Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 24 - Rayuan Maut
Wildan tentu tercengang menyaksikan pemandangan di hadapannya. Belum lagi dengan apa yang dikatakan oleh Aleta.
"Kau ingin aku..." Wildan tak kuasa mengakhiri ucapannya. Dia menunjuk dadanya sendiri. Memastikan keseriusan Aleta.
"Cepatlah! Nanti gairahku turun. Kau bisa melakukannya dengan apapun. Aku tidak memaksamu menggenjotku," ucap Aleta.
Wildan masih bengong di tempatnya. Sebenarnya dia sedang berusaha mencari keputusan terbaik. Namun itu tentu membuat Aleta agak kesal.
"Hei! Mas Wildan! Tadi aku sudah bantu kamu loh. Jadi kamu menolak membalas budi?" timpal Wildan.
"O-oke..." lirih Wildan terbata. Perlahan dia mendekati Aleta. Jujur saja, dirinya tidak tahu harus mulai dari mana. Wildan hanya terpaku memandangi aset berharga milik Aleta yang tampak bersih itu. Di sana bahkan tidak terlihat sehelai pun rambut yang menutupi. Membuat Wildan menenggak salivanya berkali-kali. Keringat lagi-lagi mengucur deras.
"Apa ini pertama kalinya untukmu?" selidik Aleta.
"Iya..." sahut Wildan.
"Rileks, Mas. Kau bisa memulainya dengan sentuhan." Aleta sedikit bangkit, dia berniat mencium bibir Wildan. Akan tetapi lelaki tersebut sigap menghindar.
"Jangan! Aku belum pernah ciuman. Aku ingin memberikan ciuman pertamaku hanya pada gadis yang aku suka. Maaf..." ucap Wildan.
Aleta mendengus kasar. Namun dia berusaha maklum, dan melakukan cara lain. Dirinya raih tangan Wildan. Lalu meletakkannya ke aset pribadinya.
"Kalau begitu, gunakan jarimu saja," kata Aleta .
Kali ini Wildan tak menolak. Dia bahkan mulai menggerakkan jarinya di sana. Membuat Aleta kembali menggigit bibir bawahnya.
"Ya begitu. Obok-obok saja sesukamu," pinta Aleta yang perlahan kembali merebahkan diri ke sofa.
Seolah sudah jatuh ke kubangan lumpur, Wildan meneruskan saja apa yang dilakukannya. Dia bisa merasakan milik Aleta sudah sangat basah. Itu menyebabkan suara gemercik cairan terdengar dari sana.
"Akh..." Aleta mengerang nikmat.
Wildan reflek menatap wajah Aleta. Dia melihat wanita itu terus mengangakan mulut dengan keadaan mata yang merem melek. Saat itulah Wildan tidak fokus dengan buah dada Aleta. Benda kembar itu tampak menggantung indah di hadapannya, seolah terus merayu Wildan agar bisa segera diterkam.
"Emut saja kalau kau mau..." Aleta ternyata menyadari tatapan Wildan. Tanpa mendengar jawaban lelaki itu, dia arahkan kepala Wildan ke salah satu payu daranya.
Wildan benar-benar kehilangan arah. Dia langsung melahap buah dada Aleta dengan penuh nafsu. Sambil melakukannya, jari-jemarinya terus bergerak di bawah sana. Menyebabkan desahan Aleta kian menjadi-jadi.
"Sial! Anjir enak banget, Mas!" racau Aleta. Dia mengerang panjang saat sudah mencapai puncak. Pinggangnya yang ramping itu sampai terangkat.
Wildan segera melepaskan Aleta. Dia baru menyadari kalau juniornya sudah aktif lagi. Buru-buru Wildan memperbaiki celana dan duduk menjauh dari Aleta. Ia bergegas masuk ke kamar mandi.
Aleta yang melihat, tertawa kecil. Sebab dia tahu kalau milik Wildan aktif kembali. Tanpa diduga, dia menyusul Wildan ke kamar mandi. Akan tetapi, pintunya dikunci oleh Wildan.
"Mas Wildan?" panggil Aleta sembari mengetuk pintu. Jujur saja, dia masih belum menutupi tubuhnya dengan satu helai benang pun.
"Kenapa?" sahut Wildan.
"Aku kebelet! Sudah nggak tahan. Cepat buka!" desak Aleta.
"Tapi aku sedang anu. Tunggu bentar!"
"Cepetan! Aku udah nggak tahan! Nanti terkencing di sini loh!"
Wildan yang ada di dalam kamar mandi, sontak panik. Dia yang tadinya ingin senam jari, jadi mengurungkan niat. Wildan segera membukakan pintu untuk Aleta.
Belum sempat mengatakan apapun, Aleta sudah menyambar bibirnya dengan liar. Dia peluk Wildan dengan erat agar tubuh polosnya bisa nempel ke lelaki itu.
Wildan sempat ingin menolak. Namun pertahanannya runtuh ketika tangan Aleta mengelus-elus aset pribadi Wildan.
'Sial! Ternyata cewek ini lebih gatal dibanding yang tua-tua sebelumnya.' Wildan mengeluh dalam hati. Meskipun begitu, dia sudah jatuh ke dalam rayuan maut Aleta.
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