NovelToon NovelToon
Pengantin Untuk Calon RI 1

Pengantin Untuk Calon RI 1

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: Sirchy_10

Seorang Duta Besar Republik Indonesia yang bertugas di Belanda, diperintahkan pulang oleh pimpinan Partai, untuk dicalonkan sebagai Presiden pada Pemilu 2023. Dialah Milano Arghani Baskara. Pria mapan berusia 35 tahun yang masih berstatus single. Guna mendongkrak elektabilitasnya dalam kampanye, Milano Arghani Baskara, atau yang lebih dikenal dengan nama Arghani Baskara, diminta untuk segera menikah. Tidak sedang menjalin hubungan dengan wanita manapun, Argha terpaksa menerima Perjodohan yang diatur oleh orang tuanya. Dialah Nathya Putri Adiwilaga. Wanita muda berumur 23 tahun. Begitu Energik, Mandiri dan juga Pekerja keras. Nathya yang saat ini Bekerja di sebuah Hotel, memiliki mimpi besar. Yaitu melanjutkan pendidikan S2 nya di Belanda.

Akankah cinta beda usia dan latar belakang ini bersemi?
Mampukah Nathya menaikkan elektabilitas suaminya dalam berkampanye??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sirchy_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 12

Setelah emosi Nathya mereda ia pun turun ke ruang tamu untuk menemui sang ayah. Sebelum itu, Putri sulung keluarga Adiwilaga, sudah membasuh wajahnya terlebih dulu. Tidak lupa mengenakan make up tipis- tipis untuk memudarkan wajah sembabnya. Pakaiannya pun sudah di ganti dengan yang lebih nyaman dan enak di pandang. Dres dibawah lutut. Bundanya yang meminta Nathya mengenakan pakaian seperti itu, untuk menghargai tamu yang datang. Wajar saja bukan? Karena yang datang bukanlah tamu sembarangan. Namun yang mempunyai pengaruh besar. Putra terbaik Indonesia.

Senyuman manis Argha berikan pada Nathya yang duduk berseberangan dengannya. Bunda dan ayahnya pun turut tersenyum melihat penampilan sang anak yang tampak anggun dan sungguh manis, seperti gula Jawa meski mereka keturunan Sunda.

Nathya yang sempat bersitegang dengan bundanya perkara bendera kuning polos, berusaha menerima alasan tersebut untuk sementara, menjelang bendera resmi dari partai Golkar benat dikirim ke rumah mereka, lalu dikibarkan di rumah maupun di lingkungan tempat tinggalnya.

Keluarga Adiwilaga ini, memang memiliki inisiatif tinggi. Tak ada rotan, akar pun jadi. Belum ada bendera Golkar secara resmi, maka bendera kuning polos pun jadi. Nathya sungguh ingin sekali memensiunkan diri, menjadi anak sulung keluarga Adiwilaga ini. Namun, jika tidak dengan keluarga Adiwilaga, dirinya juga belum tentu ada di dunia. Serba salah memang. Tapi sudahlah.

"Kak," panggil sang ayah yang kini terlihat serius. Membuat Nathya justru merasa deg- degan. Karena sebelum ini, sang ayah tidak pernah terlihat seserius ini. Nathya pun tidak lekas menjawab, melainkan mendengar dulu. Bahkan Narayu yang duduk agak jauhan dari ayah bunda dan kakaknya, memusatkan perhatian pada kepala keluarga. Hal apa kira- kira yang ingin disampaikan bapak Adiwilaga yang tak pernah serius ini, fikir Narayu. Begitu pun dengan Nathya.

Argha, si Mantan Dubes Indonesia itu juga memberi atensi yang cukup intens pada putri sulung keluarga Adiwilaga itu. Membuat Nathya tidak paham sama sekali dengan situasi saat ini. Mengapa Arghani Baskara datang ke rumah mereka?

Bukankah seharusnya, jika Argha yang datang ke rumah mereka, Bundanya akan terlihat seperti cacing kepanasan? Akan sibuk mempersiapkan kebaya, sanggul yang paripurna hingga jamuan yang mewah. Bahkan merubah tatanan rumah. Namun yang terlihat sekarang, bunda Ratu Orion itu terlihat tenang bisa- biasa saja. Seolah kedatangan Arghani Baskara sang Idolanya ini, tidak perlu di hebohkan. Bukankah semua orang di atas rumah ini mencurigakan? Pikir Nathya.

"Beliau ini, Milano Arghani Baskara, kakak pasti sudah tau kan?" sambung sang ayah masih dengan keseriusannya.

Nathya sedikit mengerutkan dahinya, lalu memberi tatapan yang sulit diartikan pada sosok berwajah kecintaan bundanya ini.

