Seorang jendral bernama Calsida tewas terbunuh karena sahabat baiknya yang bersekongkol dengan tunangannya. Tapi saat dia terbangun karena cahaya yang datang menghampirinya dia sudah ada di kamar yang tampak berbeda. Calsida yang bertanya kepada dirinya. Saat dia sedang mencari jawaban itu datang pelayan yang memanggil dia dengan sebutan Nyonya Eliza. Pada saat itu juga dia tersadar kalau dirinya berpindah tempat ke tempat lain."Apa ini tubuh milik Eliza,"ucap Calsida.
Tapi apa yang akan terjadi setelah ini. Lalu akankah Celsida menemukan hal yang dia tidak ketahui nantinya tentang Eliza.
jika ingin tahu silakan baca ya kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
E.S 12
“Nyonya ada sekertaris Ben datang berkunjung,”ucap Jeni setelah membuka pintunya.
“Suruh dia masuk,”ucap Calsida. Nezo yang berdiri disamping Eliza dengan tegak seperti ksatrai yang sedang menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab.
“Nyonya maaf sudah menuggu lama. Saya datang ke sini membawa seseorang untuk membantu anda,”ucap Ben setelah masuk.
“Baru tadi aku bertanya kenapa orangnya tidak datang ke sini,”ucap Calsida yang sudah menuggu.
“Maaf nyonya karena baru sekarang saya datang. Kemarin saya ingin datang hanya saja ada pekerjaan yang menuggu saya. Jadi tidak bisa datang ke sini,”kata Ben yang terus terang.
“Jadi siapa orang yang akan membantuku menyelesaikan pekerjaan ini Ben,”kata Calsida.
“Perkenalkan dia adalah Bian adik saya yang akan membantu nyonya menyelesaikan pekerjaan rumah,”ucap Ben.
“Bian. Jadi dia adalah adik kamu. Selamat datang di kediaman duke, mohon bantuannya untuk seterusnya,”ucap Calsida dengan ramah.
“Senang bertemu dengan anda nyonya,”ucap Bian dengan ramah dan sopan.
“Kalau begitu saya akan pergi, jika tidak ada urusan lain nyonya,”kata Ben.
“Tunggu dulu Ben. Ada hal yang ingin aku katakan kepada kamu. Apa kamu bisa duduk dulu?,”ucap Calsida yang segera berpindah tempat duduk.
“Ada apa nyonya?,”ucap Ben yang tidak tahu apa yang akan di bicarakan Eliza kepada dirinya.
“Tadi apa Charlie di ruang kerja saat sarapan pagi atau dia ada di taman, Ben. Aku ingin berkataan jujur kepada kamu sebagai nyonya di rumah ini,”ucap Calsida. Ben mendengar itu sempat terdiam untuk sesaat dan menatap ke arah Eliza yang masih menuggu jawaban.
“Kenapa kamu hanya diam saja apa ada masalah dengan perkataanku ini. Lalu soal keuangan ini kenapa banyak sekali yang hilang. Jika kamu tidak percaya kamu bisa mengecek ulang hasil penghitunganku,”ucap Calsida yang memberikan pertanya kedua kepada Ben.
Ben mengambil lembaran kertas itu di tangan Eliza dan mulai menganalisisi apa yang dikatakan oleh Elia.Bersama dengan Bian juga melihat analisis perhitungan Eliza. Mata Ben dan Bian sangat terkejut dengan laporan yang sangat rapih dan sangat jelas.
“Nyonya soal ini saya tidak tahu. Tapi saya bisa mencari tahu tentang uang itu. Tapi soal taun ada di ruang kerja atau tidak saya tidak bisa mengatakannya,”ucap Ben yang tertunduk. Eliza melihat mata Ben yang menyembunyikan sesuatu hanya bisa menghela nafas.
“Baiklah aku tidak akan bertanya lagi tentang Charlie. Tapi bisa kamu katakan siapa yang mengelelolah keuangan sebelum diriku pegang,”ucap Calsida.
“Itu adalah Fayza. Kenapa nyonya ingin tahu. Apa ada masalah dengan dokumen yang dibuat oleh Nona Fayza?,”ucap Ben yang merasa sedikit curiga. Eliza hanya tersenyum dan meminta Jeni untuk mengambil dokumen yang sudah dia pisahkan. Jeni datang dan meletakan semua dokumen itu kepada Ben dan Bian.
“Kalian bisa mengecek sendiri,”ucap Calsida. Keduanya segera membaca semua dokumen itu. Tampak wajah mereka yang terlihat murung dan tidak percaya.
“Ini pasti ada yang ingin membuat nona Fayza pergi dari sini,”ucap Ben.
“Maksud kamu apa Ben. Apa kamu ingin berkata kalau aku ingin mengusir Fayza dari sini?,”uacp Calsida dengan terus terang.
“Tidak nyonya. Saya tidak menuduh anda melakukan semua ini. Apa lagi anda memegang dokumen ini baru kemarin. Itu tidak mungkin akan melakukan semua ini dalam waktu singkat,”ucap Ben.
“Kakak ucapan kamu itu seperti menuduh nyonya Eliza untuk melakukan kecurangan itu,”ucap Bian yang sedikit membele Eliza.
