Just Cat!

Just Cat!

Chapter 1: Kehilangan dan Pertemuan

Langit sore di Jakarta memancarkan semburat oranye yang mulai memudar di atas gedung-gedung Universitas Merdeka Indonesia. Ruri berjalan lambat di sepanjang trotoar, kepalanya tertunduk. Di tangannya, tergenggam surat pemecatan beasiswanya yang kini tak lagi berarti. Surat itu kusut, hasil dari berkali-kali diremas dan dibaca ulang. Namun, isinya tak berubah. Beasiswanya dicabut, hak tinggal di asrama diambil, dan hidupnya kini bergantung pada nasib yang belum jelas arahnya.

Sebuah rumor yang tak ada kaitannya dengan dirinya telah menghancurkan segalanya. Foto lama dari masa kecil, saat dia dan Takeru berfoto di depan bangunan tua bekas penjajahan Jepang, tiba-tiba viral setelah Takeru mempostingnya beberapa tahun lalu. Dalam caption, Takeru menulis bahwa dia bangga menjadi keturunan Jepang dan mengagumi sejarah kakek-neneknya. Tidak ada yang memperhatikan bahwa Ruri hanya anak kecil yang kebetulan ada di foto itu—namun, namanya terseret.

“Mereka bahkan tak peduli aku tak terlibat,” gumam Ruri pelan, suaranya gemetar karena marah. "Aku... tak tahu harus bagaimana lagi."

Dia berhenti di depan gerbang kampus, menatap kosong ke langit yang mulai gelap. Takeru. Nama itu kembali membanjiri pikirannya. Sejak Takeru pergi ke Jepang demi mengejar mimpinya menjadi aktor, komunikasi mereka berangsur-angsur hilang. Nomor WhatsApp Takeru tetap ada di ponselnya, aktif, tapi pesan-pesannya hanya seperti teriakan di ruang hampa. Tidak ada balasan.

"Apakah aku harus coba hubungi dia lagi?" Ruri bertanya pada dirinya sendiri, tanpa harapan besar. Dia mengeluarkan ponsel dari tasnya dan membuka kontak Takeru. Dengan ragu, dia menekan ikon telepon. Nada sambung terdengar, memberi secuil harapan.

Namun, seperti sebelumnya, tidak ada jawaban. Hanya nada sambung yang seolah mempermainkan perasaannya. "Takeru, kau di mana sekarang?" Ruri bergumam sambil menutup telepon dengan frustrasi.

Kembali ke asrama, Ruri mendapati barang-barangnya sudah dipindahkan ke luar, diletakkan rapi di sudut halaman. Dengan dipecatnya dia dari beasiswa, hak tinggalnya di asrama pun dicabut. Saat berdiri di depan barang-barangnya, Ruri merasa dunia runtuh di sekelilingnya.

Namun, ketika semua tampak gelap, ada seberkas cahaya. Seorang nenek yang kebetulan mendengar ceritanya di kampus menawarkan tempat tinggal sementara. Rumah nenek itu memang sudah tua dan reot, tapi gratis—hanya ada satu syarat. Nenek itu akan pergi keluar negeri selama beberapa bulan dan membutuhkan seseorang untuk menjaga rumah selama dia pergi.

"Saya tidak punya pilihan lain, Nek. Terima kasih banyak." Ruri tersenyum kecil, mencoba menutupi kecemasannya. "Saya janji akan menjaga rumah dengan baik."

"Tak perlu khawatir, nak," jawab nenek itu dengan suara lembut. "Rumahku memang tua, tapi nyaman kok. Kau akan baik-baik saja."

Setelah perpisahan dengan nenek itu, Ruri akhirnya tiba di rumah tua yang dimaksud. Meski bangunannya terlihat rapuh, Ruri tetap bersyukur. Setidaknya ada tempat untuk berlindung. Rumahnya terletak agak jauh dari keramaian, dikelilingi pepohonan dan semak-semak yang sedikit liar. Suasana hening menguasai udara sore itu.

Ruri menghela napas panjang, lalu mulai menata barang-barangnya di dalam rumah. "Ini... cukup baik," gumamnya pada diri sendiri, mencoba meyakinkan hati.

Namun, ketika malam tiba, suasana rumah yang sunyi berubah menjadi sedikit aneh. Suara angin berdesir pelan, membuat dedaunan di luar gemerisik samar. Ruri yang sudah berbaring di tempat tidurnya, merasa sedikit tidak nyaman. Dia mendengar suara langkah kaki pelan dari arah ruang tamu.

“Ah, mungkin hanya angin,” pikirnya, mencoba menenangkan diri. Namun, langkah kaki itu terdengar lagi, lebih jelas.

Dengan ragu, Ruri bangun dan berjalan ke ruang tamu. Apa yang dia lihat membuatnya tertegun. Seekor kucing hitam, duduk di tengah ruangan, matanya yang kuning menyala seolah menembus gelap. Ruri terdiam beberapa detik, menatap kucing itu.

"Hei, kucing?" Ruri berjongkok, mencoba untuk melihat lebih dekat. "Dari mana kamu masuk?"

Kucing itu tidak bergeming, hanya menatap Ruri dengan tatapan tajam yang tidak biasa. Ruri mengulurkan tangannya, mencoba mengusap kepala kucing itu, namun kucing hitam itu melompat mundur dengan anggun, membuat Ruri tersentak mundur.

"Apa kau lapar?" tanya Ruri, sedikit tersenyum. Dia berjalan ke dapur, mencari sesuatu yang mungkin bisa dimakan oleh kucing itu. Namun, ketika dia kembali dengan semangkuk kecil susu, kucing hitam itu sudah tidak ada di sana.

