NovelToon NovelToon
Just Cat!

Just Cat!

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Roh Supernatural / Bad Boy / Slice of Life / Kekasih misterius
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Souma Kazuya

Hidupku mendadak jungkir balik, beasiswaku dicabut, aku diusir dari asrama, cuma karena rumor konyol di internet. Ada yang nge-post foto yang katanya "pengkhianatan negara"—dan tebak apa? Aku kebetulan aja ada di foto itu! Padahal sumpah, itu bukan aku yang posting! Hasilnya? Hidupku hancur lebur kayak mi instan yang nggak direbus. Udah susah makan, sekarang aku harus mikirin biaya kuliah, tempat tinggal, dan oh, btw, aku nggak punya keluarga buat dijadiin tempat curhat atau numpang tidur.
Ini titik terendah hidupku—yah, sampai akhirnya aku ketemu pria tampan aneh yang... ngaku sebagai kucing peliharaanku? Loh, kok bisa? Tapi tunggu, dia datang tepat waktu, bikin hidupku yang kayak benang kusut jadi... sedikit lebih terang (meski tetap kusut, ya).
Harapan mulai muncul lagi. Tapi masalah baru: kenapa aku malah jadi naksir sama stalker tampan yang ngaku-ngaku kucing ini?! Serius deh, ditambah lagi mendadak sering muncul hantu yang bikin kepala makin muter-muter kayak kipas angin rusak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Souma Kazuya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12: Malam yang Terlupakan

Suasana malam itu aneh dan suram, meskipun lampu terang sudah dinyalakan. Di luar, dedaunan pohon tua menutupi sebagian cahaya bulan yang seharusnya menyinari rumah. Di dalam, dinding-dinding rumah tampak menyerap cahaya dari lampu, menciptakan bayang-bayang aneh di setiap sudut. Posisinya yang sedikit menjorok ke dalam dengan ventilasi yang tertutup rapat membuat udara terasa pengap, meskipun seharusnya sejuk. Jendela-jendela besar di ruang utama hanya menambah kesan ganjil karena tirai-tirai berat yang digantungkan tidak pernah benar-benar membuka seluruhnya. Setiap gerakan kecil di luar, seperti daun yang jatuh atau ranting yang patah, terpantul ke dalam sebagai bayangan besar yang mengerikan.

Udara di ruangan itu semakin berat. Bahkan dengan semua orang di sana, keheningan menyelip di antara mereka. Ada sesuatu yang tidak terlihat, tapi terasa. Desain ventilasi atas yang seharusnya modern, dengan kayu-kayu yang disusun rapat dalam bentuk yang artistik, justru menambah kesan gelap dan tidak nyaman. Seolah-olah sesuatu mengintip dari sela-selanya. Ruang dapur yang terlihat biasa saja pun terasa aneh dengan pilihan warna marmer yang tampak seperti guratan iblis. Begitu pula kamar mandi, dengan motif lantai yang mengundang perasaan ngeri, seolah warna dan desainnya menyimpan cerita yang tak ingin diungkap.

Ruri merasa ada yang aneh, tetapi tidak tahu apa. Ketika kakinya terasa dingin, dia mendadak terkejut. Ketika Ruri melangkah lebih dalam, tanpa ia sadari, sebuah tangan pucat dengan kuku panjang merayap perlahan dari bawah meja, hendak menggapai kakinya. Makhluk itu adalah kuntilanak, diam-diam mengincar tanpa sepengetahuan siapa pun, termasuk Ruri. Tangan pucat itu nyaris menyentuh kulitnya, tetapi sebelum berhasil mencengkeram, Carlos dengan gerakan cepat menarik Ruri ke dalam pelukannya.

Carlos menutup pandangan Ruri dari makhluk itu dan berkata dengan nada ringan, "Hei, jangan jauh-jauh dari aku, aku mau manja-manja sama kamu."

Ruri terkejut dengan aksi Carlos yang tiba-tiba. "Carlos! Jangan kayak gini dong, malu, ada orang!" ucapnya dengan suara manja, wajahnya merona saat dia mencoba melepaskan diri dari pelukan Carlos.

Carlos hanya tersenyum jahil, “Jadi kalau di tempat sepi boleh, ya?”

Ruri menggigit bibir, kesal dengan candaan Carlos, tapi tidak ingin memperpanjang. Tatapannya cukup menyampaikan perasaan itu tanpa kata-kata. Namun perhatian Carlos segera beralih kembali pada makhluk yang tadi mencoba meraih Ruri. Kuntilanak itu sudah bergerak ke arah salah satu kameramen.

Sebelum sempat melakukan apa pun, sang kameramen jatuh ke lantai. "Aduh! Kok bisa jatuh?" katanya dengan bingung, mengusap-usap kakinya, meski tampak tidak ada apa-apa di sana.

Temannya yang seorang kameramen lainnya tertawa melihatnya, "Haha, ngantuk ya? Jangan kebanyakan begadang main game!"