"Milan berkunjung kemari mau mengatakan sesuatu ke kakak."

"Ya! Mengatakan apa?" tanya Nathya berusaha terlihat kalem namun tetap slay. Meski pun jantungnya ingin meloncat keluar saking deg- degan nya.

"Silahkan, Milan. Om kasih waktu buat kamu bicarakan langsung dengan Thya."

Argha hanya tersenyum simpul, menatap ke arah bapak Adiwilaga. Dahi Nathya tampak bertaut tajam. Sebentar, rasanya ada yang salah disini. Kenapa dua lelaki di hadapannya ini tampak sudah akrab? Dan kenapa ayahnya memanggil Argha dengan sebutan Milan?

Fokus Nathya benaran buyar. Antara ingin tahu apa yang ingin di katakan Argha dan hubungan apa yang dimiliki sang ayah dengan Argha?

Apakah sebenarnya mereka ini Pak de dan Ponakan? Apakah sebetulnya sang ayah adalah adik dari ibu Argha? Apakah sebenarnya keluarga Adiwilaga juga orang kaya raya tajir melintir mempunyai aset hingga Milyaran atau bahkan Triliunan seperti keluarga Baskara? Namun memilih hidup pura- pura miskin untuk menghindari Dirjen pajak? Atau mungkin ayah dan bundanya sedang menguji dirinya dan juga Narayu. Mendisiplinkan diri, agar bisa hidup prihatin?

Ahh! Penin**g! Nathya tidak mau berpikir terlalu berat lagi. Sudah terlalu pusing. Bisa- bisa ia di diagnosa vertigo lagi!

"Hallo Thya, aku Argha."

Tahu. Nathya sudah tahu. Anda itu Arghani Baskara. Mantan Dubes Indonesia federasi Belanda. Anda juga anak owner tempat

"Saya Nathya."

Argha tersenyum. Melani benar, anak sulung Adiwilaga ini betulan cantik dan manis. Putra sulung Baskara yang terkenal sulit mengungkapkan isi hati sedari dulu, mengakui ucapan Melani itu.

"Om, tante. Tujuan kedatangan saya kemari adalah, ingin membicarakan sesuatu yang serius dan tulis daei dalam hati."

Adiwilaga dan sang istri yang sebenarnya tidak tahu maksud kedatangan anak daei mantan Ketua MPR Indonesia periode 2009-2014 itu memilih kalem. Narayu pun begitu. Namun, fellin**g si bungsu cukup buruk, seolah akan terjadi hal besar yang akan menimpa kakak kesayangannya yang masih kekanakan perkara sosis Kanzler

Argha menari napas, sebelum melanjutkan ucapannya. Sementara 4 penghuni di rumah itu tampak menahan napas saking

 penasarannya.

"Saya tidak yakin, apakah papa sudah mengatakan rencana saya atau belum. Namun, saya ingin memperjelas."

Nathya tampak menghela nafas. Entah kenapa ingatannya tertuju pada Om Bambang dan Tante Dewina yang sempat berkunjung beberapa hari yang lalu.

"Thya, saya satang kesini bukan sebagai mantan Staff kepresidenan. Bukan juga sebagai Diplomat muda ataupun sebagai Duta besar Indonesia. Saya datang kesini sebagai laki- laki biasa. Satu hasrat yang tulus dan murni, ingin saya sampaikan khususnya pada kamu. Dengan disaksikan ayah, bunda dan juga Narayu."

Owh Lord. Tidak bisakah Argha ini to do point saja? Lala betul kata- kata pembukanya. Sekarang bukan sedang berpidato. Tidak bisakah hanya, Thya tujuan saya datang kesini adalah.

"Sebelumnya, saya mohon sama kamu untuk mendengar dengan baik. Karena saya tidak akan mengulang untuk meminta."

Ucapan kata pembukanya belum juga usai. Nathya sudah sangat tertekan duduk berhadapan dengan Argha ini. Sebenarnya pria ini ingin mengatakan apa? pikir Nathya. Dia pikir, semua wanita sanggup berlama- lama dengan posisinya sekarang. Bahkan untuk bernafas pun, rasanya begitu berat. Debaran Jantungnya sudah tidak terkendali. Ritme nya begitu kencang. Seperti ingin meledakkan dadanya.

Sementara Adiwilaga dan istrinya tampak saling menggenggam tangan, seolah sedang mentranfer kekuatan.

"Berkenankah kamu belajar mencintai saya? Melangkah bersama saya di setiap fase kehidupan kita? Dan menemani saya sepanjang usia?"

