cerita ini adalah cerita fiksi yang menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Aulia. Dia diberi kesempatan hidup sang pencipta untuk memperbaiki hidupnya yang selalu menderita. Bagaimana kisah Aulia dalam hidupnya yang kedua.
Apabila ada kesamaan nama dan tempat itu tidak ada unsur kesengajaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Sudah hampir dua jam Aulia disana dan mereka masih saja membicarakan keluarga nya.
Hanya bu Eny yang selalu membantu dan menghentikan mereka.
"Bu, Aulia mau pamit dulu pulang ke rumah. Besok aku ke sini lagi kok. "
"Kak Rindu catat saja semua yang ku keluarkan untuk membayar pinjaman kakak. Nanti kalau sudah ada uang baru bayar ke Aulia. "
Sebenarnya Aulia tidak masalah dengan uang yang dipinjamkan itu. Hanya saja dia ingin kakaknya belajar tanggung jawab lagi.
Sesampai dirumah Aulia dan Arya yang dikejutkan dengan banyaknya barang dirumah mereka.
"Mas, itu barang siapa?, Apa mas sudah tahu semua ini ?" Ucap Aulia pada suaminya itu.
Helaan napas Arya dan dia berkata "Aulia kita baru saja datang, kamu malah bertanya pada ku. "
Aulia tersenyum pada suaminya itu, memang yng diucapkannya memang benar.
"Kita masuk dulu saja, nanti biar aku ketempat ayah dan ibu."
Aulia hanya bisa menganggukkan kepala tanda mengerti.
Saat membuka pintu dia dikejutkan dengan kamarnya yang berantakan, seperti ada yang pernah menempatinya.
"Aulia nanti biar mas rapikan kamarnya. Kamu sebaiknya mandi dan istirahat dulu, sepertinya kamu lelah." Arya sebenarnya merasa tidak enak dengan semuanya ini.
Arya membersihkan kamar tidurnya dan terlihat Aulia yang sedang membaca pesan singkat di handphonenya.
"Kamu itu lelaki, seharusnya jangan mau dijadikan pembantu wanita ini " ucap seorang wanita yang masuk ke rumah itu tanpa permisi.
"Kak Erna, kamu baru pulang!. Ini barang semua milik kakak ya? " ucap Arya yang senang melihat kedatangan kakak kandungnya itu.
"Iya, aku pulang kemarin dan belum sempat mengatur barang aku.Kamu sudah pulang sekarang, kakak mau bicara sama kamu.Sebaiknya kamu kerumah ibu dulu. "
"Semua barang kakak sudah di bawa semua ke sini,apa kakak akan tinggal di tempat ini lagi ? " Ucap Arya senang.
"Ya, jelas dong Arya. Kamu ini aneh.Sekarang aku sudah tidak kerja begitu juga kakak ipar kamu. "
"Kamu pergi dengan aku sekarang, biar istri kamu yang membersihkan rumah ini. Disini dia itu cuma numpang saja kan. "
Ucapan kakak Ipar Aulia sedikit menyentuh hatinya, namun dia mengingat ucapan guru kalau dia harus bersabar dalam menghadapi segala sesuatu yang terjadi.
"Mas, pergi saja dulu. Biar aku yang membereskan rumah ini."
"Kak, biar Aulia ikut kita dulu. Nanti kalau menyangkut tentang masalah kita kan bisa dirundingkan bersama istri aku."
"Tidak usah, ini urusan keluarga kita. "
"Pergilah, mas. Biar aku membersihkan kamar dan menyiapkan makan malam buat kamu. "
Akhirnya Arya menuruti ucapan istrinya itu.
Dirumah orang tua Arya
"Arya, kapan kamu pulang? " Ucap ibu Ningrum.Dia merasa tidak enak membukakan pintu untuk anak perempuannya itu tanpa seijin anaknya Arya.
"Arya, maafkan ibu tidak memberi tahu kamu.Kemarin kamar kamu dipakai kakak kamu tidur. "
Deg
Hati Arya terkejut dia takut ada yang hilang dari barang Aulia.
"Baru saja bu, sebenarnya baru saja Arya membersihkan kamar. Tahu-tahu kak Erna datang dan mengatakan sesuatu yang tidak perlu di hadapan Aulia."
