Siapa sangka kalau gadis lugu yang introvert luar biasa bisa menjadi seorang pelindung umat manusia? Terlahir kembali setelah selamat dari kecelakaan mengenaskan, Reina Sasaki kini berubah menjadi seorang Cyborg yang dilengkapi senjata dan kemampuan bertarung hebat. Bisakah Reina menjadi orang yang berbeda di dunianya yang baru saat ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Epsiode 12: A Test for The Future
Setelah mendengar lawan yang akan dihadapi mereka di simulasi nanti, Reina benar-benar tak bisa bergerak sedikitpun. Ia kemudian bertanya pada Charo.
“The Conqueror… apa maksudmu?” Tanyanya dengan penuh keraguan. Charo pun menjawab dengan cukup tenang.
“The Conqueror sejatinya adalah entitas luar angkasa yang sudah ada di kehidupan ini sejak milyaran tahun yang lalu. Dan setiap 10 tahun, mereka selalu memakan tiap planet yang rusak di jangkauan mereka. Seperti yang kita tahu, bumi semakin hari semakin tercemar.
Entah lingkungannya, orang-orangnya. Kehidupan di bumi saat ini sudah sangat menjijikan untuk mereka” ucap Charo.
“Puncaknya adalah ketika perang nuklir di bumi yang terjadi 70 tahun lalu, atau lebih tepatnya di tahun 2018. Saat itu, China dan Russia melakukan serangan besar-besaran kepada Amerika.
Dan dengan seketika 90% mahluk bumi lenyap akibat tak bisa menahan daya serangan nuklir yang begitu kuat” lanjutnya. Reina hanya bisa terdiam mendengar cerita tersebut.
Yup, dia tidak ingat lagi dengan memori yang ia miliki saat masih menjadi manusia normal.
“Oleh sebab itu, The Conqueror yang punya tradisi untuk memakan semua planet yang sudah terinfeksi pastinya mengincar bumi dari lama. Proses ini sempat terhenti karena The Conqueror berhasil disegel di kediamannya, entah oleh siapa.
Yang jelas sejak peristiwa tersebut, manusia pada akhirnya jadi memiliki sejumlah kecil DNA dan imajinasi bentuk dari mahluk tersebut” ucapnya. Reina yang baru sadar dengan hal tersebut kemudian menyela penjelasan Charo.
“Jadi yang akan kita lawan… adalah replikanya?” Tanya Reina. “Tepat sekali” jawab Charo.
Tak lama dari pembicaraan tersebut, alarm pengumuman berbunyi. “Kepada seluruh Ronan, harap menghadap ke armada selatan” perintah seseorang dari sebuah speaker.
Charo dan Reina pun kemudian meninggalkan tempat tersebut dan bergegas menuju armada selatan WDT. Sesampainya disana, terlihat seluruh Ronan berkumpul di satu tempat. Semuanya, kecuali Daka.
Semua Ronan yang ada disana-sana tampak kebingungan, kecuali Diane. Ia tampak sedih dan hampir tak bisa menutupi kesedihannya.
“Seperti yang kita tahu, kita sangat terpukul dengan serangan tiba-tiba yang dilakukan oleh pihak tak dikenal beberapa waktu ke belakang. Kita juga kehilangan salah satu rekan kita yang gugur dalam pertarungan tersebut” umum Sir Paolo Mercy.
Raut mukanya juga dipenuhi dengan penyesalan yang hebat.
“Semoga setelah ini, kita tidak lagi kehilangan Ronan lain.” Lanjutnya. Reina kemudian tersadar kalau Ronan dengan nomor 11 tidak hadir di pertemuan ini.
Ia juga sempat melirik ke arah Diane yang terlihat begitu sedih. Bagaimana tidak, Daka dan Diane sudah cukup akrab sejak pertama kali mereka ditugaskan untuk patroli di kota Metro. Ia juga tampak begitu menyesal kantaran tidak berhasil menolong Daka ketika bertarung dengan Green Snake.
Seketika suasana di tempat itu menjadi sangat sunyi. Chips, Tiff, Eve, Rendo, Reo dan bahkan Reina yang berada langsung di lokasi tersebut tentu juga ikut terpukul.
Setelah keheningan luar biasa, Sir Paolo Mercy pun melanjutkan pengumumannya. “Untuk mengatasi hal tersebut, kalian semua akan bertarung dengan replika The Conqueror yang sudah kita kerjakan sejak belasan tahun lalu” ucapnya.
“Replika ini punya sedikit dna saja yang sudah dikembangkan. Harap hadapi monster ini dengan serius. Karena meskipun sedikit, DNA ini menampung kekuatan yang tidak bisa dikendalikan oleh manusia” lanjutnya.
Semua Ronan disana tampak sedikit terkejut. Reina yang mendengar itu juga kembali menatap kedua tangannya. Ia masih tak percaya kini ujian terberat selama ini akan segera menghampirinya.
