NovelToon NovelToon
Crazy Boss

Crazy Boss

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bertepuk12

"Menikah lah dengan saya Jeslyn! Ini perintah bukan penawaran!"

"A-pa!?"

Menikah dengan boss sendiri!? Jeslyn tak pernah berpikir bahwa Louis akan melamar nya secara tiba-tiba, padahal lelaki itu jelas tidak mecintai nya! Apa yang sebenar nya lelaki itu inginkan hingga memaksa Jeslyn untuk tidak menolak titahan tersebut? Apakah sebuah keterpaksaan dari seseorang? Balas dendam? Atau alasan lain nya? Cukup Tuhan dan Louis yang tau!

Jeslyn yang memang tidak memiliki power apapun pun terpaksa mengiyakan keinginan dari Louis tanpa tau alasan pria itu ingin menikahi nya.

Lalu, bagaimana kehidupan Jeslyn kelak? Akan kah ia mampu untuk meluluhkan hati Louis? Sedangkan lelaki itu memiliki sifat kaku, dingin tak tersentuh, dan temperamental!? Belum lagi, Louis yang masih terbayang-bayang oleh masa lalu nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bertepuk12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Tok....

Tok....

Tok....

Pintu diketuk secara pelan, membuat atensi sang empu yang tengah berkelahi dengan sinar radiasi komputer dan keyboard yang terus diketik itu menoleh spontan.

"Jeslyn, apakah aku boleh masuk?" Afnan berseru dengan lirih, membuat Jeslyn langsung bergegas membuka pintu, menatap khawatir si lawan bicara.

Sejenak tatapan Jeslyn terpaku, melihat ekspresi Afnan yang kian memburuk dengan air mata yang terus membasahi pipi.

"Afnan? Hayy! Apa yang terjadi pada mu?" Panik Jeslyn membelakan mata terkejut.

Tiba-tiba tubuh Afnan terhuyung, untung saja dengan sigap Jeslyn mendekap tubuh itu lalu ia bawa masuk kedalam ruangan nya dan Jeslyn dudukan diatas sofa.

"Apa kau ada masalah?" Tanya Jeslyn menyorot khawatir, apalagi saat ia menatap raut ekspresi Afnan yang biasanya ceria, namun kali ini sungguh berbeda.

"Aku hanya butuh pelukan, hug me please." Tatapan Afnan mulai merapuh, ia menunduk, meremas genggaman tangan nya seolah-olah menyalurkan rasa yang dipendam.

Mendengar permintaan itu, Jeslyn langsung memeluk hangat tubuh Afnan, ia elus surai hitam itu penuh kasih sayang.

"Jika tidak ingin bercerita, maka tak apa, aku tidak akan memaksa."

Afnan mendongok bersama mata nya yang penuh akan linangan air mata, ia membalas pelukan Jeslyn tak kalah erat.

"Terima kasih, ka-u mem-ang selalu me-jadi yan-g terba-ik." Ucapan Afnan terdengar terbata-bata, seolah-olah menjelaskan bagaimana rasa sesak menghimpit dada nya.

Terkekeh kecil Jeslyn mengangguk ringan, walaupun memang ada kala nya ia begitu sebal akan tingkah abnormal Afnan yang terus mengerjai dan menggoda nya, namun tatap saja didalam lubuk hati, Jeslyn benar-benar menyayangi Afnan.

Sebab, wanita itu lah yang membuat nya bisa bekerja diperusahaan besar ini, jika tidak ada Afnan mungkin sekarang Jeslyn masih luntang-lantung mencari pekerjaan.

Jeslyn tak bisa melihat Afnan menangis tersedu-sedu seperti ini, hati nya bahkan ikut tercubit nyeri.

"Apa kau menyayangi ku?" Tanya Afnan dengan tiba-tiba, ia masih memeluk erat tubuh Jeslyn, beberapa kali terdengar sebuah isakan tangisan kecil.

Kening Jeslyn terangkat heran, sedikit terkejut akan pertanyaan yang terlontor dari bibir sang lawan bicara, karena tak biasa nya Afnan akan bertanya seperti itu.

"Sangat, mengapa bertanya seperti itu?" Balik Jeslyn memberi pertanyaan, ia begitu penasaran akan jawaban dari Afnan.

"Heum."

Jeslyn menghela nafas berat, sadar bahwa Afnan tak ingin menjawab pertanyaan nya, ia pun memilih diam, sesekali mengusap punggung Afnan yang tengah naik turun menangis.

Tak terasa, beberapa menit hampir mendekati satu jam telah berlalu dengan begitu cepat, diisi oleh keheningan dan beberapa isakan yang cukup menyayat.

