda hanya lah mereka tidak bertambah tua walau usia terus bertambah, maka nya Arya kadang keliling desa untuk menghapus ingatan orang.
"Dengan garam ini aku akan membuktikan bahwa kalian adalah siluman ular!" Usman mengeluarkan garam dari kantong jaket nya.
"Untuk apa garam itu?" Lubis bertanya dengan suara pelan.
"Ular takut pada garam, aku yakin kalian akan berubah jadi siluman ular setelah ku siram dengan garam sakti ini." Usman sangat percaya diri.
"Tidak masalah, kami akan diam saja saat kau siram kan garam itu! tapi bila kau tidak berhasil, maka bersiap lah tangan mu ku patahkan." Arya tidak main main dengan ucapan nya.
"Kau tidak boleh ingkar janji bila semua nya tidak terbukti, Bang Usman." seru Angga mendukung Arya.
Usman mendengus karena dia sudah sangat yakin bahwa bisa membuat Arya dan Purnama berubah wujud, tadi ketika orang bilang mau kerumah Purnama. Usman cepat pulang kerumah dan meminta garam pada istri nya, karena dia yakin garam yang di bacakan mantra itu mampu merubah wujud Purnama dan juga Arya menjadi siluman ular.
Arya dan Purnama berdiri bersebelahan menunggu garam yang akan di siram kan pada tubuh mereka, Usman meraup garam satu genggaman penuh dan melemparkan di atas kepala Arya serta Purnama. yakin seratus persen bahwa sebentar lagi mereka akan berubah wujud, di saksikan oleh Pak Lurah dan juga warga yang ada di sini.
Byuuur, Byuuur.
"Awas bila sampai tidak jadi, kau akan ku hajar juga!" Zidan sangat geram pada orang orang ini.
"Mari kita tunggu selama lima menit!" Usman begitu yakin.
"Di kira adonan kue sampai harus di tunggu lima menit!" rutuk Angga kesal juga.
"Yang sudah jelas salah ada, tapi mereka malah mengusik orang." keluh Bima.
Lima menit sudah berlalu dan Purnama serta Arya masih berdiri tegak menggunakan kaki nya, tidak ada yang berubah sedikit pun dari tubuh dua anak manusia ini. Pak Lurah menarik nafas berat, karena kecurigaan Usman hanya sia sia saja dan sekarang harus menanggung resiko pula.
"Jangan lupa bahwa aku akan mematahkan tangan mu!" Arya membuang garam di atas kepala nya.
"Mas Arya! mari kita bicarakan baik baik masalah ini." Pak Lurah menengahi.
Plaaaaak.
"Aaaaghhhk!"
Pak Lurah tiba tiba saja menjerit karena di tampar oleh Zidan, emosi pria ini sudah tidak bisa di bendung lagi karena sakit hati atas tuduhan mereka pada istri nya. Zidan bukan sakit hati atas tuduhan bahwa Arya dan Purnama adalah siluman ular, hal itu memang benar ada nya.
Zidan sakit karena Pak Lurah dan yang lain menuduh Purnama atas pembunuhan, mana tadi Pak Lurah juga diam saja saat Usman akan menyiram kepala Purnama dan Arya menggunakan garam, lalu sekarang saat Arya akan mematahkan tangan Usman. malah di cegah, mengatakan bicara baik baik.
"Sejak tadi kau sudah tidak bicara baik baik, aku cukup sabar menghadapi mu. tapi kau kian jadi saja, di mana peran mu sebagai lurah!" bentak Zidan dengan mata merah.
"Kau tidak bisa menampar ku begini, Zidan!" Pak Lurah tidak terima.
"Bila kau tidak terima maka ayo kekantor polisi, aku akan mengadukan mu atas pencemaran nama baik!" Zidan sudah tidak sabar lagi.
Terdiam Pak Lurah karena memang salah nya dia, pasti kalah bila naik sampai polisi. lebih baik diam saja menerima tamparan Zidan yang sangat keras, biasa kalem dan sekarang langsung meledak karena Zidan tidak terima istri dia di tuduh.
Greeeep.
"Aku tidak main main ingin mematahkan tangan mu, kau begitu kurang ajar!" geram Arya menarik Usman.
"Ma-maafkan aku!"
Kraaaaak.
"Aaaaghhhh!"
Usman melolong tinggi karena tulang tangan kanan di patahkan oleh Arya, semua nya membuang muka karena tidak sanggup melihat adegan itu. sekarang tulang mencuat keluar dari dalam daging sehingga darah pun mulai merembes keluar, Lubis yang ada di sebelah nya juga tersurut mundur karena sangking takut nya melihat Usman yang di patahkan begitu oleh adik nya Purnama barusan.
atau jangan² ini ulahnya pak lurah lagi
dan yg pasti,slah 1 d antara mreka adlh plakunya...