Ferdian Putra Pratama 19 Tahun yang di tinggal kan keluarganya untuk hidup sendiri sejak SMA. Dirinya menjalani kesulitan setiap hari, dan menjadi bahan ejekan oleh teman teman sekolahnya. Namun beruntung nya dirinya mendapatkan dua sahabat yang begitu baik pada dirinya sehingga dirinya bisa bertahan hingga lulus dari SMA.
Setelah Lulus dari SMA dirinya masuk ke satu kampus yang paling mewah di kotanya dengan mengandalkan beasiswa yang dia dapatkan. Namun siapa sangka jika di kampus ini lagi lagi dirinya bertemu teman yang selalu membully dirinya di SMA, namun semua nya terungkap disini siapa dirinya sebenernya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A. Al'Fatih PP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
B30
Kini Ferdian pun telah berada didalam mobil yang di kendarai oleh Seno menuju ke kontrakannya.
"Tuan Muda kita langsung pulang atau mau ketempat lain dulu?" Tanya Seno.
"Kita cari warung makan dulu saja kak, aku lapar dan dengan keadaan tangan ku yang seperti ini aku tidak mungkin memasak" jelas Ferdian.
"Baik Tuan Muda" Seno pun memperlambat laju mobil yang dia kendarai agar mempermudah Tuan Muda nya memilih tempat makan yang sesuai dengan keinginannya.
"Kak Seno berhenti di depan situ saja" Ferdian memberitahu Seno dan menunjuk sebuah tempat makan yang sangat sederhana.
"Ayo kak turun, kamu juga harus mengisi perutmu" ajak Ferdian.
"Tidak Tuan Muda saya menunggu Tuan Muda di dalam mobil saja.
"Loh kenapa begitu? Apa kak Seno tidak suka dengan tempat makan yang aku pilih ini?" tanya Ferdian.
"Tidak Tuan Muda, Bukan begitu, tapi aku tidak pantas makan 1 meja dengan Tuan Muda." Seno memberikan alasan.
"Loh jika kak Seno merasa tidak nyaman 1 meja dengan ku, terus bagaimana dengan 1 mobil ku saat ini?" balas Ferdian yang membuat Seno tidak tau mau menjawab apa lagi.
"Sudahlah kak ayo turun dan kita makan bersama, tidak perlu merasa pantas atau tidak makan bersama dengan ku" ajak Ferdian lagi dengan sedikit memaksa.
"Baik Tuan Muda" balas Seno dan mulai bersiap untuk turun dari mobil untuk membukakan pintu mobil untuk Tuan Muda nya.
Namun dia tidak menyangka jika tindakannya itu kalah cepat dengan Ferdian yang sudah membuka pintunya dan turun dengan sendirinya.
"Tuan Muda maafkan aku karena aku tidak sigap untuk segera membukakan pintu mobil untuk mu" Seno meminta maaf.
"Hah, tidak perlu seperti itu kak Seno, tangan ku masih sanggup jika hanya untuk membuka pintu jadi tidak perlu di bukakan oleh siapapun, walaupun sekarang ini tangan ku sedang mengalami masa penyembuhan tapi untuk hal hal sepele seperti ini aku masih bisa melakukannya sendiri." jelas Ferdian.
"Baiklah Tuan Muda."
Mereka pun langsung memasuki Rumah makan dan memilih tempat yang hanya tersisa 1 dan itu ada di ruang terbuka.
Dan dari disaat mereka memarkirkan mobil, berjalan ke dalam rumah makan hingga mereka menempati meja, semua pasang mata yang kebetulan hari itu sedang ramai pengunjung, melihat kearah mereka terus.
Bagaimana tidak memperhatikan mereka, mereka saat ini menggunakan Mobil Rolls Royce Phantom Mansory mobil kelas atas yang mereka tau mobil itu di bandrol dengan harga 12,6 milyar rupiah lebih.
"Benar saja mereka pasti akan memperhatikan kita dan mereka pasti mempertanyakan siapa kita ini, padahal aku sudah menolak untuk tidak menggunakan mobil ini tapi kalian memaksa ku terus." bisik Ferdian kepada Seno sedikit kesal dengan mereka yang memaksa menggunakan mobil ini.
"maafkan kami Tuan Muda kami hanya menuruti perintah dari Tuan Besar saja yang tadi memberikan ku pesan, dan kemungkinan mulai saat ini mobil ini akan menjadi mobil yang akan ku kemudikan untuk mengantar jemput Tuan Muda" jelas Seno.
"tidak tidak aku tidak mau aku hanya akan menggunakan ini hanya disaat untuk menghadiri pertemuan penting saja, dan itu pun jika aku memang ingin menggunakannya. Nanti aku akan bicara kepada ayah mengenai hal ini" jelas Ferdian kali ini.
"baik Tuan Muda aku akan ikuti perintah" ucap Seno.
