S2 Selir Modern
Nessa yang berniat mencari hiburan, justru bertemu dengan seorang pria.
"Kenapa kau selalu mengikuti ku? Aku sudah menolong mu, pergilah!"
"Nona, izinkan aku untuk mengabdi padamu. Aku bisa bela diri ataupun menjadi pelayan mu nona!"
Bagaimanakah kisah cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Diantara Ribuan Cahaya
Nessa dapat melihat wajah pria yang ada dihadapannya dengan jelas. Manik bewarna jade seperti hutan yang menyegarkan dan menenangkan. Tak lupa dengan rahang yang tegas dan rambut yang fringe crop menampilkan rambut bagian atas dengan poni ke depan yang tegas.
Dan tak lupa dengan hidung yunani. Serta bibir yang tipis di atas dan tebal dibawah, sungguh sangat mempesona. Debaran jantung Nessa juga memacu seiring dengan durasi tatapan yang dilakukan nya.
"Sudah kan. Kau bisa matikan shower nya. Ini tombolnya. Apa kau paham?" Tanya Nessa, dia sedih menjarak dari Zain, sambil merasakan detak jantungnya yang berdegup kencang.
"Sudah Nona, terimakasih." Ucap Zain.
"Baiklah, segera bersiap! Aku akan bersiap juga." Nessa keluar dari kamar Zain dengan langkah cepat. Setelah sampai di kamarnya, Nessa langsung bersandar di pintu yang baru saja ditutupnya, tak lupa dengan tangannya yang memegang dada nya.
"Astaga.... Ada apa dengan ku? Apa aku memiliki sakit jantung?"
Bibir itu tersenyum, manik matanya melirik pada sepasang tangannya. Tangan yang disentuh lembut oleh Nessa. "Rasa sakitnya hilang, karena tabib nya ada. Bukan, apa namanya disini ya... Do.. dokter? Ya, dokter ku, dokter cinta ku." Bibir Zain semakin melengkung seiring dengan senyuman nya yang lebar.
"Seperti aliran air ini... Maka aku, akan menghujani mu dengan cinta ku Nessa."
*************
Nessa menatap cermin, untuk melihat penampilan nya. "Perfect! Aku memang cantik...." Nessa tersenyum ketika ingatan nya tertuju pada Daddy nya. Setiap ingin bepergian, maka Erlan yang akan membantu princess nya itu bersiap.
'Princess Daddy yang cantik!'
'Mana yang lebih cantik Daddy? Nessa atau mommy?' Pertanyaan Nessa, membuat Erlan sejenak menghela napasnya baru memberikan jawaban dan tak lupa setelah memastikan tidak ada sang istri.
"Aku jadi rindu Daddy. Baiklah.... Ayo berangkat! Aku harap dia sudah siap. Aku tidak suka keterlambatan." Ucap Nessa yang melangkah keluar. Bibirnya ingin memanggil Zain, tapi hal itu diurungkan karena matanya sudah melihat Zain berdiri dengan posisi siap.
"Kita berangkat Nona?" Tanya Zain.
Nessa menelisik penampilan Zain dari atas sampai bawah. "Kau sudah mandi?" Tanya Nessa.
"Sudah Nona." Jawaban Zain.
"Lalu, kenapa kau masih memakai pakaian yang tadi?"
"Itu nona.... Aku tidak punya baju ganti. Jadi, daripada Nona terlambat, lebih aku pakai saja dulu. Lagipula, masih wangi." Jelas Zain.
"Astaga...." Ucap Nessa yang lupa dengan itu.
"Ya sudah! Nanti kita beli beberapa pakaian untuk mu. Kau bisa bawa mobil kan?" Tanya Nessa membalikkan badan nya menatap Zain.
"Bisa nona." Ucap Zain mantap.
"Tangkapan yang bagus! Aku harap mengemudi mu juga bagus." Nessa melemparkan kunci mobil dan ditangkap baik oleh Zain.
"Mari Nona." Zain membuka pintu mobil dan Nessa langsung mendudukkan tubuhnya di kursi yang nyaman itu.
Zain tampak berdoa sejenak. Sebelum tangannya memutar kunci mobil itu. 'Ayo, kau pasti bisa!' Zain bukannya menjawab asal-asalan. Tubuh yang sekarang ia tempati memiliki keahlian untuk itu.
"Ada apa? Cepat nyalakan mobilnya. Kau tidak bohong kan?" Seru Nessa.