Jujur saja Jeslyn benar-benar dibuat binggung akan tingkah Afnan yang menangis secara tiba-tiba dan cukup lama, tak biasa nya Afnan seperti ini, bahkan ia bagai orang linglung yang sedari tadi terus berpikir mengenai.

'Mengapa teman nya ini menangis begitu lama?'

Namun mengindahkan pikiran nya, Jeslyn segera menatap jam dinding, tepat pukul 16.00 PM, sebentar lagi ia akan bertemu dengan Dareen.

"Apa kau sudah merasa baikan?" Jeslyn membuka suara, saat ia merasa bahwa suara tangisan secara perlahan mulai menghilang digantikan oleh deru nafas beraturan.

Afnan melepas pelukan bersama senyuman yang terhias diantara sudut bibir nya, "Aku sudah merasa lebih baik, karena pelukan mu yang terasa sangat menenangkan."

Terkekeh geli, Jeslyn menepuk bahu Afnan, "Apapun masalah mu jangan bersedih, okey? Aku yakin kau sangat tanggung, bahu serta pelukan ku selalu terbuka untuk mu, Afnan." Seru nya tersenyum menenangkan.

"Kau memberi ku sebuah motivasi?" Afnan berseru kecil, terkikik geli, "Eum... Ngomong-ngomong terima kasih." Lanjut nya dengan kepala menunduk.

Jeslyn mengangguk ringan, "Jika bercerita bisa membuat masalah mu lebih ringan, maka bercerita lah, jangan dipendam, itu hanya akan membuat emosi mu tak stabil."

"Aku mengerti, namun sayang nya aku tak ingin bercerita, maaf." Afnan menunduk, meremas kedua tangan nya yang saling ia tautkan.

Tersenyum lebar, lagi-lagi Jeslyn kembali mengangguk, "Aku tidak akan memaksa mu, selesaikan masalah mu, jika menurut mu itu benar, maka lakukan, jika itu salah, tinggalkan, mengerti?"

"Baik, aku mengerti," Beo Afnan mengacungkan jempol nya, "Kau jadi bertemu dengan Kak Dareen?"

Jeslyn menoleh, "Heum, nanti pukul 18.00 PM, kau ingin ikut?"

"Apa boleh?" Tanya Afnan dengan mata nya yang penuh binaran.

Sayangnya kepala Jeslyn menggeleng tanda tak setuju, "Tidak, dinner nanti malam hanya aku dan Dareen, dia tidak mengizinkan orang lain ikut." Jawab nya mengerucutkan bibir.

Kepala Afnan menunduk, "Yahh, baiklah jika begitu, karena kau harus mempersiapkan diri, aku akan pergi, terima kasih dan semoga malam nanti menyenangkan, sampai jumpa."

Setelah mengucapkan kalimat panjang itu, Afnan berlalu pergi dengan langkah begitu cepat, meninggalkan Jeslyn yang termangu diam diatas kebingungan nya menatap punggung wanita itu yang mulai menghilang.

"Apa dia baik-baik saja?" Tanya Jeslyn pada diri nya sendiri, lalu ia menghela nafas, memilih untuk tak berpikir lebih lanjut lagi.

Suara dengusan kecil terdengar, "Apa yang sebenarnya ingin Dareen sampaikan? Apa dia ingin membujuk ku agar minggat dari perusahaan ini?" Seru Jeslyn bertanya-tanya.

Namun sedetik dari itu, tiba-tiba senyuman menawan terbit diantara bibir Jeslyn, "Sebentar, jika dilogika, Dareen selalu memperlakukan dengan begitu baik, apa pria itu menyimpan perasaan pada ku?"

Blush....

Guratan merah langsung menyerbu pipi hingga telinga Jeslyn, entah mengapa ia malah berpikir bahwa Dareen menyukai nya, "Namun jika dugaan ku benar, apa jawaban ku nanti jika dia menyatakan cinta?"

Jujur saja, Jeslyn maju mundur terhadap rasa suka nya pada Dareen, karena mereka memiliki kasta yang berbeda, ibarat nya Jeslyn adalah inti bumi sedangkan Dareen adalah inti langit.

Mereka benar-benar tak setara dalam hal apapun, namun bohong jika Jeslyn mengatakan bahwa ia tak memiliki perasaan terhadap Dareen.

Katakan pada Jeslyn, wanita mana yang tak merasa baper saat diberi perlakuan khusus dari seorang pria? Apalagi pria itu tampan, kaya, dan mapan?

Ahh memikirkan itu membuat Jeslyn gila sendiri, mari kita lihat, apa yang akan terjadi nanti, Jeslyn memilih untuk segera bergegas, ia akan mempersiapkan diri dengan baik.

1
tari
lanjut thor
Ayu Wandira
menarik ditunggu up nya lagi.tiap hari kalo boleh terimakasih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!