Mereka berbicara pelan sehingga tidak ada yang bisa mendengarnya.
Saat ini mereka berdua telah memesan makanan, dan mereka berbincang ringan layaknya teman, agar tidak mencuri perhatian orang banyak lagi. Namun mereka tidak menyangka jika di tempat tidak jauh dari mereka, ada sepasang mata yang terus memperhatikan mereka berdua dari awal mereka datang hingga mereka menunggu makanan saat ini.
"Ferdian? Mengapa dia turun dari mobil itu, dan mengapa dia juga turun dari kursi belakang seperti layaknya Tuan Muda, dan mobil itu tidak semua pengusaha di kota ini yang mempunyai nya, hanya ada 2 orang saja, seperti ayah Fanesha dan Tuan Jerry yang memiliki mobil dengan type ini, selebihnya hanya memiliki mobil denga merek yang sama tapi dengan Type yang berbeda dan juga dengan harga yang lebih murah tentunya" Lelaki itu bermonolog.
"Aku dekati dan bertanya kepadanya atau aku perhatikan dulu saja hingga tau kebenarannya ya" sambung lelaki itu.
"Atau jangan jangan ini mobil Tuan Jerry, sebaiknya aku menghubungi Renna untuk melihat plat nomor polisi mobil itu saja untuk memastikannya, berhubung Renna sedang berada di toilet yang dekat dengan tempat parkir" Lelaki itu lalu menghubungi Renna.
"Halo Diky ada apa, apa kamu sudah mau pergi? Tunggu aku sebentar lagi aku kembali ke meja" ucap Renna yang di hubungi Diky yang sedang memperhatikan Ferdian dari kejauhan.
"Ohh tidak tidak, aku hanya ingin meminta tolong kepadamu, aku ingin kamo melihat nomor polisi mobil Rolls Royce Phantom Mansory yang terparkir di depan" Diky meminta.
"A apaaa? Rolls Royce Phantom Mansory? Bukan kah tadi ketika kita datang tidak ada Mobil lain yang terparkir selain mobil kamu?" tanya Renna yang kaget.
"Mobil itu baru saja tiba, dan mobil itu di gunakan oleh Ferdian dan seseorang yang tidak aku kenal, makanya aku meminta tolong kepada mu untuk melihat nomor plat mobil itu, dan setelah jalan kesini sebaiknya kamu tidak menegur Ferdian" ucap Diky lagi.
"Hah Ferdian...Baik lah aku akan lihat plat Nomor mobil itu" balas Renna kemudian mematikan ponsel nya dan bergegas keluar dari toilet dan menuju tempat parkir.
5 menit kemudian Renna pun kembali ke meja tempat dimana Diky menunggu.
"bagaimana, sudah?" tanya Diky.
"Sudah mobil itu memiliki plat nomor 182FPP" balas Renna dan dia juga memfoto mobil itu, dan memperlihatkan nya kepada Diky.
"Ohh ini ini bukan Mobil Ayah Fanesha atau Tuan Jerry ini mobil lain lagi, jadi siapa pemilik mobil yang di Naiki mobil itu, coba Renna kamu perhatikan orang yang bersama Ferdian itu, apa kamu mengenalnya?" ucap Diky dan menyuruh Renna untuk melihat Seno.
"Aku belum pernah melihatnya, tapi jika di lihat dari penampilannya dia sepertinya bukan pemilik dari Mobil itu, Melainkan hanya supir, tapi entahlah, coba kamu perhatikan lagi Diky orang itu"
"Benar jika dilihat dari penampilannya memang iya, tapi jika memang dia seorang supir mana mungkin dia menggunakan mobil mewah itu untuk bermain main seperti ini" Diky masih bingung
"Atau jangan jangan pemilik sebenarnya itu Ferdian sendiri? Coba kamu perhatikan di belakang nomor itu seperti inisial siapa?" Celetuk Renna dan membuat Diky pun melihat kembali foto yang tadi di ambil oleh Renna.
"I i itu benar, jika di lihat dari plat nomornya, tapi mana mungkin Ferdian bisa memiliki uang sebanyak itu, dan bisa membayar orang untuk menjadi supirnya" Diky semakin bingung.
"Entah lah aku juga tidak bisa memikirkannya, karena aku saja baru mengenal kalian, jadi tidak mengetahui yang sebenarnya" ungkap Renna.
"Yasudah kita perhatikan saja mereka sampai mereka selesai nanti" ucap Diky yang tidak bisa berfikir lebih jauh.
...----------------...
Mohon maaf jika ada kata atau penulisan yang kurang baik atau salah kata, dan tolong berikan masukan yang membangun saya untuk jadi lebih baik lagi dalam membuat cerita. Terimakasih.
Jangan lupa Like, Share, Gift, Comment, dan Follow ya, Terimakasih🙏