Alangkah manisnya kata- kata yang terucap dari bibir tipis Argha itu. Membuat Nathya terbius hingga tak mampu berkata- kata. Fokus anak itu tidak buyar. Konsentrasinya pecah. Bahkan ia merasakan sesak di dada, karena lupa bagaimana cara bernapas. Sulit diterima

"Saya ingin mempersunting kamu sebagai pasangan saya."

...--------------------------------...

Nathya menolaknya. Terlalu cepat untuk mengubah status KTP dari lajang menjadi menikah, hanya untuk mewujudkan impian bundanya yang ingin memiliki menantu yang luar biasa seperti Argha.

Nathya tidak memerlukan waktu untuk berfikir panjang, karena ia punya hak untuk tidak terlibat dalam hidup Argha. Nathya bisa membayangkan betapa rumit kehidupannya nanti, apabila dirinya menjadi pasangan laki- laki dominan ini.

Lagipula, Nathya tidak mengenal Argha dengan baik. Mereka hanya bertemu satu kali. Dan pertemuan itu hanya sepintas. Layaknya nyamuk yang melintas di telinga lalu berdengung dan menghilang setelah itu.

Kesimpulan sementara yang Nathya ambil untuk Argha adalah, rendah hati pada setiap orang, ringan tangan, gemar membantu orang lain dan merupakan sosok yang hebat. Namun itu semua hanyalah penilaian luar. Entah bagaimana dengan yang didalam. Siapa yang tau.

Nathya tidak ingin membeli kucing dalam karung. Dirinya tidak mau bersikap masa bodoh dalam mencari pendamping. Bagi Nathya, menikah hanya dilakukan sekali seumur hidup.

Meskipun Argha kaya raya tujuh turunan yang benar- benar merupakan tipe lelaki idaman, namun ia jelas tidak boleh menilai dari satu kebaikan saja. Sementara, ada sembilan hal buruk yang berpotensi merusak kesehatan mentalnya di kemudian hari.

Nathya sebenarnya tidak menyangka, bahwa orang tuanya merupakan 'teman' dari om Bambang dan tante Dewina yang kaya raya itu. Dirinya benar merasa tertipu oleh ayah dan bundanya sendiri. Bahkan tega mengkambing hitamkan sang kakek yang sudah tinggal bersama tuhan.

Orang tua Nathya mengatakan bahwa teman kakeknya lah yang akan berkunjung. Namun faktanya, jelas- jelas yang datang adalah teman mereka berdua. Pantas saja Melani yang berwajah sedatar papan selancar itu, akrab sekali dengan ayahnya. Mana tidak sungkan meminta makan. Ditambah lagi Argha yang ternyata adalah Milano yang mereka sebutkan sebagai anak sulung dari Om Bambang dan tante Dewina. Auh ah pening.

Namun Nathya terpikirkan, bagaimana cara kedua orang tuanya mengenal pasangan Baskara yang ternyata masuk ke daftar 30 orang terkaya di Indonesia?

Dan Akhirnya Nathya mencari tahu tentang seorang Milano Arghani Baskara di Internet.

Haruskah Nathya mencurigai kedua orang tuanya? Dan adakah rahasia yang mereka sembunyikan lagi dari anak- anaknya?

Sekarang kepala Nathya tampak pening, karena memikirkan apakah bundanya benar- benar Ratu Orion penguasa Galaksi dan ayahnya adalah ajudan bundanya yang bergelar polisi bulan sabit, bernama Khalifah Putra.

Mungkin saja pernikahan mereka yang tidak mendapatkan restu dari penguasa alam, namun mereka tetap memaksakan kehendak, hingga Nathya lahir dengan membawa kutukan menjadi si pahit lidah. Buktinya yang Nathya katakan, sering kali benar- benar terjadi. Misalnya ketika ia berada di kantor polisi dan menyebutkan bahwa suaminya adalah mantan Dubes.

Tapi, Nathya sudah menolak lamaran Argha. Apakah tandanya, ia tidak akan menjadi sipahit lidah lagi?

Intinya adalah Nathya tidak berniat untuk menerima lamaran dan menikah dengan Argha. Daftar impian yang panjang, ditambah dengan dirinya yang telah mengikuti tes Beasiswa S2 di Belanda tahun ini, membuat Nathya yakin untuk mengatakan tidak.

Lagipula, kenapa Argha mau menikahi anak ingusan sepertinya? Dapat ide dari mana om om tampan yang satu ini?

Apakah dirinya tidak melihat perbedaan usia mereka yang lumayan jauh? Nathya pasti akan kesulitan beradaptasi dan mengimbangi kehidupan Argha kelak. Selama ini Nathya hidup seperti Serigala liar, sering mengumpat berkata- kata kasar. Sedangkan Argha, terlihat penuh manner dan eksklusif. Nathya tentu saja merasa minder. Apalagi setelah melihat secara langsung kehidupan sosok tuan besar Arghani Baskara.