"Arya, aku ini kakak kandung kamu. Jadi ....ya wajar dong bicara begitu.Lagi pula aku merasa tidak suka kalau kamu membersihkan kamar. Itu bukankah tugas seorang istri saja. "
"Kamu itu laki-laki seharusnya jangan kalah sama istri kamu itu.Kamu mengerjakan pekerjaan rumah dia cuma melihat handphone saja. "
"..... "
Arya tidak mau membalas percakapan kakaknya lagi Dia tahu kalau kakaknya itu tidak suka mengalah.
"Apa yang ingin dibicarakan pada ku? " Ucap Arya sedikit kesal dengan kakak kandung nya itu.
Suami kak Erna keluar begitu saja dan duduk didepan Arya.
"Arya, aku dan kakak kamu telah pulang dari perantauan.Aku ingin kamu dapat menerima kami dengan tulus. "
"..... "
"Kamu tahu kan?, rumah yang kamu tempati cukup besar dan aku harap kamu pindah ke tempat ini."
"..... "
" Bukankah dulu ibu sudah memilihkan aku rumah itu. Kak Erna mempunyai bagian disini.Dulu kakak setuju bukan?. "
Semuanya terdiam mendengar ucapan Arya yang sekarang lebih pandai dan sulit dihadapi. Dulu dia selalu menyetujui keinginan kakaknya.
"Asal kalian tahu, dulu rumah itu masih belum bagus cuma berdiri seperti rumah ini. Bahkan lebih bagus rumah ini."
"Tanpa Aulia rumah itu masih seperti sekarang. Sebaiknya kalian tinggal dirumah sini."
"Arya, kamu itu harus menurut pada kakak kamu?. "
"Kamu itu adiknya dan harus mengalah, lagian Arya kamu itu belum punya anak."
Deg
Hati Arya terasa sakit dan dia tidak menyangka kalau kedua orang tuanya lebih memilih kakaknya.
"Aku tidak mau tahu besok kalian harus pindah dari rumah itu.Semua biaya rumah itu anggap saja sebagai pengganti aku menikah kan kamu. "
Deg
"Aku akan bicara sama istri aku dulu, karena dia ikut andil dalam masalah ini. Seharusnya tadi aku membawa dia kerumah ini."
"Kamu suaminya, dia harus menuruti kamu itu?, nanti kakak bantu membereskan rumah itu."
"Arya, disini ada dua kamar kamu bisa membawa Aulia kesini dulu malam ini. Lihat anak kakak kamu tidur Berimpitan. "
"Aku akan bicara pada Aulia sekarang dan ingat kak Erna.Aku anggap ini impas. Kita tidak ada hutang budi lagi.Kelak kamu tidak boleh meminta apapun lagi."
"Masih satu lagi, sawah yang kamu sewa itu. Satu biar dikerjakan bapak dan satu lagi untuk suamiku. "
"Kamu sudah kerja bukan?. "Ucap kak Erna seenaknya.
".... "
"Masalah rumah aku tetap diam, untuk masalah sawah itu aku tidak bisa. Semuanya itu milik Aulia. "
"Bukankah dia itu tidak kerja, berarti itu uang kamu. Dari mana dia mendapatkan uang sebanyak itu. Jangan-jangan kalian melakukan pesugihan. "
Lagi-lagi kak Erna dan kakak iparnya menghina Arya. Bahkan ibu dan ayahnya tidak membela dirinya."
Arya pulang dengan kesal.Saat itu dia melihat Aulia sudah mengemasi semua barangnya.
"Aulia kamu?. "
"Jangan khawatir, kita bisa tinggal dimana pun itu sama saja.Aku sudah mendengar percakapan kalian "
".... "
"Itu salah satu kelebihan aku mas, bisa mendengar percakapan jika itu menyangkut diri aku."
"Kamu cari sesuatu yang bisa mengangkat ini dulu, sebentar lagi malam. Kita bawa dulu ke rumah ibu dan ayah. "
Arya merasa kasihan pada istri nya, dia memilih mengalah merelakan semua yang ada disini.Arya bertambah sayang pada Aulia.
Mereka memindahkan barang pada malam itu, ada beberapa orang yang membantu dirinya.Mereka tetangga yang baik pada Aulia, ada yang merasa kasihan dan ada yang mengolok-olok mereka.
"Akhirnya selesai. Kita pindahkan besok saja ya.Nanti kamu tata rumah ini. "
"Arya.Kamu ini lihat ! ,barang kamu sebanyak itu dan nanti biar kamu tumpuk saja di kamar kalian biar lebih enak,sekarang rumah ini malah jadi sempit."
Ucapan ibu Ningrum membuat hati Aulia dan Arya sedikit sakit. Namun dia tidak bisa berbuat apapun karena dia ibunya Arya.