Kesalahan satu malam membuat Meisya harus menanggung akibatnya seorang diri. Kekasih yang seharusnya bertanggung jawab atas kehamilannya, malah mengabaikan dan mengira kehamilan Meisya sebagai lelucon.
Meisya yang ketahuan hamil, justru diusir oleh keluarganya dan terpaksa membesarkan anaknya seorang diri. Dia dituntut untuk hidup mandiri dan kuat demi anaknya.
Sampai akhirnya, takdir mempertemukan Meisya dan Ello, mantan kekasih sekaligus ayah dari anaknya. Akankah Meisya bersedia mengungkapkan kebenaran tentang anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahan Semalam Bab 29
Jawaban yang dilontarkan oleh Ello membuat sang ibu terbungkam. Wanita yang telah melahirkan Ello itu kehilangan kata-kata untuk membalas omongan sang putra. Sampai akhirnya, sang ayah ikut angkat bicara.
“Mereka datang membawa CCTV dan sebagainya, itu semua pasti hanya jebakan Ello. Kami percaya kalau kamu nggak akan melakukan hal sebodoh itu!”
Ello memang sudah melanggar kepercayaan yang diberikan oleh orang tuanya. Namun, dia juga tidak bisa menerima ucapan sang ayah jika Meisya sengaja menjebaknya.
“Bukan perempuan itu yang menjebakku, Pa. Tapi aku yang hina ini yang sudah merayu dia! Semua itu karena aku sangat takut kehilangan dia. Aku sangat mencintainya, Pa. Aku nggak rela dia dimiliki laki-laki lain, karena itulah aku merayunya!” balas Ello dengan mata berkaca-kaca.
Sekarang dia menyadari semua kebodohannya. Apa yang dia lakukan untuk mengikat Meisya, nyatanya justru membuat hubungan mereka hancur dan wanita itu semakin tersiksa. Lalu, sekarang entah bagaimana cara Ello memperbaiki semuanya.
Papa Ello menatap wajah sang putra dan sama sekali tidak melihat kebohongan di matanya. “Memangnya kamu yakin kalau itu anak kamu? Bisa saja dia hanya pura-pura hamil, atau hamil dengan laki-laki lain.”
“Meisya bukan orang seperti itu, Pa. Aku akan cari tahu sendiri kebenarannya. Masalahnya, dia bilang kalau dia mengikuti omongan Mama untuk menggugurkannya,” kata Ello dengan kepala tertunduk. “Aku nggak nyangka Mama bisa kasih saran seperti itu, padahal Mama juga sama-sama perempuan. Tapi yang paling bikin aku kecewa, kenapa Mama sama Papa nggak ada bicara sama sekali soal ini sama aku!”
Ello menjatuhkan sendok ke piring hingga menimbulkan suara dentingan yang cukup keras. Rasa kecewa di hatinya sudah membuat laki-laki itu lupa daratan bahwa sebenarnya mereka sedang makan malam di kota yang terkenal dengan keromantisannya itu.
“Kami tidak mau mengganggu kuliah kamu, Ello. Kami tahu kamu sangat berambisi untuk menjadi arsitek dan masalah kecil seperti itu hanya akan menjadi penghalang. Lagipula, kami juga tidak yakin kalau itu anakmu!” sahut sang papa yang mulai dibuat pening oleh tingkah putranya itu.
“Nyatanya itu akan sangat mengganggu masa depanku, Pa! Bagaimana kalau dia malah membesarkan anak-anakku seorang diri? Seumur hidup pun aku nggak akan sanggup membayar rasa sakit perempuan yang aku cintai itu, Pa!”
Ello meninggalkan meja makan tanpa mau memperpanjang perdebatan dengan orang tuanya. Dia sudah sangat pusing dan ingin menenangkan diri untuk bisa menyusun rencana selanjutnya. Setidaknya, dia harus mendapat kejelasan tentang anaknya dan Meisya.
**
**
Setelah pertemuan tidak terduga dengan Meisya, Ello memutuskan untuk mencari tahu tempat tinggal wanita itu selama di Paris. Dia memang memutuskan untuk mencari tahu sendiri dan tidak lagi menggunakan jasa detektif bayaran. Meski tidak bisa mendapat informasi dengan cepat, tapi setidaknya Ello bisa menemukan semua jawaban itu dengan tangannya sendiri.
Berbekal informasi dari sepupunya yang akan menikah, Ello mencari tahu tempat kursus yang diadakan oleh John Valentino. Dia menunggu Meisya keluar dari tempat itu dengan perasaan waswas. Masalahnya, ada beberapa sesi dalam pelatihan itu dan Ello tidak tahu apakah Meisya mengikuti pelatihan di sesi hari ini atau tidak.
Daripada penasaran, dia pun menunggu di tempat itu selama berjam-jam hingga akhirnya para peserta pun keluar. Beruntungnya, dia bisa melihat wajah Meisya yang terlihat sedang terburu-buru.
“Sya!” Ello menarik tangan Meisya dan membuat wanita itu terkejut dengan tingkahnya.
“Mau apa lagi kamu?” tanya Meisya dengan ketus. “Aku sibuk, jangan ganggu aku!” Wanita itu berjalan cepat menuju stasiun bawah tanah untuk bisa bekerja di butik tepat waktu.
“Aku nggak akan ganggu waktu kamu, aku akan ikuti kamu seharian sampai kamu punya waktu untuk jawab semua pertanyaan aku!” balas Ello yang kemudian mengikuti jejak langkah Meisya.
Meisya mengabaikannya dan terus berjalan. Dia lalu membeli tiket di sebuah mesin tiket otomatis untuk bisa naik kereta. Ternyata, Ello juga melakukan hal yang sama. Laki-laki itu benar-benar mengikuti ke mana pun Meisya pergi.
“Kenapa Ello juga ikut naik kereta? Apa dia akan terus menghantuiku sampai aku mengatakan semua kebenarannya tentang anak kami? Atau sebenarnya dia sudah tahu semuanya? Tapi, kenapa dia malah mengejarku terus, bukan malah pulang dan mencari anak-anak?” batin Meisya bertanya-tanya.
***
Kembang kopinya jangan lupa 💋💋 ramaikan komentarnya dong, ranking nya makin turun ini 🙈🙈
tapi untuk kebodohannya luar biasa dan sangat luar biasa.
jempol terbalik buat Ello.
krn di awal dia sudah tdk percaya sm meisya..
Tapi ttep aja semua takdir meisya & ello ini di tangan author.. 😅🤣🤣