NovelToon NovelToon
Kinara

Kinara

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Qiana Lail

Kinara yang baru menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi luar negeri segera pulang ke kampung halamannya untuk segera bertemu dengan kakak kandungnya yang sejak lama tinggal bersama sang nenek.

Namun hal tak terduga terjadi, kakaknya yang ditemukan tak bernyawa di belakang sekolah, menimbulkan berbagai spekulasi.

Mampukah Kinara menyibak rahasia kematian sang kakak ?.

Yuk baca cerita lengkapnya disini, dan jangan lupa like serta dukungannya agar Kinara bisa menyibak rahasia kematian sang kakak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiana Lail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 20 . Perkebunan Teh

Kinara kini sedang duduk bersantai di teras samping rumah yang disewa oleh Bram. Ia tidak ingin melakukan apapun. Memainkan ponselnya sambil melihat ikan yang sedang asik berenang bersama kawanannya.

"Ikan nasibmu sungguh beruntung sekali, meskipun kau hidup didalam sebuah kolam yang sempit ini namun kau bisa bersama dengan keluarga dan sahabat mu." ucap Kinara.

"Bagaimana bisa nona muda kami merasa iri dengan seekor ikan ?." tanya Bram yang sudah ada dibelakang Kinara.

Kinara menoleh kearah Bram, ia tidak pernah tau siapa dan dari mana Bram berasal. Tapi selama beberapa tahun ini hanya Bram yang selalu ada disampingnya.

Hanya Bram yang selalu menyayangi dirinya setulus hati, bukan sebagai bodyguard tapi lebih seperti seorang ayah kepada putri kandungnya.

"Uncle, apakah uncle tidak merindukan saudara atau keluarga uncle ?." tanya Kinara tanpa mengalihkan pandangannya dari kolam ikan.

Bram hanya tersenyum mendengar pertanyaan nona mudanya itu. Tanpa menjawab pertanyaan Kinara Bram mengambil makanan ikan dan menaburkan di atas kolam.

"Tenanglah Nona muda, tak lama lagi kau akan merasakan hangatnya keluarga yang sesungguhnya." batin Bram.

"Kenapa uncle tidak menjawabnya.?" tanya Kinara.

"Tanpa uncle jawab pasti nona muda sudah tau jawabnya. Setiap orang pasti menginginkan hidup bahagia bersama keluarga, saudara bahkan orang yang paling kita sayangi."

"Tapi bukankah setiap orang memiliki garis hidupnya masing-masing, dan kita hanya bisa menjalani garis takdir itu dengan banyak-banyak bersyukur." jawab Bram sambil menatap wajah Kinara.

Entah apa yang dipikirkan gadis kecilnya itu. Sehingga ia menanyakan hal semacam ini, semoga saja ia baik-baik saja.

"Uncle, apakah uncle akan membunuhku, jika aku adalah seorang yang telah menyakiti keluarga mu ?." tanya Kinara lagi.

"Tidak !." jawab Bram dengan tegas.

Kinara memperhatikan wajah Bram, ia mencoba menemukan kebohongan dari sorot matanya, namun sayangnya hal itu tidak ia temukan dari tatapan Bram.

"Kenapa ?." tanya Kinara sambil memiringkan wajahnya untuk bisa melihat wajah Bram dengan jelas.

"Karena kau adalah segalanya bagi uncle." jawab Bram.

Tanpa menjelaskan lebih jauh Bram mengajak Kinara untuk pergi ke sebuah tempat yang berada di pinggiran kota J.

Dimana tempat tersebut adalah daerah perkebunan. Banyak orang yang sedang melakukan aktivitas diperkebunan itu.

Terlihat banyak wanita yang memetik daun teh, dan ada juga yang mengumpulkan daun teh yang telah dipetik.

Sejauh mata memandang, terlihat hamparan warna hijau yang sangat memanjakan mata. Bram terus mengajak Kinara melewati kebun-kebun teh yang berjajar di kiri dan kanan.

Dan mobil yang mereka kendarai berhenti tepat di halaman sebuah rumah berlantai dua yang sangat mewah.

Bram mengajak Kinara segera turun dan masuk kedalam rumah yang terlihat sepi. Hanya ada seorang penjaga.

"Tuan akhirnya anda mau juga datang ke rumah ini." ucap sang penjaga setelah memperhatikan Bram dengan seksama.

"Maaf mang, saya baru bisa menjenguk mamang, Oya bagaimana kabar mamang dan keluarga ?." tanya Bram sambil tersenyum dan menjabat tangan pria paruh baya itu.

Air mata pria paruh baya itu mengalir begitu saja, dan tangisnya pecah tanpa bisa dicegah. Bram langsung memeluk tubuh pria dihadapannya dengan menepuk-nepuk pundaknya.

"Maaf mang, jika saya membuat mamang sedih, tapi lihatlah bukankah saya baik-baik saja. Jadi jangan pernah ada air mata lagi. Cukuplah air mata yang telah kita keluarkan selama ini." ucap Bram.

"Bagaimana mamang tidak menangis jika tuan tidak mau lagi pulang ke rumah ini, sedangkan nona sudah pergi dari dunia ini."

"Hanya tuan yang seharusnya meneruskan perkebunan ini, seperti keinginan tuan besar. Jangan pernah meninggalkan identitas tuan yang sebenarnya." jawab pria itu dengan air mata yang tidak berhenti menetes.

