Siapkan kanebo kering untuk menyeka air mata!
Bermaksud menolong seorang pria dari sebuah penjebakan, Hanna justru menjadi korban pelampiasan hingga membuahkan benih kehidupan baru dalam rahimnya.
Fitnah dan ancaman dari ibu dan kakak tirinya membuat Hanna memutuskan untuk pergi tanpa mengungkap keadaan dirinya yang tengah berbadan dua dan menyembunyikan fakta tentang anak kembarnya.
"Kenapa kau sembunyikan mereka dariku selama ini?" ~ Evan
"Kau tidak akan menginginkan seorang anak dari wanita murahan sepertiku, karena itulah aku menyembunyikan mereka." ~ Hanna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8
Hanna menjadi sangat panik setelah berkeliling mencari di dalam rumah dan tak menemukan Star. Kini tebakannya hanya satu, yakni putrinya pasti nekat pergi ke pembukaan KKC untuk mendapatkan makanan kesukaannya.
Hanna melirik Sky yang masih mencari adiknya dengan memeriksa kembali beberapa tirai dan juga mencari di sisi lemari. Sesekali terdengar teriakannya memanggil nama Star.
"Star tidak ada, Mommy," ujarnya setelah lelah mencari.
“Sky ... Ayo ikut mommy!” Hanna mengulurkan tangan dan menggandeng Sky keluar dari rumah. Ia akan menitipkan Sky di rumah Nenek Laura, satu-satunya tetangga yang selama ini bersikap baik terhadap mereka.
Para tetangga sekitar tidak ada yang menyukai Hanna dan selalu mengucilkannya. Mereka menilai Hanna sebagai seorang wanita aneh dan misterius. Banyak pula spekulasi beredar tentang status anak-anaknya yang tidak memiliki ayah yang jelas.
Bagai batu karang yang tetap kuat dihempas ombak, Hanna tak pernah sekalipun peduli terhadap penilaian tetangga kepadanya. Yang terpenting bagi Hanna hanyalah bekerja dan menghidupi dua anaknya.
“Nenek Laura ... Star pergi dari rumah dan aku harus mencarinya. Apa boleh aku titipkan Sky di sini sebentar?” ucap Hanna pada seorang wanita paruh baya yang baru saja membuka pintu rumahnya.
“Apa? Star pergi?” tanya wanita itu ikut khawatir.
“Iya, Nenek. Aku sangat mengkhawatirkannya. Dia tidak pernah keluar rumah sendirian.” Hanna sudah hampir menangis memikirkan putrinya. Apalagi KKC memiliki jarak kurang lebih satu kilometer dari rumahnya dan harus menyeberang jalan beberapa kali untuk tiba di sana. Rasanya Hanna menjadi gila karena panik.
“Baiklah, Nak. Cepat pergi cari Star! Aku yang akan menjaga Sky sampai kau kembali.”
“Terima kasih, Nenek,” ucap Hanna kemudian mengusap puncak kepala putranya. “Sky ... tunggu mommy di sini dan jangan kemana-mana. Jangan membuat Nenek Laura repot. Kau mengerti kan?”
“Mengerti Mommy,” jawab Sky menganggukkan kepala.
Tak ingin mengulur waktu, Hanna segera beranjak pergi dengan tergesa. Sky mematung menatap punggung mommy-nya yang semakin menjauh.
Sebenarnya bocah laki-laki itu sangat ingin ikut dan berharap mendapatkan kebab. Tetapi Sky adalah anak yang cukup menurut kepada mommy-nya.
Melewati sebuah jalan kecil, tampak Nyonya Ursula sedang duduk di meja kasir di dalam tokonya. Melihat Hanna berjalan dengan terburu-buru, wanita itu lantas bangkit dari duduknya dan berdiri di ambang pintu toko.
“Hey, Hanna Cabrera!” panggilnya.
Langkah Hanna seketika terhenti mendengar panggilan itu. Pandangannya meneliti seisi toko. Meskipun sebenarnya tidak berharap, namun baginya akan lebih baik jika menemukan Star di toko kecil itu dan bertengkar dengan Nyonya Ursula. Dibanding menemukan Star di KKC dan bertemu dengan Evan.
“Apa yang kau lihat di dalam tokoku? Apa kau sedang memikirkan akan menyuruh anakmu mencuri sesuatu dari sini lagi?” tanya Nyonya Ursula ketus.
Hanna membalas tatapan tajam wanita bertubuh tambun itu. “Aku tidak sedang memikirkan akan mencuri apa di tokomu. Tapi sedang memikirkan cara membakar tokomu!”
Mendengar ucapan frontal Hanna, sontak saja wanita itu semakin kesal. “Kau memang wanita tidak punya etika dan sopan santun. Dengar, lebih baik kau suruh saja anakmu pergi ke pembukaan KKC dan mengemis di sana, dari pada kau suruh dia mencuri."
Geram anak-anaknya dihina, Hanna meraih sebuah wadah berisi oli bekas tak jauh dari tempatnya berdiri dan menyiramkan ke tubuh Nyonya Ursula. Wanita itu sangat terkejut dan marah dengan serangan tiba-tiba itu. Bahkan oli bekas itu membuat tubuh dan wajahnya menghitam.
Meskipun selalu mendapat serangan balasan dari Hanna, namun Nyonya Ursula tidak pernah jera mengusik kehidupannya dan sangat senang menghina.
“Biasanya pohon akan mati jika disiram dengan oli bekas. Aku juga berharap kau akan mati setelah kusiram oli bekas ini.” Hanna lalu pergi tanpa rasa berdosa setelahnya. Meninggalkan Nyonya Ursula yang kemarahannya terasa menembus neraka terjauh.
“Hanna Cabrera! Dasar wanita liar, aku berharap kaulah yang akan mati. Pergi dan rayu pemilik KKC. Pemiliknya adalah seseorang yang sangat tampan dan kaya raya. Tapi itupun kalau dia tertarik dengan wanita liar dan murahan sepertimu! Dasar bedebahhh!” umpatnya berapi-api.
*****
apa lh