Astin yang sakit 3 hari telah meninggal duni, tetapi sebuah jiwa yang tersesat mengambil ahli tubuhnya.
Astin lalu berubah menjadi sangat berbeda, memberi kejutan pada orang-orang yang selama ini menghina Astin.
Kejutan apakah itu?
Yuk baca untuk mengetahuinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Berburu tas limited edition
Setelah berkendara kurang dari 10 menit, akhirnya Astin tiba di sebuah pusat perbelanjaan yang merupakan pusat perbelanjaan terbesar di ibukota.
Pusat perbelanjaan ini pun di bawah naungan perusahaan keluarga suaminya, tetapi Ini pertama kalinya Astin menginjakkan kaki di tempat itu, sebab sejak menikah dengan Arga, dia tidak memiliki kesempatan untuk berjalan-jalan kecuali apabila diajak oleh Chika.
Sementara ketika Chika mengajaknya keluar, perempuan itu akan mengajaknya ke tempat-tempat yang tidak berhubungan dengan keluarga suaminya.
Saat memasuki pusat perbelanjaan, Asti melihat sekitarnya, tampak ramai sebab sehari itu ada sebuah pertunjukan di lantai dasar.
Astin mengabaikan pertunjukan tersebut dan memilih naik ke lantai atas dan mengelilingi pusat perbelanjaan sampai perhatiannya dicuri oleh sebuah toko dari brand ternama yang menjual berbagai pakaian dan aksesoris wanita.
Tap tap tap...
Astin melangkah masuk dan mendapati lebih dari 10 orang berbelanja di tempat itu sehingga para pelayan tampak sedikit kewalahan karena harus berbagi diri untuk melayani setiap pelanggan.
Dia pun tidak mendapatkan seorang pelayan yang menemaninya, namun astin masih tetap berjalan-jalan melihat satu persatu pajangan di tempat itu.
'Hm,,, sepertinya kartu kredit pemberian suami tercinta harus dikuras hari ini,' pikir Astin dalam hati yang mana Dia memiliki kartu kreditnya sendiri yang kemudian setiap bulan akan ditransferkan uang dari tuan besar, namun jumlahnya tentu tidak cukup untuk membeli lebih banyak barang.
Jadi Astin memilih beberapa barang di sana, namun begitu, dia masih tidak bisa membeli sebuah tas limited edition karena dia bukan pelanggan tetap di toko itu dan kreditnya belum cukup.
Jadi ketika dia membayar di kasir, dia menatap sang kasir dengan tatapan yang begitu ramah, "aku sangat menginginkan tas yang ada di sana itu untuk hadiah bagi ibu mertuaku, dia pasti sangat menyukainya, Bisakah kau,,, membantuku mendapatkannya?" Tanya Astin dengan penuh kehati-hatian.
Sang pelayan melihat tas yang dimaksud oleh Astin, lalu kembali melihat layar monitornya, kredit Astin belum cukup dan terutama Ini pertama kalinya Astin berbelanja Di toko mereka sehingga dia berkata, "Maaf sekali, tapi kami sudah kehabisan stok untuk tas itu, yang ada di sana itu hanya pajangan saja."
"Ah,,," Astin menghela nafas, dia tidak mengatakan apapun lagi dan hanya membuka tasnya untuk mengambil kartu kredit.
Ketika Astin baru mendapatkan dompetnya yang berisi kartu kredit, saat itu salah seorang perempuan memasuki toko dan langsung berjalan ke arah tas limited edition yang terpajang di toko.
"Selamat datang Nona Naira," ucap sang pelayan menyambut perempuan itu membuat astin langsung menoleh ke arah perempuan yang baru saja datang.
Dia mengenal perempuan itu, teman Chika, mereka pernah pergi bertiga dan Naira ikut membantu Chika merundungnya secara halus.
"Halo," Naira tersenyum cantik, "aku kemari untuk tas yang ada di sana," ucap Naira sambil menunjuk tas dalam etalase yang sebelumnya merupakan tas yang diinginkan oleh Astin.
"Ah,,, kau datang di waktu yang tepat, kebetulan stoknya tinggal satu saja," ucap sang perempuan menyambut Naira dengan penuh kehangatan.
Perempuan kaya itu sudah sering berbelanja Di toko mereka jadi tentunya mereka akan memperlakukan perempuan itu dengan sangat baik dan menjual tas limited edition mereka padanya.
Astin mengerutkan keningnya, jelas-jelas sebelumnya kasir telah mengatakan bahwa tidak ada stok untuk tas itu.
Jadi Astin menarik kartu kredit dari dalam dompetnya sambil menatap sang kasir yang tampak menggigit Bibir bawahnya setelah menyadari apa yang terjadi.
"Kau bilang stoknya habis?" Tanya Astin.
"Eh? Itu,," sang kasir menatap ke arah temannya, dia menggerutu dalam hati gara-gara waktu yang tidak tepat.
"Jadi,,, karena aku menanyakannya lebih dulu, bukankah kau harus memberikan kesempatan padaku terlebih dahulu untuk membelinya?" Tanya Astin sambil memainkan kartu kredit di tangannya.
Itu adalah kartu kredit limited edition yang hanya ada 10 di dunia, dan satunya ada di tangannya. Astin sengaja menggerak-gerakkannya untuk menarik perhatian perempuan di hadapannya, Sebab Dia juga merasa kesal gara-gara perlakuan perempuan itu.
Dia mendapatkan kartu kredit itu dari Arga di hari ketiga pernikahan mereka saat Ketika Tuan besar memarahi Arga gara-gara pakaian yang dikenakan astin selama berada di rumah ialah pakaian yang itu-itu saja.
Dan karena tekanan dari kakeknya, saat itu Arga dengan kesal memberikan kartu kredit itu dan sampai sekarang Astin belum pernah menggunakannya, Sebab Dia memilih menggunakan kartu kredit yang dibuatkan tuan besar untuk.
Lagi pula selama ini pengeluarannya masih tidak terlalu banyak karena dia belum mengerti tentang mode dan alat kecantikan serta berbagai hal-hal lainnya yang sebelumnya menjadi kesenangan para wanita.
Sang kasir yang melihat kartu di tangan Astin pun melototkan matanya, kartu itu!
Apakah asli?
"Jadi kau akan memberikanku atau tidak?" Tanya Astin.
"Itu,,," sang kasir melihat ke arah temannya, dan mendapati temannya telah memberikan satu-satunya tas yang tersisa pada perempuan bernama Naira.
Maka begitu, Naira belum sempat mengambilnya karena perempuan itu masih repot memasukkan ponselnya ke dalam tas.
Sang Perempuan pun dengan cepat berlari menghampiri temannya yang memegang tas limited edition itu.
"Tunggu sebentar," bisik sang kasir pada temannya.
"Ada apa?" Tanya sang pelayan heran.
"Perempuan di sana juga menginginkan tas itu, dia lebih dulu bertanya," ucap sang kasir bisa didengar oleh Naira sehingga Naira mengeryit sambil mengikuti arah tatapan kasir itu.
Ketika dilihatnya perempuan yang dimaksud oleh sang kasir, Naira mengerutkan keringnya.
Bukankah itu Astin?
Naira pun menggertakan giginya, lalu berjalan menghampiri Astin, tak menyangka akan bertemu dengan seorang desa di tempat itu.
Tatapan yang ia lemparkan pada Astin begitu merendahkan, hingga para pelayan di sana pun bisa mengetahui bahwa hubungan kedua orang itu sama sekali tidak baik.
kalo lihat jangan pingsan ya rik🤣🤣🤣