"Tidak nona." Nessa memperhatikan cara Zain mengemudi. Mobil sudah menyala dan berjalan keluar dari area apartemen.
"Kau perhatikan maps nya. Aku ingin ke Shanghai TeamLab Borderless." Jelas Nessa, yang diangguki oleh Zain.
Sebenarnya, lebih menyenangkan menaiki transportasi umum. Tapi Nessa ingin melihat kemampuan dari pria yang meminta pekerjaan dengan nya ini.
'Lumayan.' ucap Nessa sambil menatap ke arah Zain yang tampak fokus.
************
Shanghai TeamLab Borderless. Sebagai wahana seni digital dan keajaiban teknologi, mengundang pengunjungnya untuk menyelami dunia tak terbatas yang dipenuhi dengan cahaya, warna, dan kreativitas.
Sebagai bagian dari jaringan global Epson TeamLab Borderless, wahana ini memperkaya pengalaman seni dengan teknologi interaktif yang revolusioner. Epson TeamLab Borderless adalah proyek kolaboratif antara Epson, produsen perangkat keras dan pencetak terkemuka, dan TeamLab, kelompok seniman dan insinyur kreatif.
Terletak di berbagai kota di seluruh dunia, Epson TeamLab Borderless mengeksplorasi batasan antara seni, teknologi, dan pengunjung, menciptakan pengalaman seni yang benar-benar unik. Epson TeamLab Borderless Shanghai membawa pengunjungnya ke dalam dunia digital tanpa batas. Dengan menggunakan proyeksi tinggi dan sensor canggih. Setiap ruangan di dalam wahana ini berubah menjadi kanvas interaktif yang menangkap gerakan pengunjung dan meresponsnya dengan cahaya, warna, dan suara yang dinamis.
"Ambil fotoku!" Ucap Nessa sambil memberikan ponselnya dan langsung berpose. Zain langsung menekan tombol kamera itu dan mengambil pose dari Nessa.
"Kau hebat juga! Saudara ku tidak bisa mengambil foto seperti ini." Ucap Nessa dengan riang, sambil menatap hasil jepretan Zain.
'Pose bagaimana pun, kau tetap cantik.' Zain hanya bisa mengucapkan dalam hatinya saja.
"Ayo lagi! Ambil lagi! Aku senang sekali!" Seru Nessa sambil bersiap berpose.
Bukan hanya mereka, wisatawan yang datang juga melakukan hal yang sama. "Bagus! Aku suka!" Nessa begitu excited melihat hasil fotonya.
"Sekarang giliran kau!"
"Apa Nona?" Tanya Zain bingung.
"Kau berpose lah, aku ambil foto mu. Ini pertama kalinya kau disini kan?" Tanya Nessa, Zain mengangguk kecil.
"Cepatlah! Mumpung aku baik!" Ucap Nessa, membuat Zain jadi kikuk.
"Astaga! Kau ini ingin militer ya. Bukan seperti itu, bergayalah sedikit! Kuno sekali!" Ucap Nessa sambil mengarahkan Zain yang tegang seperti patung.
"Tapi aku....."
"Begini pose nya...."
"Kau...." Mata Nessa memicing melihat seorang wanita yang menggenggam tangan Zain dan mengarahkan nya, dan tentu saja Zain menolak.
"Ayolah, kau tampan. Mau jadi pacarku?"
"Excuse me." Nessa mendekati wanita bule itu dan melepaskan genggaman tangan itu.
"Apa adikmu single? Atau dia kakak mu."
"Apa! Hei dengar ya....." Nessa jadi kesal.
"Dia pria ku! Ok?" ucap Nessa dengan tatapan yang mengisyaratkan jangan sentuh milikku.
"Oh, sorry...." Bule itu berlalu. Nessa menatap kesal padanya hingga bule itu menghilang dari pandangannya.
"Apa kau tidak bisa berpose? Sekarang lihat kesini dan tersenyum!"
Ilustrasi pose ya reader. Jangan fokus ke orangnya 😂😂. Itu bukan gambaran Zain 😁
Bersambung.......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🥰
bukan maksa tapi mohon /Chuckle/
ayo Zain semangat, mereka bukan keturunan matre tapi berprinsip jadi sentuh hati keluarganya dengan kesungguhan dan keteguhan hati mu
daku padamu Thor /Drool/
nuwun thor upnya