“Kemana dia pergi?” Ruri menoleh ke sekeliling, merasa sedikit bingung. Jendela dan pintu rumah tertutup rapat, tidak ada celah bagi kucing itu untuk kabur. Namun, kucing hitam itu seolah lenyap begitu saja.

Dengan perasaan campur aduk antara heran dan lelah, Ruri memutuskan untuk kembali ke kamar. Malam itu, dia tertidur dengan pikiran berkecamuk tentang hari-harinya yang semakin sulit. Namun, entah kenapa, bayangan kucing hitam itu terus menghantui pikirannya.

 ___

Di sudut lain, kucing hitam itu mengintip dari atap, matanya berkilat dalam gelap. Tubuh mungilnya lantas perlahan menghilang berubah menjadi kabut asap berbaur sempurna dalam remangnya cahaya bulan.

Angin malam berhembus lembut, membawa serta suara dedaunan yang berdesir, seolah mengisyaratkan bahwa kisah yang sebenarnya baru saja dimulai.

Ruri belum tahu, tapi kehidupan yang dia pikir hancur justru mungkin membawa dirinya ke arah yang berbeda—arah yang tak pernah dia duga sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Binay Aja

Binay Aja

Hai Ruri tetep semangat ya, yuk kakak singgah di karya ku perjalanan Cinta Sejati cinta beda agama

2024-10-23

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Kehilangan dan Pertemuan
2 Chapter 2: Kenangan yang Terlupakan
3 Chapter 3: Manusia Baru
4 Chapter 4: Petualangan Kampus
5 Chapter 5: Sebuah Nama untuk Carlos
6 Chapter 6: Awal Kompetisi
7 Chapter 7: Penyelidikan yang Menegangkan
8 Chapter 8: Nyawa yang Dipertaruhkan
9 Chapter 9: Misteri di Balik Jalan Rusak dan Luka di Tubuh Carlos
10 Chapter 10: Hari Baru, Cinta Lama
11 Chapter 11: Pilihan yang Tak Terduga
12 Chapter 12: Malam yang Terlupakan
13 Chapter 13: Ketika Kebenaran Terungkap dan Pertarungan Dimulai
14 Chapter 14. Bayang-Bayang di Balik Asap
15 Chapter 15: Kepulangan yang Tak Terduga
16 Chapter 16: Kepanikan yang Tak Terduga
17 Chapter 17: Akar Kebencian yang Mengintai
18 Chapter 18. Pengungkapan dan Kenyataan
19 Chapter 19: Pertemuan yang Tak Terhindarkan
20 Chapter 20: Dendam di Balik Asap Hitam
21 Chapter 21: Beban Rasa Bersalah
22 Chapter 22: Dalam Kegelapan Terlihat Harapan
23 Chapter 23: Pengorbanan Emas
24 Chapter 24. Nyawa yang Tersisa
25 Chapter 25: Pemuda di Balik Layar
26 Chapter 26. Melodi Ombak dan Bayang-Bayang
27 Chapter 27. Tersedot dalam Kegelapan
28 Chapter 28: Malam yang Dipenuhi Teror
29 Chapter 29: Pertarungan Hidup dan Mati
30 Chapter 30. Di Ujung Harapan Kemenangan
31 Chapter 31. Senandung Terakhir
32 Chapter 32. Kesetiaan Seekor Kucing
33 Chapter 33. Hilang dalam Kenangan
34 Chapter 34. Jejak yang Pudar
Episodes

Updated 34 Episodes

1
Chapter 1: Kehilangan dan Pertemuan
2
Chapter 2: Kenangan yang Terlupakan
3
Chapter 3: Manusia Baru
4
Chapter 4: Petualangan Kampus
5
Chapter 5: Sebuah Nama untuk Carlos
6
Chapter 6: Awal Kompetisi
7
Chapter 7: Penyelidikan yang Menegangkan
8
Chapter 8: Nyawa yang Dipertaruhkan
9
Chapter 9: Misteri di Balik Jalan Rusak dan Luka di Tubuh Carlos
10
Chapter 10: Hari Baru, Cinta Lama
11
Chapter 11: Pilihan yang Tak Terduga
12
Chapter 12: Malam yang Terlupakan
13
Chapter 13: Ketika Kebenaran Terungkap dan Pertarungan Dimulai
14
Chapter 14. Bayang-Bayang di Balik Asap
15
Chapter 15: Kepulangan yang Tak Terduga
16
Chapter 16: Kepanikan yang Tak Terduga
17
Chapter 17: Akar Kebencian yang Mengintai
18
Chapter 18. Pengungkapan dan Kenyataan
19
Chapter 19: Pertemuan yang Tak Terhindarkan
20
Chapter 20: Dendam di Balik Asap Hitam
21
Chapter 21: Beban Rasa Bersalah
22
Chapter 22: Dalam Kegelapan Terlihat Harapan
23
Chapter 23: Pengorbanan Emas
24
Chapter 24. Nyawa yang Tersisa
25
Chapter 25: Pemuda di Balik Layar
26
Chapter 26. Melodi Ombak dan Bayang-Bayang
27
Chapter 27. Tersedot dalam Kegelapan
28
Chapter 28: Malam yang Dipenuhi Teror
29
Chapter 29: Pertarungan Hidup dan Mati
30
Chapter 30. Di Ujung Harapan Kemenangan
31
Chapter 31. Senandung Terakhir
32
Chapter 32. Kesetiaan Seekor Kucing
33
Chapter 33. Hilang dalam Kenangan
34
Chapter 34. Jejak yang Pudar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!