“Sudahlah aku tidak ingin kalian memikirkan masalah ini. Aku hanya ingin memperlihatkan saja kok. Tidak ada maksud lain,”ucap Calsida. Setelah semua dokumen di baca dengan hati-hati Ben segera pergi untuk menyampaikan masalah ini kepada Charlie.
Bian yang masih tinggal mulai membantu Eliza mendata dokumen yang ada. Setengah hari telah berlalu Bian yang mengamati Eliza dengan seksama. Kalau sikap dari Eliza sangat berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Ben.
Tepat di malam hari di ruangan pesta yang diadakan oleh kalangan bangsawan. Menyembunyikan sebuah rahasia yang tidak disadari oleh kebanyakan orang. Fayza yang datang di perjamuan malam itu berbincang dengan beberapa wanita bangsawan untuk mendapatkan koneksi dan informasi.
Fayza yang sudah lama berbincang naik ke lantai dua. Dimana ruangan pertemuan di adakan. Fayza mendorong pintu tampak seorang sudah menuggu dengan santai.”Kamu sudah datang Fayza,”ucap seorang pria dari keluarga Merques yang baru saja datang.
“Tuan muda Merques anda datang lebih dulu. Apa sudah lama,”ucap Fayza masuk ke dalam. Pintu sudah tertutup kembali.
“Tidak lama bagaimana rencana kamu untuk mendapatkan hari Charlie,”ucap tuan muda Merques.
“Berjalan lancar hanya saja ada perubahan sedikit. Karena Amnesia Eliza,”kata Fayza sedikit kesal.
“Apa maksud kamu Eliza amnesia?,”kata tuan muda Merques.
“Kalau kamu ingin tahu kamu bisa cari tahu sendiri,”ucap Fayza yang acuh tak acuh. Di saat keduanya berbincang dengan amnesia Eliza. Pintu terbuka dengan wajah yang berkarisma masuk ke dalam ruangan.
“Kalian pasti sudah lama menugguku,”ucap orang tersembunyi.
“Tidak tuan. Jadi bagaimana sekarang. Rencana kita membunuh Eliza sudag gagal,”ucap Fayza.
“Itu tidak masalah apa lagi dia sekarang amnesia bukan. Pasti dia sudah lupa dengan apa yang dia temukan. Itu menguntungkan kita untuk sekarang,”kata orang tersembunyi.
“Tapi bukan kita harus tetap waspada kalau dia sudah amnesia. Bagaimana jika dia memiliki catatan dan sebagainya untuk membantu dia untuk mengingatnya,”kata tuan muda Merques.
“Kurasa dia tidak memiliki itu,”ucap Fayza.
“Apa kamu yakin dia tidak memiliki itu,”ucap Tuan muda Merques.
“Itu benar orangku selalu bersama dengan dia. Jadi apa yang dia sembunyikan aku pasti tahu,”kata Fayza.
“Kalau begitu masalah tentang Eliza bukan sudah beres. Tinggal masalah bagaimana kamu bisa menjadi nyonya di kediaman duke untuk mendapatkan akses kekuatan dari Charlie,”ucap orang tersenymbunyi.
“Kurasa akan sulit tuan,”ucap Fayza.
“Kenapa sulit. Apa Charlie memiliki rasa kepada Eliza,”ucap orang tersembunyi.
“Saya tidak yakin. Setelah Eliza amnesia sikap dia sangat berubah. Apa lagi urusan ruang tangga di kediaman duke sudah di ambil ahli oleh Eliza. Jadi aku tidak memiliki kesempatan untuk menggelapkan dana di kediaman duke,”ucap Fayza memberitahukan.
“Apa Eliza mengambil ahli urusan rumah tangga di kediaman duke,”ucap Tuan muda Merques.
“Ada apa?. Apa ada masalah dengan itu?,”ucap Fayza menatap ke arah tuan muda Merques.
“Apa kamu lupa dia dulu sangat pandai dalam urusan dokumen. Bagaimana jika masalah kamu ketahuan olehnya nanti?,”ucap Tuan muda Merques. Fayza tersenyum dengan wajah percaya diri dia berkata,”Kamu tenang saja semua dokumen sudah aku palsukan, tidak ada yang tahu tentang isinya termasuk Ben dan Charlie.”
“Apa kamu yakin akan aman. Jika ada masalah kamu jangan meminta bantuan kepadaku,”ucap tuan muda Merques.
“Sudah yang penting kita lanjutkan masalah kedua ini. Kalau Eliza membuat masalah lagi kita hanya membunuh dia saja, mudah bukan,”kata orang tersembunyi.
“Kalau begitu bagaimana jika kita kirim pembunuh untuk dia sekarang,”ucap Fayza dengan wajah licik..
“Kamu saja yang mengurus aku tidak akan terlibah. Apa lagi ada hal yang harus aku selesaikan tentang tambang dan tempat perbudakan itu,”ucap tuan muda Merques.
“Kalau begitu selesaikan tugas kalian dengan muda. Jangan sampai rencana kita gagal,”ucap orang tersembunyi yang berdiri dari tempat duduk. Segera dia keluar dari ruangan meninggalkan Fayza dan tuan Merques. Tapi apa rencana mereka berjalan lancar?.