seorang guru di sebuah sekolah menengah atas, tak pernah menyangka bahwa liburannya ke desa akan membawa petaka baginya.
perkara burung peliharaannya yang lepas, ia harus berurusan dengan seluruh warga desa, Jono yang berniat menangkap burung beo kesayangannya itu malah menangkap Sisil saat ia menaiki balkon rumahnya, seorang gadis remaja SMA kelas 3.
jeritan Sisil pun menimbulkan salah paham oleh para tetangga, sehingga Juno dituntut untuk bertanggung jawab dengan menikahi Sisil.
awalnya ia menolak karena ia juga sudah mempunyai kekasih hati di kota
demi menenangkan warga desa ia terpaksa menikahi Sisil secara rahasia yang hanya dihadiri oleh beberapa warga saja.
akankah Juno tetap merahasiakan istri kecilnya itu dari semua orang? atau malah menceraikannya demi kekasihnya di kota?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur_ha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataan yang di sembunyikan
"Juno!!" Lengkingan Alya memecah kesunyian malam terasa menderu di telinga.
Kelopak mata tak nyaris dapat mengerjap tumbuhnya membeku di antara rasa terkejut. Pemandangan yang ia temukan seperti pedang yang menghunus jantung, sakit dan perih .
Di depan matanya sendiri, dia melihat betapa sang kekasih begitu menikmati sentuhan bibir dari seorang gadis yang selama ini Aku ingin sebagai kerabat.
Sementara Juno yang baru saja kedapatan itu langsung melepas penyatuan dengan Sisil. Menoleh ke arah dinding batas antara ruang tamu dan dapur.
"Apa-apaan kalian berdua?" Cecar Alya, masih dengan nafas terasa berat. Matanya berkilat memancarkan amarah yang meletup-letup "Jadi seperti ini kelakuan kalian di rumah?"
Sisil yang sama terkejutnya pun langsung tersadar begitu mengendus bau gosong, Ia segera bangkit dan mematikan kompor . Bulan asap terlihat dari sana, Ia terdiam tak berani menoleh kepada tamu baru saja hadir di antara mereka.
"Kenapa masuk nggak kentuk pintu dulu?" Tanya Juno
Alya tertawa sinis "Sejak kapan kamu peduli aku Ketuk pintu atau tidak, Kamu sendiri yang membebaskan aku masuk ke rumah ini kapan saja. Sekarang Jelaskan apa yang barusan aku lihat !"
Mendekati sang kekasih, Juno menarik pergelangan tangannya. Ayo kita bicara di dalam saja
"Kenapa nggak di sini saja?" ketus Alya yang masih marah dengan meluap-luap
"Please!!" ucapkan Juno
Mau tak mau Aliya mengikuti sang kekasih. Ia pasrah ketika Juno menggiringnya menuju ruangan keluarga, di sana keduanya dapat bicara secara leluasa.
Tatapan penuh tuntutan dilayangkan Alya kepada Juno atas hal yang tak pantas baru saja ia pergokii dengan mata kepalanya sendiri.
"Kamu bilang, dia keponakan kamu dari kampung. Apa pantas kalian berbuat seperti itu?" Cecar Alya, matanya dipenuhi kilatan amarah dan kecewa
Juno menarik nafas dalam-dalam, Ia pun sama bingungnya. Niat semula hanya menolong Sisil yang terkena percikan minyak panas. Apa Daya dirinya seolah terhasut nafsu dan tak kuasa untuk menghindar.
"Aku akan ceritakan semuanya kalau kamu mau menurunkan sedikit emosi, Aku nggak suka bicara dalam keadaan sama-sama emosi" balas Juno
Juno yang mengusap lelehan air mata yang mengalir di pipi, berusaha untuk mengurangi amarah yang seolah mampu membakar tubuhnya.
"Kamu ada penjelasan apa untuk yang aku lihat tadi? Jangan bilang kamu dan Sisil ada hubungan gelap?"
"Al....."
"Aku butuh jawaban Juno!" Pekik Alya
Selama beberapa saat juno terdiam. Memilih rangkaian kata dalam benaknya, tidak mudah mengungkap Status hubungannya dengan Sisil, namun Alya sudah terlanjur memergoki mereka dan tak ada alasan untuk mengelak.
"Sebenarnya Sisil bukan keponakan aku"
"Jadi selama ini Kamu membohongi aku dan semua orang?" Alya kembali bersulut amarah
"Dengar dulu Al! Jangan memotong!"
"Oke!" wanita itu memilih mengalah, meskipun hatinya benar-benar dongkol
"Ceritanya panjang, kamu juga tahu kalau aku ke desa itu untuk mencari orang yang dijodohkan dengan aku dan membatalkan Perjodohan kami. Tapi sebelum aku menemukan dia, sebelum insiden terjadi dan menimbulkan salah paham"
"salah paham?" Tanya Alya penasaran
Juno lantas menceritakan kejadian yang memalukan mengakibatkan dirinya harus berurusan dengan seluruh warga desa, termasuk Sisil yang dikeluarkan dari sekolah dan menanggung malu hingga nyaris mengakhiri hidupnya.
