The Mafia And My Life

#happyreading

Canggung adalah sebuah kata yang tepat untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi oleh Emily.

Suasana di ruangan juga sangat hening,mereka berdua bagaikan orang bisu,tidak ada yang mau memulai pembicaraan baik dari Emily maupun Albert.

Sesekali terdengar suara helaan nafas panjang dari pihak Emily,jika boleh jujur Emily lebih baik tinggal seorang sendiri di ruangan itu ketimbang bersama seseorang yang sama sekali tidak menunjukkan rasa kepedulian terhadapnya.

Kkrriiuukk...

Tanpa aba-aba perut Emily bersuara dengan nyaring,dia memalingkan wajahnya agar tidak terlihat oleh Albert karena saat ini wajahnya sudah seperti kepiting rebus.

“Astaga kenapa perutnya sangat tidak tahu diri,tidak bisakah kau bersabar sedikit saja”gerutu dalam hati

Albert menyunggingkan bibirnya ketika mendapati Emily tengah merasa malu.

“Apa dia sangat lapar saat ini,hingga perutnya melakukan aksi protes”gumam Emily dalam hati.

Tidak lama kemudian seseorang mengetuk pintu dan masuk ke ruangan Emily.

“Permisi tuan..dimana saya letakkan makanan-makanan ini?”tanya Clifton

“Letakkan di atas meja”perintah Albert

Mendengar perintah dari Albert,Clifton segera menata makanan-makanan yang ia beli sesuai dengan perintah tuannya.

“Sudah selesai tuan..ada lagi yang anda butuhkan saat ini?”

“Cukup..kau boleh pergi”

“Baik..saya permisi tuan”

Clifton kini sudah pergi dari ruangan itu,ruangan kembali hening,jika tadi ruangan sedikit hidup karena obrolan dari Albert dan Clifton.

Aroma wangi dari makanan yang Clifton tata di atas meja mulai menyeruak masuk ke Indra penciuman Emily.

Seakan mengerti jika saat ini makanan sudah ada didepan mata,perut Emily kembali melakukan aksi protes.

Kkrriiuukkk.....

Namun kini semakin terdengar jelas bahkan Emily sudah tidak bisa mengontrolnya.

“Astaga kenapa kalian tidak bisa mengerti keadaanku saat ini,tidak bisakah kalian bersabar”Emily kembali merutuki kebodohan perutnya.

“Kau ingin memakan apa?”tanya Albert

Emily sedikit terkejut karena pertanyaan Albert yang tiba-tiba.

“Apa dia berbicara pada ku?”gumamnya dalam hati

“Seperti nya luka yang kau dapatkan membuat telinga mu tidak berfungsi dengan benar”sindir Albert.

Mendengar sindiran halus itu,Emily memberanikan diri menoleh ke arah Albert.

“Ma..af tuan...sa..ya..telah..me..repot..kan tuan”Emily benar-benar gugup kali ini hingga dia berbicara dengan tubuh yang sedikit gemetar.

“Aku tanya sekali lagi..kau ingin memakan apa?”tegas Albert

“A..apa saja tuan”ucap Emily asal.

Albert mengambil makanan secara asal,dia tidak tahu makanan apa yang di sukai oleh Emily jadi dia memutuskan mengambil makanan yang ia rasa cukup menarik.

“Buka mulutmu”perintah Albert

Perasaan sungkan mulai menghampiri Emily,bagaimana tidak seorang Albert akan menyuapinya,jika ini sebuah film maka moment seperti adalah moment yang romantis.Namun ceritanya akan berbeda saat ini karena yang menyuapi nya sekarang adalah seseorang yang hampir membuat nyawa nya melayang.

Melihat ekspresi wajah Emily yang sedikit ragu,Albert mengambil satu sendok makanan itu dan memasukkan nya dalam mulut.

“Kau tenang saja aku tidak akan meracuni mu...sekarang buka mulutmu”perintah Albert sekali lagi.

“Ti..tidak perlu repot tuan...saya bisa makan sendiri”tolak Emily

“Kau yakin bisa makan sendiri?”albert menaikkan salah satu alisnya.

Emily menjawab dengan anggukkan kecil.

“Angkatlah tanganmu dan ambil sendok makan ini”perintah Albert

Entah karena dia gugup atau lupa jika saat ini tubuhnya tengah terluka,dengan cepat dia mengangkat tangan dan setelah itu dia berteriak.

“Aw..aw..aw tanganku...sssttt”teriak Emily diiringi dengan suara rintihan.

