Kehidupan Gracel berubah di saat seorang bocah berusia 5-tahun memanggilnya dengan sebutan Mommy di atas bus, karena anak itu terus saja memanggilnya Mommy pada akhirnya seorang duda yang merupakan Ayah anak itu menawarkannya sebuah kerja sama.
Dia ingin membiayain hidup serta biaya kuliah Gracel, syarat menjadi Mommy anaknya tersebut.
Akan kah, Gracel ingin menjadi Mommy anaknya? Atau dia memilih untuk membiayai hidupnya sendiri yang sering tak berkecekupan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34 ~Mommy Untuk Anak Duda~
Gracel saat ini sudah berada di ruangan wawancara. Dia berdiri saat HDR Manager telah datang.
"Selamat pagi," sapa Manager tersebut.
"Pagi, pak," balas Gracel ikut duduk kembali.
"Atas nama Gracel Bianca?" tanya Manager tersebut membuka dokumen Gracel.
Gracel mengangguk. "Betul, pak," jawabnya.
"Di panggil apa nih?"
"Racel aja, pak."
Manager tersebut mengangguk.
"Kenalin saya Hardy karim, Manager HBR."
Racel mengangguk.
Dia pun mulai mengwawancarai Gracel.
"Lebih lanjutnya, bapak bisa memeriksa ijazah saya," ujar Gracel menyodorkan ijazah lulusan S1nya dengan sopan ke manager tersebut.
Manager itu manggut-manggut. "Bagus," pujinya. "Akan ku pertimbangkan, mungkin sampai di sini aja dulu wawancara kita. Terima kasih pada Dr. Gracel Bianca, semoga anda bisa menjadi salah satu dokter di rumah sakit kami ini. Saya meminta maaf bila ada kesalah pengucapan yang telah saya sebutkan tadi." Pak Hardy menjamat tangan Gracel.
"Tak, masalah pak," jawab Gracel.
"Sebelum benar mengakhirnya, apa anda ingin bertanya sesuatu?" tanya manager tersebut.
"Tentu pak, apa boleh saya bertanya sampai kapan Interview ini?" tanya Gracel.
"Belum di tentukan, karena masih banyak yang ingin di wawancarai. Saya akan memberi tau anda lewat email," jawab pak Hardy.
"Baik pak."
Usai wawancara hati Gracel sedikit lega. Semoga dia di terima di rumah sakit besar tersebut.
Dia sedang menunggu taksi di depan rumah sakit Dokcerfamily.
Gadis itu asik bermain ponsel tiba-tiba sebuah mobil hitam Berhenti di depannya. Gracel memundurkan langkahnya agak menjauh dari mobil tersebut.
Mobil tersebut terbuka dan memperlihatkan dua pria bertubuh kekar yang mengampirinya, pria itu menarik tangannya dengan paksa ke dalam mobil.
Gracel terus merontak bahkan berusaha memukul kedua pria itu namun apa daya dia kalah kuat.
Dia berteriak namun di di sana sepi tidak ada yang akan menolongnya.
"Apa yang kalian lakukan, brengsek," teriak Gracel terus memberontak. "Gue gak punya masalah dengan kalian, lepasin!"
Gadis itu terus memberontak, akhirnya satu pria tersebut membiusnya hingga tak sadarkan diri.
****************
Gracel membuka matanya namun hanya kegelapan yang dia dapat bahkan mulutnya telah di solatip, tangannya di ikat kebelakang.
Dia meringis kesakitan di aera kepala dan badannya.
"Telowng," teriaknya dengan tidak jelas. "Ya Allah apa ini?" tanya Gracel dalam hati.
"Mas Revan, tolongi aku mas," jeritnya dalam hati. "Aku takut," keluhnya sambil terus memberontak namun tidak ada pembalasaan, akhirnya pun diam.
Dia mulai menangis karena ikatan makin kencang di tubuhnya. Suara ketawa kedua pria itu membuatnya semakin takut.
"Lepaso, ako." Gracel berusaha bersuara. Dia mulai berfikir cara dia melepaskan diri, kalau seperti ini dia bisa mati di tempat.
"Cantik," puji salah pria yang ingin memegang badan Gracel namun cepat-cepat dia memundurkan kursinya.
"Lo mau di hajar?" tanya pria satunya.
Pria itu saling berbisik.
"Bos," sahut mereka memundur.
Suara langkah kaki terdengar dari indra pendengaraan Gracel. Langkah tersebut mengampirinya.
Gadis itu mulai was-was, takut orang itu berusaha melecehkannya.
"Tolong," teriak Gracel dalam hati. Dia mulai terisak, tangannya sudah bergetar hebat merasa takut.
"Arkk," pekik Gracel saat orang itu membuka selotip di mulutnya dengan tidak pelan-pelan. "Siapa kau?" tanya Gracel membolak-balikan wajahnya.
Orang itu mendekatkan wajahnya ke arah Gracel sehingga Gracel mendapatkan hambusan nafas orang itu.
"Hembusannya tidak asing," gumamnya. "Lepasi aku!" bentak Gracel.
Bukannya di lepaskan orang tersebut malah menggigit telinganya membuat Gracel menjerit.
"Jangan!" cegahnya. "Kau siapa sialan? Apa mau mu?"
Bukannya menjawab pertanyaan Gracel, orang tersebut mencium tangannya.
"Ck sialan, mes*m," teriak Gracel. "Jangan ku mohon," cegahnya.
"Tolong sebut namamu!" teriak Gracel.
Orang itu mengode ke anak buahnya.
"Bos kami tidak ingin menjawab pertanyaanmu," sahut salah satu pria yang sudah menculiknya.
"Kalian tuh manusia-manusia jahat! Bisa-bisanya tidak mempunyai hati nurani!" teriak Gracel.
"Apa ya, sayang?" tanya orang itu berbisik tepat di depan telinga Gracel, Gracel terkejut saat mengenali suara tersebut.