Bram memeluk pria itu dengan lebih erat lagi. Ia tau bahwa sedihnya lelaki yang ada dihadapannya ini.

Saat ia harus kehilangan nona muda yang sudah ia rawat sejak masih bayi. Bahkan Bram tau bahwa pria dalam pelukannya ini lebih merasa kehilangan dari pada ia kehilangan saudara kandung sendiri.

Sama halnya yang ia rasakan, ia kehilangan adik kandungnya yang merupakan keluarga satu-satunya.

"Uncle, siapa wanita itu ?." tanya Kinara sambil menunjuk sebuah foto yang terpasang di dinding.

"Itu adalah adik kandung uncle, bagaimana cantik bukan ?." tanya Bram sambil mendekat ke arah Kinara.

"Cantik, sangat cantik sekali. Apakah Kinara bisa menjadi wanita yang cantik seperti dia ?." tanya Kinara yang sangat mengagumi paras wanita yang ada didalam foto itu.

Bram hanya tersenyum sambil mengusap kepala Kinara dengan lembut.

"Mari uncle tunjukkan ke kamar nona, siapa tau nona ingin beristirahat." ucap Bram sambil menarik tangan Kinara.

Kinara mengikuti langkah Bram, namun tatapan masih tertuju ke arah foto yang ada di dinding itu.

"Mengapa aku merasa sangat dekat dengan wanita itu ?. Dan mengapa ada kehangatan yang aku rasakan dari senyumannya." batin Kinara.

Drt...

Ponsel Kinara bergetar, dan Kinara meminta ijin Bram untuk mengangkat panggilan telepon tersebut dengan isyarat tangannya.

"Halo !." ucap Kinara.

"Apa , baiklah aku akan segera terbang ke sana. Jaga baik-baik dia untukku !." ucap Kinara dengan mata yang berkaca-kaca.

"Uncle, maaf Kinara harus segera pergi, ada sesuatu yang harus Kinara lakukan. Setelah selesai Kinara akan langsung kembali lagi ke rumah ini." ucap Kinara.

Tanpa menunggu jawaban dari Bram, Kinara langsung berlari dan segera mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sangat tinggi.

Tangan Bram menggantung di udara karena tidak bisa meraih gadis kecilnya yang sudah berlari seperti kilat.

"Lihatlah dia memang seperti dirimu, selalu melakukan apapun yang di inginkan tanpa mau mendengarkan orang lain." ucap Bram sambil melihat kepergian nona mudanya.

"Tuan, tuan apakah dia ...," tanya Pria paruh baya itu dengan air mata yang sudah mengalir deras tanpa menyelesaikan ucapannya.

Bram hanya mengangguk sebagai jawabnya. Dan pria itu langsung bersujud sambil menangis tersedu-sedu.

Entah apa yang diucapkan di antara tangisannya. Bram juga ikut meneteskan air mata melihat apa yang dilakukan oleh pria dihadapannya. Sama yang seperti ia lakukan saat itu, saat ia melihat hasil tes ditangannya.

"Untuk saat ini jangan pernah mengatakan hal ini kepada siapapun, termasuk kepada keluarga dekat mamang."

"Aku harap mamang bisa memaafkan maksud saya melakukan hal ini. Semuanya saya lakukan demi Nona Kinara." ucap Bram sambil membantu Pria itu untuk berdiri.

"Pasti tuan, pasti saya akan mengingat hal itu." ucap pria itu sambil tersenyum di antara air mata.

Bram menepuk pundak pria itu, kemudian ia segera masuk kedalam kamar pribadinya untuk beristirahat. Sekaligus untuk mengenang semua kenangan indah yang pernah ia lalui di rumah itu.

1
Zaqian Laili
Benar sekali, kadang orang yang dianggap hina jauh lebih baik daripada seorang pejabat atau orang yang kaya
Zaqian Laili
Lanjut Thor, banyak misteri yang belum terpecahkan
Qiana Lail: Sedang dalam proses kakak, ikuti terus cerita Kinara dan kita sibak misterinya satu persatu. Terimakasih atas dukungannya
total 1 replies
Zaqian Laili
Siapa orang itu ? kasihan sekali
Zaqian Laili
Kinara sangat menakutkan saat marah
Zaqian Laili
Seru banget, lanjut Thor up yang banyak
Zaqian Laili
Itu malaikat pencabut nyawa mu goblok
Zaqian Laili
Kinara memang keren
Zaqian Laili
Gadis kecil yang jadi pemimpin mafia. Keren banget Kinara
Zaqian Laili
Kinara benar, harus dibedakan antara tugas dan kewajiban terhadap keluarga
Zaqian Laili
Sebuah prinsip yang luar biasa
Zaqian Laili
Mampus ! Jadi orang kok kayak orang gila
Zaqian Laili
Kirain uncle Bram, ayah kandung Kinara
Zaqian Laili
Jangan bilang Kinara anak kandung Bram
Zaqian Laili
Ip lagi thor
Zaqian Laili
Deve atau Black ya Thor ?
Zaqian Laili
Kau benar Black, harus ada yang balas dendam untuk Kinan
Zaqian Laili
Kasihan Kinara
Zaqian Laili
Di tunggu up-nya Thor
Zaqian Laili
Jadi sedih banget bacanya thor
Zaqian Laili
Jadi sedih Thor, bertahun-tahun tidak bertemu, sekalinya bertemu langsung berpisah selamanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!