Yang terjatuh hanya tersenyum malu, "Iya, iya, udah tau, bro." Mereka tertawa bersama, tidak menyadari ancaman yang sedang mengintai.

Mereka melanjutkan petualangan ke dalam rumah. Setiap lorong yang mereka lewati semakin membuat suasana aneh. Di lorong menuju dapur, guratan di ventilasi atas tampak lebih menyeramkan, seolah-olah ada mata yang mengintip dari baliknya. Angin tiba-tiba berembus kencang, membuat daun-daun kering masuk ke dalam dan beterbangan di sekitar mereka. Saat itu, Carlos melihat sesuatu yang membuat bulu kuduknya meremang. Burung-burung gagak yang sejak tadi bersembunyi di atas atap telah dirasuki oleh kuntilanak-kuntilanak yang mengawasi mereka.

Mereka bergerak, terbang rendah menuju Akasha. Namun Carlos yang tidak bisa segera menilai situasi, segera berpikir bahwa mereka mengincar Ruri yang tepat berada di depan Akasha.  Carlos panik, pikirannya segera kembali ke masa lalunya—ketika dia masih kucing kecil yang hampir mati kelaparan. Sekelompok gagak pernah mencoba memangsanya saat itu, dan dia masih mengingat dengan jelas ketakutan yang dia rasakan sebelum akhirnya diselamatkan oleh Ruri kecil. Carlos bertekad kali ini dialah yang akan melindungi Ruri.

Tapi yang terjadi kemudian benar-benar tak terduga. Ketika Carlos bersiap untuk menghadang serangan burung-burung itu, sesuatu tiba-tiba terlepas dari tubuh Akasha. Sebuah makhluk aneh, menyerupai manusia dengan wajah monyet, kumisnya panjang tapi jelas itu lebih mirip wanita daripada pria.  Itu muncul begitu saja dan dengan cepat membantai burung-burung gagak yang kerasukan.

Carlos tersenyum, mencoba meredakan ketegangan, dan menutupi apa yang sebenarnya terjadi. "Santai saja, aku yang selesaikan gagak-gagak itu," katanya sambil menunjukkan mayat-mayat burung gagak yang berjatuhan di lantai. "Mereka tadi menyerang, tapi aku bunuh semua."

Ruri berteriak keras, diikuti oleh salah satu kameramen yang berteriak lebih kencang, panik melihat burung-burung mati yang tiba-tiba bertebaran di sekitar mereka.

Namun setelah beberapa saat, ketegangan mulai reda. Carlos mendekat ke Ruri dan menenangkannya, "Hei, semuanya baik-baik saja. Gagak-gagak yang tadi sembunyi sudah mati. Tidak ada yang perlu ditakuti lagi."

"Jadi... itu cuma burung gagak?" tanya Ian, masih tampak bingung.

"Ya," jawab Carlos dengan senyum menenangkan. "Mereka bersembunyi di langit-langit dan mungkin mengira kita makanan. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan."

Kameramen yang tadi berteriak kini tertawa canggung, "Hahaha... ya ampun, kayaknya aku terlalu banyak nonton film horor."

Yang lain terkekeh, mencoba mengikuti suasana santai Carlos. "Makanan? Hahaha, mungkin kita terlihat enak buat mereka."

Ruri yang tadinya masih shock kini mulai sedikit tenang, meski matanya tetap fokus pada Carlos, seolah masih mencoba memahami apa yang terjadi. Tapi bagi yang lain, semuanya tampak sudah kembali normal. Hanya Akasha yang diam, tahu betul apa yang sebenarnya terjadi.

Carlos kemudian melanjutkan dengan santai, "Berita soal tempat ini angker? Itu cuma hoax.  Nggak ada yang mistis di sini. Nggak sepantasnya harga rumah ini jatuh karena gosip yang tidak jelas itu. "

Semua sepakat untuk menyimpulkan hal yang sama—bahwa cerita-cerita seram di tempat ini hanyalah bualan belaka. Namun, begitu mereka membuka kamar terakhir, yang terletak di belakang dekat toilet yang mungkin berfungsi sebagai gudang, mereka semua terdiam.

Di dalam kamar itu, terbaring empat orang yang tak sadarkan diri. Dua di antaranya adalah dua orang kameramen dari tim lawan yang seharusnya datang sehari sebelumnya, sementara dua lainnya adalah peserta kompetisi. Tapi yang paling mengejutkan, satu orang hilang. Aditya, sang peserta peringkat sepuluh, orang yang pernah memperdengarkan makiannya kepada Ruri di pertemuan terakhir kompetisi, tidak ada di sana.

1
pdm
apakah ini sdh tamat
pdm
😢😢😢
pdm
lanjutkan kak
Souma Kazuya: Terima kasih kk
total 1 replies
Binay Aja
Hai Ruri tetep semangat ya, yuk kakak singgah di karya ku perjalanan Cinta Sejati cinta beda agama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!