Jangan lupa Follow IG mommy ya sayang 😘
@Mommy_Ar29 😘🤗
Rehan Arya Pranata seorang pengusaha muda dan sukses yang memiliki paras tampan dan menawan namun terkesan angkuh dan dingin. Dia harus menanggung malu saat di hari pernikahanya ia mendapati sang kekasih malah tengah bercumbu mesra dengan sahabatnya.
Jenar gadis cantik nan periang, namun harus menjalani hari-hari yang begitu berat setelah kematian sang ayah, Jenar harus bertahan meski ia selalu di siksa dan dijadikan pembantu oleh sang ibu tiri dan kedua saudaranya.
Demi melarikan diri dari pengejarnya, Jenar masuk ke sebuah rumah besar dan menjadi pembantu tuan tampan.
Apa yang menantinya? Akankah kehidupan menyedihkannya berakhir atau cinta majikannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjanjian
Jenar sudah selesai dengan ritual mandi nya, Sungguh ini adalah Mandi terlama bagi seorang Jenar, setelah sekian lama tak menikmati Hidup nya karena terus di kekang dan di tindas oleh ibu tiri juga saudara tirinya, kini Jenar mulai bebas dan bisa menikmati Hidupnya,
Jenar menghabiskan waktu sampai Dua jam di dalam kamar mandi, tentu saja ia menikmati berendam dalam Bath tup, kapan lagi coba pikirnya.
Ceklek.
Jenar membuka pintu kamar mandi dan berjalan ke arah Sofa, Jenar diam memperhatikan Arya yang kini tengah asik mengotak atik ponsel nya, Membuat Jenar menarik nafasnya panjang,
Andai dia juga punya Hape, lalu ia teringat gaji dia bulan ini masih utuh sama sekali belum berkurang, Jenar berfikir sejenak,
'Bukan kah Nyonya Tamara sudah berjanji akan membiayai kuliahku, berarti uang gaji ku bisa ku pakai beli Hape dong ya,' batin Jenar sambil tersenyum dan manggut manggut membuat Arya yang sedari tadi memperhatikan Jenar jadi mengekerutkan dahinya,
Arya melemparkan bantal ke wajah Jenar hingga membuat Jenar terkejut, "Astaga Tuan Arya," ucap Jenar menahan kesal, "Bisakah memanggil saya dengan sopan tanpa harus selalu mengejutkan saya seperti ini terus dari tadi." kata Jenar pelan namun menahan kekesalan,
"Ngapain kamu senyam senyum seperti itu, jangan berpikiran mesum disini." Arya berfikir bahwa Jenar senyam senyum ke arahnya karena sedang memikirkan malam pertama dengan nya, Oh sorry, Arya takkan sudi menyentuh bocah dibawah umur, Arya bukan seorang pedofil, fikir nya.
"Hah, maksud tuan apaan?" tanya Jenar dengan raut wajah bingung nya.
"Kamu sedari tadi senyam senyum sambil ngeliatin aku begitu apaan maksud nya." kata Arya dengan sorot mata yang tajam hingga membuat Jenar susah menelan Saliva nya.
"Hemm, anu tuan emm." Jenar bingung harus bicara apaan,
"Inget ya, jangan pernah berharap lebih pada pernikahan sialan ini, dan jangan harap aku akan mencintai kamu," ucap Arya dingin dan menatap nya tajam.
Deg.
ada rasa nyeri melewati relung hati Jenar, entah itu apa namun tiba tiba dada nya begitu sesak, Padahal Jenar tak memiliki perasaan apapun terhadap majikan nya ini,
"Pernikahan ini akan berjalan selama satu tahun, setelah itu kita Cerai." kata Arya tegas,
Jenar masih diam mencerna semua perkataan Arya,
"Seminggu setelah menikah kita akan pindah ke apartemen milikku dan aku akan segera mengurus surat surat untuk pendaftaran kuliah mu, kamu akan kuliah satu kampus dengan Bian, tapi ingat jangan sampai ada yang tau bahwa kamu adalah istri ku, jadi kamu jangan pernah coba untuk macam macam," ancam Arya,
"Selama menikah kita tetap akan tidur dalam satu kamar, tapi jangan pernah berharap Kamu bisa menyentuh ku," ucap Arya dengan nada mengejek dan memandang jijik kepada Jenar,
"Yaaa." pekik Jenar kesal, "Harusnya yang mengucapkan seperti itu aku, aku yang akan rugi kalau sampai Tuan menyentuh ku dan menceraikan aku, bagaimana kalau aku hamil terus tuan menceraikan aku, bagaimana nanti nasib anak aku, Yang perawan disini itu aku bukan Tuan," Jenar berdecih sebal kepada Arya, "Tuan tenang saja, aku juga tidak akan menyentuh tuan sedikit pun, Tapi,," ucap Jenar panjang lebar namun ada Tapi nya.
"Tapi apa?" tanya Arya,
"Tapi, apa aku masih tetap bisa bekerja di rumah Mama Tamara? bagaimana nanti aku ke sana nya kalau kita pindah rumah," tanya Jenar polos membuat Arya terkejut dan menepuk jidatnya,
'Dasar bocah,' batin Arya.
Bersambung***