“See...bagaimana caramu makan jika mengangkat tangan saja kau tidak sanggup”ejek Albert

Pasrah,hanya itu yang ia bisa lakukannya sekarang mengingat luka yang ia dapat membuat dirinya harus membatasi gerak.

Dengan berat hati Emily harus membuka mulutnya,meskipun dengan rasa canggung yang luar biasa.

Suapan demi suapan Emily terima hingga saat ini dia merasa perutnya sudah sangat kenyang.

“Tuan sudah”ucapnya dengan mulut yang masih penuh dengan makanan

“Ini masih sangat banyak..kau harus habiskan semua ini”perintah Albert

“Ta..tapi saya benar-benar tidak kuat tuan”protes Emily

“Baiklah karena kau tidak bisa menghabiskan makanan ini maka setelah kau pulih,kau harus menerima hukuman”

“Tapi tuan..”ucapan Emily dipotong oleh Albert

“Kalau begitu kau habiskan makanan ini”

“Saya akan menerima hukumannya tuan karena saya benar-benar tidak sanggup lagi”pasrah Emily

Kini Albert meletakkan makanan sisa Emily di atas meja,dan mengambil obat yang sudah disiapkan oleh Dion

“Buka mulutmu”perintahnya

“Saya tidak suka minum obat berbentuk tablet itu tuan”protes Emily

“Benar-benar merepotkan”gumam Albert dalam hati

Tidak mau berdebat lebih panjang lagi,Albert menekan salah satu luka yang tidak di balut dengan perban dan hal itu sontak membuat Emily membuka mulut untuk berteriak

“Aaaaa...”

Ketika mulut Emily terbuka,Albert menggunakan kesempatan itu untuk memasukkan obat ke dalam mulut Emily.

“Mmmmm”Emily ingin memuntahkan pil itu namun tiba-tiba Albert menempelkan ujung botol minum dan menuangkannya ke dalam mulut Emily.

“Uuhhuukk...uhhuukk”

Emily sedikit tersedak karena tindakan Albert yang tiba-tiba.

“Masih tersisa 1 pil lagi,buka mulutmu”perintah Albert lagi.

“Mmmm”Emily menutup rapat mulutnya dan menggelengkan kepala.

Albert memutar otak,mencari cara agar Emily mau membuka mulutnya,jika dia menggunakan cara yang lama sudah dapat di pastikan tidak akan berhasil.

Sebuah ide terlintas di kepala nya,meskipun sedikit gila tapi ini adalah satu-satunya cara.

Salah satu tangannya memegang kepala Emily agar ketika ia melancarkan aksinya Emily tidak dapat melawan,kini ia memasukkan pil itu kedalam mulutnya dan tanpa aba-aba Albert menempelkan bibirnya dengan bibir Emily.

Mendapat serangan yang tiba-tiba tentu saja membuat Emily kaget dan refleks membuka mulut,tidak ingin membuang kesempatan Albert memasukkan pil itu ke dalam mulut Emily.

Setelah memastikan pil itu masuk,Albert menarik bibirnya kembali dari bibir Emily dan menempelkan ujung botol di mulut Emily yang masih terbuka.

“Cepat kau minum airnya”perintahnya kepada Emily yang masih terdiam karena keterkejutannya.

Pil itu mulai terasa pahit dan dengan segera Emily meminum air yang di berikan oleh Albert.

“Sekarang tidurlah”ucap Albert sembari meninggalkan Emily yang masih terdiam.

“Dia mengambil ciuman pertama kU”gumam Emily dalam hati.

“Kenapa bibir itu tidak asing bagi ku”gumam Albert dalam hati.

Albert memilih keluar meninggalkan Emily seorang diri,karena sejujurnya kali ini dia merasa sangat canggung,meskipun ia pernah mencium wanita namun Emily terasa berbeda.

#haireaders

Jika berkenan kalian bisa memberiku sedikit masukan melalui komentar kalian di bawah,,karena jujur aku masih sangat kaku dalam memilih kata(maklum Author pemula)😁.

Tidak lupa aku mengucapkan terima kasih kepada readers yang selalu mendukung aku melalui like dan komentar,walaupun karya kU tidak sebagus karya author yang lain.

Aku harap kalian bersabar menunggu up,karena aku juga harus bekerja di luar sana dan kalian tidak perlu khawatir karena aku akan usahakan untuk up 1 episode perhari nya,jika aku up 2 episode itu artinya aku sedang libur.

Semoga kalian suka dengan karyaku,

#happyreading