Yang Nathya tidak habis pikir, kenapa laki- laki dominan ini tidak mencari pasangan yang setara, yang usianya tidak terpaut jauh dan memiliki latar belakang yang sama seperti dirinya?

Nathya yakin, dengan sosok seperti Argha yang Istimewa akan banyak wanita yang mengantri untuk menjadi pasangannya. Argha hanya tinggal memilih dan memilah, wanita seperti apa yang ia inginkan. Bahkan putri dari Naga sembilannya Indonesia pun, pasti bertekuk lutut padanya.

Argha terlalu langit untuk Nathya yang tanah. 😩

Meski begitu, Nathya tidak bisa mengacuhkan raut kecewanya Argha, saat ia mengatakan "Maaf, saya tidak bisa menikah dengan pak Argha."

Ya, walaupun tidak terlalu lama Argha menunjukkan ekpresi kecewanya, Nathya tetap merasa sudah jahat sama Argha. Ia membayangkan perjuangan Argha yang datang melamarnya secara langsung. Argha yang menurunkan harga dirinya sebagai mantan pejabat elite untuk RI dan merendah dengan mengatakan dirinya datang bukan sebagai seorang laki- laki yang mendapatkan ribuan penghormatan.

Laki- laki itu luar biasa rendah hati. Ia tidak marah atau bersikap arogan dengan mengacaukan rumah kediaman Adiwilaga. Argha tetap tersenyum sembari memberikan pernyataan yang mampu menenangkan perasaan Nathya. Dengan mengatakan Nathya tidak salah apabila menolak lamaran Argha. Memahami keadaan Nathya yang pastinya memiliki jutaan pertimbangan untuk dapat mengatakan 'iya'.

Bunda Seruni juga sama. Beliau tidak menyalahkan Nathya yang tidak bisa memenuhi keinginannya untuk memiliki menantu seperti Argha. Ayah juga memberi Nathya dukungan. Mengatakan bahwa Nathya tidak mengambil keputusan yang salah.

Nathya cukup lega mendengar itu semua. Orang tuanya tidak menyalahkan keputusannya. Namun, dirinya benar- benar tidak bisa mengacuhkan rasa tidak enaknya, kala Argha pergi dari rumahnya tampa mendapatkan tujuannya.

Sialnya lagi, hal itu terus mengganggu pikirannya hingga 1 hari kemudian. Atau, apakah karena dirinya menerima pemberitahuan melalui email, bahwasanya pengajuan beasiswa Nathya ditolak untuk yang kedua kalinya?

Nathya menghela napas, tidak mengerti dengan diri sendiri. Rasanya campur aduk, membuatnya ingin menangis meraung- raung.

1
sarytaa
kmn lh novel ni, gk up lg kh?
sarytaa
mna nih thya, gak up² dr kmaren.
nunggu loh ini
sarytaa
dasar nenek lampir kau selena. udh tua mau bandingin sma yg muda. 👵

ayo thya, kekep truss. jngan ksih celah buat mantan alias sidugong.

smngat thor, up trus.... hehe
sehat sllu. 💖💖💖💖💖
Purnama Pasedu
keren arga
sarytaa
cpet bnget deh habis nya.
dri kmrin kutunggu up
Fauziah Rahma
nunggu titik klimaks nya
LV Edelweiss
🤣🤣🤣🤣 bengek lah
sarytaa
hshshahhaahahah, nat nat...... wkwkwkkw.
double dong thor!?
pling kutunggu upnya
Purnama Pasedu
nath,,,,keselek ludah gitu
Fauziah Rahma
😂😂
Ririn Susanti
nathaya... kenapa bawa2 kutang segala/Facepalm/
LV Edelweiss
astaga,, apa-apaan ini 😆🤣
sarytaa
seneng bnget dpt notip up novel ini. cuma crita kk ini yg kutunggu upnya di NT skrang.

smoga kk othornya khilap up lg. hehehhe.
smngat kaka
sehat selalu 😍😍😍😍😍😍😍😍
LV Edelweiss: mampir di novel ku juga kk... 😁
total 1 replies
Purnama Pasedu
thaya nggak mau arga ingat selena
Fauziah Rahma
semoga ada peningkatan hubungan argha sama nathya
sarytaa
lgi..... lanjutkan.....
hehehe up
Purnama Pasedu
cuek aj thya
sarytaa
smngat up thor.
sarytaa
thya kamu kemna? kok engk up sih, dr kemaren loh blm ad up. kutnggu² nih.
Purnama Pasedu
Milan bohong y
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!