Juga tentang desakan Ipin seluruh warga desa lainnya. Sebuah kejadian yang menempatkan juno pada pilihan sulit dan tidak ada memiliki jalan lain.
"Aku terpaksa bertanggung jawab dan menikahi Sisil!" Ucap Juno, membuat air mata Alia semakin menganak sungai
"Jadi sisil itu adalah istri kamu?"
Juno mengangguk pelan, terpaksa Ia akui Status hubungannya dengan Sisil. Ia aku minta maaf kalau harus menyembunyikan semua ini dari kamu.
Rasanya Alya benar-benar tidak percaya dengar Pengakuan dari Juno. setahunya kekasihnya itu bukanlah seseorang yang mudah terinmidasi oleh keadaan. Apalagi jika hanya berhadapan dengan warga desa yang menurutnya begitu tidak paham akan hukum.
"Tapi kenapa kamu harus menikahi dia ? Kamu bisa memberi kompensasi berupa uang kan?"
"Aku sudah coba Al, tapi mereka tidak terima dan tetap menuntut aku untuk menikahi sisil. Aku nggak bisa apa-apa, apalagi rekaman video itu ada di tangan mereka, kalau tersambar bayangkan apa yang akan terjadi."
Alya masih terinsap-insak, hatinya perih mengetahui fakta bawa kekasihnya yang sangat ia banggakan itu ternyata adalah sudah menjadi suami orang. Lebih buruk lagi wanita yang menjadi istrinya Juno adalah murid mereka sendiri.
"Sudah sejauh mana hubungan kamu dengan?" Alya melayangkan tatapan curiga
"Enggak sejauh yang kamu bayangkan"
"Bullshit!!" Maki Alya "Barusan aku Mergokin kamu ciuman sama dia, apa jangan-jangan kamu sudah sering tidurin dia?"
"Ya ampun Al" Juno sudah mulai kehilangan kesabaran
kamu Laki-laki normal Juno! laki-laki mana yang akan tahan berada satu rumah dengan perempuan yang sebenarnya halal untuk dia sentuh! Bullshit, banget kamu bilang kalau tidak tergoda meskipun dia anak kecil, culun dan nggak menarik sama sekali!"
"Kamu kejauhan mikirnya"
"Kamu yang kejauhan bertindak! Bahkan untuk hal yang seperti ini saja kamu rahasiakan dari aku! Kalau tadi aku nggak pergokin Kalian, Sampai Kapan kamu akan membohongi aku?"
Merasa tak ada gunanya memberi penjelasan secara lisan tanpa bukti, Juno melangkah menuju kamarnya dan kembali beberapa menit.
Sebuah map berwarna coklat Ia geser ke hadapan Alya
"apa ini ?"
"Buka aja dan baca baik-baik"
Dalam jiwa yang dipenuhi amarah, Alya membuka map dan mengeluarkan beberapa lembar kertas dari sana. Kata demi kata yang ia baca dengan teliti tanpa melewati satu bait pun
"Kamu lihat sendiri, hidup perjanjian tertulis antara aku dan Sisil. Poin pertama sudah jelas Kalau kami hanya menikah kontrak dan akan berpisah setelah kelulusan. poin ke dua tidak ada hubungan badan , dan juga perjanjian lainnya".
Alya tak langsung mempercayai Juno, bisa saja semua isi perjanjian ini sudah ia Langgar. "Lalu ciuman tadi?"
"Aku nggak tahu Al, aku hanya reflek, nggak ada niat ke sana"
"Dengan gampangnya kamu ngomong reflek !" cibirnya "sekarang baru ciuman, bisa saja nanti kamu nggak sadar untuk tidur dengan dia"
"Ini yang bikin aku nggak ceritain masalah ini ke kamu", tutur Juno "kamu curiganya berlebihan"
"Gimana aku nggak curiga kalau aku masa kamu semakin jauh dari aku? Pantas saja kamu berubah, ternyata sudah menjadi suami orang. Apa kamu akan meninggalkan aku karena sudah ada Sisil?" Air mata wanita itu kembali mengalir. "Atau jangan-jangan kamu sudah ada rasa sama dia?"
"Aku nggak ada perasaan lebih terhadap sisil, selain tanggung jawab"
Sebisa mungkin Alya berusaha agar tidak terpengaruh
"Lagian kalau aku mau ninggalin kamu, sudah dari awal. Sejak tahun aku dijodohkan dengan orang lain!"
"Kalau begitu Ceraikan Sisil sekarang! Talak dia di depan aku!"
Juno menatap dingin, fokusnya kemudian tertuju kepada Sisil yang berdiri terpaku di ruangan tengah.
.
.
.
.
Bersambung....