“Kami juga sudah mempersiapkan batre di pod milik masing-masing Ronan. Segera persiapkan dari sekarang karena kalian dipastikan akan sangat membutuhkannya.
Setelah itu, kalian berangkat menggunakan mesin teleport ini” tambah Sir Paolo Mercy sambil menunjuk ruang teleport di sebelahnya. Semua Ronan pun mengiyakan perintah tersebut dan mereka pun bergegas ke pod masing-masing.
Disana Reina yang sedang mempersiapakan beberapa batre didatangi oleh Reo. “Hai, bagaimana kabarmu?” Tanya Reo. Reina menjawab “Baik. Bagaimana dengamu?” Tanya Reina.
“Luar biasa. Kuharap ujian hari ini akan lebih mudah ya” lanjut Reo. Reina hanya mengangguk.
“Bagaimana dengan lengamu?” Lanjut Reo sambil memgang tangan baru Reina. “Jauh lebih baik. Tapi akhirnya kini aku bukan manusia secara permanen” jawab Reina dengan nada yang cukup sedih.
Mendengar hal tersebut, Reo kemudian menenangkan Reina. “Manusia atau bukan, kita semua masih punya kesadaran sebagaimana manusia semestinya.
Hilangkan perasaan itu, karena kita juga adalah satu-satunya harapan terakhir untuk umat manusia” ucap Reo sambil memegang pundak Reina. Merasa cukup tenang, Reina pun kembali tersenyum.
Setelah semua Ronan sudah cukup siap, mereka pun bergegas menuju ruang teleport dan seketika mereka pun berpindah tempat. Semua Ronan disana tampak begitu kebingungan dengan tempat baru ini.
Seluruh tempatnya dilapisi pasir. Mereka juga melihat betapa tingginya dinding yang mengelilingi mereka.
“Selamat datang di Desert Area. Ini adalah area simulasi yang dikemukakan oleh Sir Paolo Mercy itu sendiri, untuk area pelatihan Ronan di luar ruangan.
Perkenalkan, aku adalah Palaki Pedroso, pengawas area ini” ucap seorang wanita yang tengah meperkenalkan diri tersebut.
“Ujian kali ini akan membuat setiap Ronan memiliki regu. Masing-masing regu harus berhasil mengalahkan replika The Conqueror satu ini dalam satu menit.
Jika berhasil, kalian bisa langsung istirahat di sini. Dan jika kalian gagal, kalian harus mengalahkan monster lain yang ada di area sebelah dalam 30 detik” umum sang wanita.
Mendengar hal tersebut, semua Ronan tentu tertegun dengan syarat berhasil ujian kali ini. Pertarungan melawan The Conqueror pasti akan berlangsung sengit. Meskipun mereka belum melihat wujud asli replikanya, mereka yakin ini adalah ujian tersulit selama ini.
“Akan kuumumkan tiap regu untuk setiap Ronan. Satu regu akan diisi dengan 3 anggota.” Lanjutnya sambil menayangkan nama nama Ronan.
Terlihat ada 19 nama Ronan. Tentu hal ini membuat satu orang akan bekerja sendirian. Siapa dia?
Palaki kemudian mulai mengacak nama.
Terlihat grup A diisi oleh Charo, Chips dan Ronan nomor 6.
Grup B diisi oleh Rendo, Jules dan Ronan nomor 5.
Grup C diisi oleh Reo, Eve dan Tiff.
Grup D diisi oleh Ronan nomor 13 , Ethan, dan Diane.
Grup E akan diisi Ronan nomor 14,15 dan 16, dan grup F akan diisi oleh Ronan nomor 18,19 dan 20.
Semua Ronan mendapat grup, kecuali satu orang. Itu artinya…
“Aku sendiri” ujar Reina sambil menatap bracket pengisian grup. Semua Ronan kemudian terkejut, tak terkecuali Reo yang dekat dengan Reina.
“Apa maksudnya ini? Kenapa nomor 17 hanya sendirian saja?” Tanyanya dengan nada yang cukup kesal.
Palaki pun kemudian tersenyum dan menjelaskan hal tersebut “Beberapa dari kalian harus segera beradaptasi dengan cepat dengn situasi perang.
Nomor 17 di satu sisi, harus bisa berkembang sendirian. Apa kamu siap?” Tanyanya menunjuk Reina. Reina mengangguk.
“Baiklah kalau begitu. Kita mulai sebentar lagi” ujar Palaki sembari meninggalkan lapangan.
Charo yang sudah mengetahui hal ini kemudian hanya bisa menatap Reina dengan raut yang serius. Ia tahu kalau WDT tidak akan membiarkan Reina beristirahat.
Mereka ingin Reina menjadi senjata mematikan yang untouchable. Dari kejauhan pun ia bergumam “Semoga berhasil” sambil menatap Reina.
Lanjutkan thor/Cake//Coffee//Good/